5 Mengembangakan pasar ikan yang higienis dan sehat sehingga kesan pasar
ikan yang kotor dan bau dapat dihilangkan, yang pada akhirnya akan menjadikan hasil tangkapan ikan yang didaratkan di PPI Pangandaran
memiliki nilai jual yang relatif tinggi karena kualitasnya terjaga dengan baik, sehingga wisatawan yang datang pun merasa nyaman dan
selanjutnya berkeinginan untuk menikmati hidangan yang berasal dari ikan laut sea food, terutama wisatawan mancanegara yang sangat
memperhatikan kebersihan dan kualitas makanan yang disajikan baik dari cara penanganan ketika masih mentah sampai penanganan sesudah masak.
7.4.3 SDM pengelola
Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa SDM pengelola agar kesinergisan antara pariwisata dan perikanan tangkap dapat berjalan dengan baik,
maka sebaiknya dilakukan oleh sebuah badan otorita. Semakin berkembangnya suatu usaha maka semakin dituntut pula usaha itu sendiri untuk lebih profesional
dalam mengelola usaha dimaksud. Oleh karena itu SDM yang duduk di badan otorita yang dibentuk untuk mengelola objek wisata Pangandaran harus benar-
benar orang yang mengerti tentang bidang pariwisata dan perikanan tangkap, sehingga perlu diseleksi dengan ketat.
Agar SDM pengelola yang ada dapat bekerja maksimal, maka penggajian didasarkan kinerja dari masing-masing SDM insentif berbasis kinerja, sehingga
motivasi dari masing-masing SDM pengelola benar-benar terfokus untuk mengelola objek wisata Pangandaran termasuk juga pengelolaan PPI Pangandaran
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan wisata di Pantai Pangandaran. Oleh karena itu, SDM pengelola yang diberikan tanggung jawab untuk mengelola
badan otorita ini harus memenuhi kriteria-kriteria dan spesifikasi pendidikan yang cukup menunjang dan sesuai dengan bidang yang dikerjakannya guna
keberhasilan dari badan otorita itu sendiri. Adapun kebutuhan SDM pengelola badan otorita lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 35.
Tabel 35 Kebutuhan SDM pengelola badan otorita
No Kualifikasi Pendidikan
Jumlah Orang
1. S1 Manajemen
1 2. S1
Planologi 2
3. S1 Komunikasi
2 4. S1
Pariwisata 3
5. S1 Perikanan
Tangkap 3
6. S1 Pengolahan
Perikanan 2
7. S1 Akuntansi
2 8.
S1 Teknik Kelautan 2
9. D3 Perikanan
Tangkap 5
10. D3 Pengolahan Perikanan
3 11.
D3 Akuntansi 2
12. D3 Pariwisata
3 13. SLTA
20
8 KONTRIBUSI AKTIVITAS PPI DAN WISATA PANTAI
PANGANDARAN TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN NELAYAN
8.1 Tingkat Kesejahteraan Nelayan
Kesejahteraan nelayan dalam konseptualisasi model peningkatan kesejahteraan nelayan menggunakan konsep dari BPS. Menurut BPS 1991
kesejahteraan mempunyai aspek yang sangat kompleks dan tidak memungkinkan untuk menyajikan data yang mampu mengukur semua aspek kesejahteraan,
sehingga indikator yang digunakan dalam penelitian disesuaikan dengan indikator kesejahteraan rumah tangga yang telah dimodifikasi.
8.1.1 Indikator tingkat pendapatan rumah tangga
Pendapatan rumah tangga nelayan di Pangandaran diperoleh dari hasil kerja anggota rumah tangga yang dikelompokkan menjadi pendapatan usaha
perikanan dan usaha pariwisata. Hasil perhitungan pendapatan rata-rata dari usaha perikanan ternyata lebih besar dari pendapatan rata-rata dari usaha
pariwisata, total pendapatan rata-rata sebesar Rp12.300.000,00 per tahun dengan pendapatan per kapita Rp3.619.626,00 per tahun Tabel 36.
Tabel 36 Pendapatan rata-rata rumah tangga nelayan di Pangandaran tahun 2007
No. Pendapatan Rumah Tangga
Pendapatan Rp Persentase
1. Pendapatan usaha perikanan
12.300.000,00 95,27
2. Pendapatan usaha pariwisata
610.000,00 4,73
3. Total pendapatan
12.910.000,00 100,00
4. Pendapatan per kapita
3.619.626,00 28,04
Sumber : Data primer diolah kembali 2008
Kriteria kemiskinan didasarkan pada kebutuhan sembilan bahan pokok dalam setahun sesuai dengan harga yang berlaku di daerah penelitian. Sembilan
bahan pokok yang jumlahnya telah ditetapkan, disetarakan dengan pendapatan per kapita per tahun dari rumah tangga nelayan Pangandaran. Jumlah sembilan bahan
pokok yang ditetapkan adalah 100 kg beras, 15 kg ikan asin, 6 kg gula pasir, 6 kg