Jaring tiga lapisciker Pancing rawai

ikannya dilakukan dengan cara mengangkat jaring, sehingga ikan terperangkap di jaring. Di Pangandaran dan sekitarnya, alat tangkap ikan ini lebih dikenal dengan nama “bagang.” Kontruksi bagan ini sebagian besar terbuat dari bambu yang dibentuk sedemikian rupa menyerupai bangunan rumah. Bagan berdasarkan penempatan daerah penangkapannya terdiri atas dua jenis yaitu bagan tancap dan bagan apung. Bagan tancap sesuai dengan namanya adalah jenis bagan yang peralatannya ditancap permanen tidak bisa dipindah-pindah dan biasanya ditempatkan tidak jauh dari pantai, sedangkan bagan apung adalah jenis bagan yang sesuai namanya terapung-apung di laut dengan menggunakan pelampung – pelampung yang terbuat dari drum-drum plastik dan dilengkapi jangkar supaya tidak terbawa arus laut dan dapat dipindah-pindah lokasi penempatannya sesuai dengan keinginan pemiliknya. Sepintas bagan ini sama kontruksinya dengan keramba jaring apung KJA yang bias digunakan untuk budidaya ikan, hanya ukuran bagan lebih kecil jika dibandingkam dengan ukuran KJA. Jenis ikan yang tertangkap oleh bagan, baik bagan tancap maupun bagan apung adalah jenis-jenis ikan pelagis atau jenis-jenis ikan yang berenang di permukaan air laut yang biasanya berukuran kecil dan sifatnya bergerombol schooling, antara lain ikan layangan dan petek. Alat tangkap ini sangat efektif untuk menangkap ikan layangan dan ikan teri. Apabila sedang musim ikan layangan dan teri, bagan dapat menangkap ikan layangan dan teri antara 4 – 6 ton dalam satu malam. Tabel 16 dan Gambar 6 menunjukkan perkembangan alat penangkapan ikan di Pangandaran sejak tahun 2003 – 2007. y = 163x 2 - 653533x + 7E+08 R 2 = 69,82 500 1000 1500 2000 2500 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Tahun Ju m la h al at t an g kap u n it Tabel 16 Perkembangan jumlah alat penangkapan ikan di Pangandaran menurut jenis tahun 2003 – 2007 Jenis Alat Tangkap Tahun No Unit 2003 2004 2005 2006 2007 1. Pancing rawai 84 85 85 50 85 2. Pukat pantai 37 12 12 14 14 3. Gill net 843 737 737 475 1.648 4. Dogol 141 158 158 97 97 5. Tramell Net Ciker 83 94 94 52 52 6. Bagan 36 36 0 16 20 Jumlah 1.224 1.122 1.086 704 1.916 Sumber : HNSI Ciamis 2008 diolah kembali Sumber : HNSI Ciamis 2008 diolah kembali Gambar 6 Trend perkembangan jumlah alat penangkapan ikan di Pangandaran Kurun waktu tahun 2003 – 2007 y = 163x 2 – 653.533x + 7E + 08 R 2 = 69,82

5.2.3 Nelayan

Kemajuan perikanan merupakan titik tolak kemajuan daerah pesisir. Nelayan sebagai motor pengerak dalam kegiatan penangkapan ikan memiliki peranan penting dalam operasi penangkapan ikan. Tingkat pengetahuan akan metode pengoperasian alat tangkap dan keberadaan ikan merupakan hal penting harus dimiliki oleh nelayan. Selama ini nelayan Pangandaran memperoleh pengetahuan mengenai metode pengoperasian dan tentang fishing ground dari pengalaman dan coba-coba atau “try and error”. Kegiatan penangkapan ikan merupakan aktifitas yang sangat aktif di Pangandaran, hal ini terjadi karena kegiatan perikanan merupakan mata pencaharian sebagian besar masyarakat Pangadaran selain pariwisata. Nelayan di Pangandaran tidak hanya berasal dari penduduk asli setempat tetapi sebagian juga berasal dari Tasikmalaya, Cilacap, Pameungpeuk dan Sukabumi. Menurut Undang – Undang nomor 31 tahun 1999 tentang Perikanan, nelayan adalah sumberdaya manusia yang memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan operasi penangkapan ikan. Pada umumnya keahlian dalam operasi penangkapan ikan yang dimiliki nelayan berdasarkan pengalaman ynag telah didapatkan. Nelayan yang ada di Pangandaran berdasarkan kepemilikan alat tangkap dibedakan dua yaitu: a Juragan atau nelayan pemilik adalah golongan nelayan yang memiliki fasilitas produksi atau kapal penangkapan ikan. Nelayan ini ditunjuk sebagai ketua kelompok nelayan, masing-masing ketua kelompok memiliki anak buah kapal. Nelayan pemilik atau ketua kelompok nelayan berperan di dalam proses pendaratan. b Nelayan buruh adalah nelayan yang terjun langsung dalam operasi penangkapan ikan dan tidak memiliki alat tangkap. Mereka merupakan pihak pelaksana dan lainnya adalah adalah kapal yang menggunakan motor dalam untuk menaikkan hasil tangkapan ikan ke atas kapal. Nelayan Pangandaran tidak hanya berasal dari penduduk asli setempat sebagian juga berasal dari Tasikmalaya, Cilacap, Pameungpeuk dan Sukabumi. Perkembangan jumlah nelayan Pangandaran dapat dilihat pada Tabel 17 dan Gambar 7.