Strategi SO Strategi ST Strategi WO Strategi WT

Alternatif strategi yang telah disusun selanjutnya ditentukan tiga strategi utama yang diprioritaskan untuk diterapkan dalam peningkatan pengelolaan PPI Pangandaran dan Wisata Pantai Pangandaran yang sesuai dengan kondisi internal dan eksternal melalui pembobotan dan skoring Lampiran 9. Selanjutnya dilakukan perangkingan untuk menentukan tiga strategi utama yang akan diterapkan Tabel 49. Tabel 49 Analisis keterkaitan antar unsur SWOT No. Unsur SWOT Keterkaitan Jumlah Bobot Ranking Strategi SO 1. SO1 Pengembangan perikanan tangkap: S1, S2, S3, S4, O1, O2 21 4 2. SO3 Pengembangan wisata bahari: S6, O1 5 12 3 SO3 Pengembangan usaha ikan hias laut : O2, O3 6 11 Strategi ST 4. ST1 Pengelolaan sumberdaya secara terpadu : S1, S3, S4, T1, T4 22,5 3 5. ST2 Pengaturan sistem tata niaga pemasaran : S1, S5, S6, T3 14 10 Strategi WO 6. WO1 Terbatasnya sarana dan prasarana pelabuhan : W1, W2, O4, O5 24 2 7. WO2 Kurangnya pengetahuan tentang sanitasi dan higienitas: W2, W7, O4, O5, O6, 20 6 Lanjutan tabel 49. No. Unsur SWOT Keterkaitan Jumlah Bobot Ranking 7. WO2 Kurangnya pengetahuan tentang sanitasi dan higienitas: W2, W7, O4, O5, O6, 20 6 8. WO3 SDM nelayan masih rendah : W6, O1, O2, O3, O4 17,5 8 9. WO4 Modal usaha yg terbatas : W7, O1, O2, O3, O4 15 9 10. WO5 Minimnya informasi tentang potensi dan daya dukung lingkungan : W1, W5, W6, O1, O2, O3, O4 17,5 7 Strategi WT 11. WT1 Pengelolaan sumberdaya berbasis masyarakat : W1, W3, W4, W6, W7, T1, T3, 28 1 12. WT2 Pengawasan kegiatan penangkapan ikan : W1, W5, W6, T2, T3 20 5 Berdasarkan Tabel 49 di atas dapat dketahui 3 tiga alternatif strategi dalam upaya meningkatkan pengelolaan PPI Pangandaran dan wisata pantai Pangandaran dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan. Strategi pertama yang dapat dilakukan oleh pihak pengelola adalah srtategi WT1 yaitu meningkatkan pengelolaan perikanan tangkap dan wisata pantai berbasis masyarakat. Segala aktivitas yang berhubungan dengan pengelolaan perikanan tangkap dan wisata pantai dilakukan dengan melibatkan seluruh masyarakat yang disalurkan melalui lemabaga swadaya masyarakat yang ada. Strategi kedua yang dapat menjadi prioritas bagi pihak pengelola adalah strategi WO1 yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan. Banyak aktivitas destruktif yang sifatnya merusak lingkungan yang akhirnya secara tidak langsung umumnya merugikan masyarakat dan secara khusus merugikan pemerintah daerah. Perlu adanya sosialisasi dan penambahan pengetahuan yang menyangkut kelestarian lingkungan. Strategi ketiga adalah strategi ST1 yaitu mengelola perikanan tangkap dan wisata pantai secara terpadu dengan melibatkan seluruh instansi terkait, sehingga anggaran yang tersedia di masing-masing instansi dapat difokuskan dalam mempercepat pembangunan sarana dan prasarana perikanan tangkap dan wisata pantai. Dari ketiga strategi di atas, maka dapat diambil satu strategi utama grand strategy dalam peningkatan pengelolaan PPI dan wisata Pangandaran Pembentukan Badan Otorita untuk mengelola PPI dan wisata Pantai Pangandaran secara terpadu dan berkelanjutan dengan melibatkan peran serta masyarakat di sekitarnya. 9 KESIMPULAN DAN SARAN

9.1 Kesimpulan

1 Secara umum kondisi aktual pengelolaan PPI Pangandaran kurang memadai terutama fasilitas – fasilitas dan kemampuan personil yang ada. 2 Surplus konsumen kegiatan wisata sebesar Rp348.714,00 per tahun per individu dengan demikian nilai ekonomi yang didapat oleh objek wisata Pantai Pangandaran yaitu Rp6.817.129.634,00 per tahun. 3 Berdasarkan indikator tingkat kesejahteraan BPS yang digunakan diperoleh bahwa tingkat kesejahteraan nelayan Pangandaran termasuk ke dalam kategori kesejahteraan tinggi. 4 Berdasarkan kriteria kemiskinan Sajogyo, maka diperoleh hampir seluruh rumah tangga nelayan Pangandaran termasuk kategori tidak miskin. 5 Total rata-rata pendapatan nelayan Pangandaran adalah Rp12.910.000,00 per tahun, meliputi kontribusi usaha perikanan tangkap 95,27 dan usaha pariwisata 4,73. 6 Telah terdapat sinergi antara kegiatan perikanan tangkap dengan pariwisata walaupun masih dalam tahap awal dan perlu terus dikembangkan, khususnya untuk kegiatan penjualan ikan hasil tangkapan dan kegiatan rekreasi bahari penyewaan kapalperahu nelayan untuk kegiatan rekreasi berupa keliling cagar alam Pangadaran melalui laut. 7 Strategi utama dalam upaya meningkatkan pengelolaan PPI Pangandaran dan wisata pantai Pangandaran dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan yang dapat dilakukan oleh pihak pengelola PPI dan wisata pantai Pangandaran adalah meningkatkan pengelolaan perikanan tangkap dan wisata pantai berbasis masyarakat. 9.2 Saran 1 Perlu dilakukan pengelolaan PPI Pangandaran dan wisata pantai pariwisata yang tepat sehingga dapat lebih meningkatkan kesejahteraan nelayan, untuk itu diusulkan dibuat suatu badan otorita yang menanganinya. 2 Diperlukan pengembangan fasilitas agar ikan yang didaratkan lebih banyak dan dapat memicu timbulnya industri-industri pengolahan di sekitar PPI Pangandaran. 3 Perlu dilakukan suatu trobosan baru mengenai promosi kegiatan perikanan tangkap yang dipaketkan dengan kegiatan pariwisata. 4 Secara umum kondisi PPI Pangandaran harus sudah ditingkatkan pengelolaannya mengingat potensi sumberdaya ikan yang masih besar untuk dieksploitasi. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1981. Standar Rencana Induk dan Pokok-Pokok Desain untuk Pelabuhan Perikanan dan Pangkalan Pendaratan Ikan. Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. Departemen Pertanian. Jakarta: PT. Inconeb. . . 2005. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 10 Tahun 2004 tentang Pelabuhan Perikanan. Jakarta. CV. Tamita Utama. Jakarta . . 2005. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan. CV. Tamita Utama. Jakarta. Aprianti Y. 2006. Analisis Teknologi Penangkapan Ikan Tepat Guna di Pangandaran Jawa Barat. [Skripsi]. Bogor. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Aziza L. 2000. Studi Perbandingan Fasilitas Pangkalan Pendaratan Ikan Labuhan Mainggai dan Lempasing Berkaitan dengan Kualitas Produksi Ikan yang Didaratkan. [Skripsi]. Bogor. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. [BPS] Badan Pusat Statistik. 1991. Statistik Kesejateraan Rumah Tangga 1991: Metode dan Analisis. Jakarta. Badan Pusat Statistik. . . 2003. Indikator Kesejahteraan Rakyat Indonesia. Jakarta. Badan Pusat Statistik. . . 2007a. Ciamis dalam Angka.Ciamis. Badan Pusat Statistik. [DKP] Dinas Kelautan dan Perikanan. 1994. Proposal Alternatif Penataan Kegiatan Perikanan Laut. Ciamis. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Ciamis. . . 2007. Laporan Tahunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Ciamis. Ciamis. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Ciamis. [Disparbud] Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. 2007. Laporan Tahunan Dinas Pariwista dan Kebudayaan Kabupaten Ciamis. Ciamis. Dinas Pariwista dan Kebudayaan Kabupaten Ciamis. Dahuri R. 2000. Pendayagunaan Sumberdaya Kelautan untuk Kesejahteraan Rakyar. Jakarta. LISPI bekerjasama dengan Ditjen P3K DELP. . . 2001. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta. PT. Pradya Paramita.