Pengelolaan SDM pelabuhan perikanan

2.3 Pariwisata

Pariwisata adalah kegiatan yang terjadi karena pengaruh atau hubungan yang ditimbulkan oleh perjalanan dan persinggahan yang dilakukan orang-orang diluar tempat tinggalnya dengan tidak bermaksud mencari nafkah di tempat tersebut Muslichun 1978 diacu dalam Hidayati 1997. Rutledge 1971 diacu dalam Muntasib 1992 mendefinisikan rekreasi sebagai usaha atau kegiatan yang dilakukan pada waktu senggang untuk mengembalikan kesegaran fisik maupun mental yang dihasilkan oleh pekerjaan rutin. Rekreasi di alam terbuka wisata alam sekarang sedang marak dan berkembang. Taman buah, pemandangan pantai dan kampoeng wisata merupakan beberapa obyek wisata yang sedang ramai dikunjungi oleh wisatawan. Kegiatan wisata alam sekarang yang ada di Indonesia memberikan peluang bisnis yang menjanjikan karena Indonesia kaya akan keindahan alamnya; termasuk keindahan pantainya, mengingat Indonesia negara kepulauan. Perkembangan sekarang, sektor lain seperti perikanan laut dapat dijadikan juga obyek wisata dengan kemasan yang menarik. Kondisi ini mampu mengefektifkan dan mengoptimalkan kinerja sektor yang ada guna meningkatkan pemasukan daerah Sobari et al. 2007 Kecamatan Pangandaran merupakan suatu wilayah pesisir yang juga digunakan merupakan obyek wisata pantai. Menurut Fahrudin dan Oktariza 1995 diacu dalam Hidayati 1997 menyatakan bahwa obyek wisata pantai yang terdapat di Kecamatan Pangandaran terdiri atas Pantai Karangnini, Pantai Pangandaran, Cagar Alam Pananjung, Pantai Karang Tirta, dan Pantai Batu Hiu. Sektor perikanan tangkap yang ada digunakan sebagai penunjang pengembangan sektor pariwisata di Pangandaran, sebagai contoh wisatawan dapat membeli ikan sebagai oleh-oleh di PPI Pangandaran Anonim 1994. Wisatawan yang datang ke Pangandaran bukan hanya berasal dari wisatawan lokal akan tetapi dari mancanegara juga. Infrastruktur yang ada sudah mampu mendukung kelancaran berjalannya sektor pariwisata. Jalan menuju lokasi wisata Pantai Pangandaran berupa jalan kabupaten dengan jalan beraspal. Kendaraan umum berupa bus juga sampai ke Pantai Pangandaran Hidayati 1997.

2.3.1 Permintaan Pariwisata

Menurut Lipsey, Courant, Purvis dan Steiner 1995 permintaan adalah hubungan menyeluruh antara kuantitas komoditas tertentu yang akan dibeli konsumen selama periode waktu tertentu, dengan harga komoditas itu. Wahab 1989 merumuskan permintaan pariwisata sebagai sesuatu yang menunjuk hubungan fungsional yang memberitahukan jumlah yang akan dibeli dengan bermacam-macam harga pada waktu dan tempat tertentu. Permintaan pariwisata dipengaruhi oleh wisatawan, waktu luang, uang pendapatan, keamanan, jarak, fasilitas objek wisata, selera, kondisi objek wisata itu sendiri dan lain-lain. Permintaan pariwisata timbul karena adanya kebutuhan para wisatawan selama melakukan wisata di suatu tempat dan waktu tertentu. Menurut Yoeti 1996 permintaan rekreasi mempunyai ciri khas, yaitu : 1 Permintaan sangat elastis, namun tidak hanya dipengaruhi oleh harga saja, tetapi oleh banyak faktor; 2 Permintaan sangat sensitif terhadap kondisi sosial politik yang dapat merubah keinginan seseorang untuk melakukan perjalanan rekreasi; 3 Tergantung pada waktu, yaitu adanya waktu luang untuk seseorang melakukan perjalanan rekreasi; 4 Dipengaruhi oleh musim, oleh karena itu terlihat adanya waktu ramai dan waktu sepi; 5 Permintaan terpusat pada tempat tertentu dan; 6 Dipengaruhi oleh pendapatan. Biasanya orang-orang baru akan melakukan rekreasi kalau kebutuhan pokoknya sudah terpenuhi.

2.3.2. Metode Biaya Perjalanan Pariwisata

Menurut Fauzi 2000 metode biaya perjalanan ini kebanyakan digunakan untuk menganalisis permintaan terhadap rekreasi di alam terbuka outdoor recreation seperti memancing, berburu, hicking, dan sebagainya. Secara prinsip metode ini mengkaji biaya yang dikeluarkan setiap individu untuk mendatangi tempat-tempat rekreasi tersebut. Lipton et al. 1995 diacu dalam Sobari 2007 menyatakan bahwa metode biaya perjalanan merupakan metode yang biasa digunakan untuk memperkirakan