Potensi dan penyebaran sumberdaya perikanan Musim dan daerah penangkapan

Jalur I : Jalur Ia : 0 – 3 mil ƒ Alat penangakapan ikan menetap ƒ Alat tangkap ikan tidak tetap yang tidak dimodifikasi ƒ Perahu tanpa motor dengan panjang kurang dari 10 meter Jalur Ib : 3 – 6 mil • Alat penangkapan ikan yang dimodifikasi • Armada perikanan tangkap : 1. Tanpa motor dan motor tempel dengan panjang perahu kurang dari 10 meter 2. Motor tempel dan motor dalam dengan panjang perahukapal kurang dari 12 meter dengan muatan kurang dari 5 GT 3. Purse seines dengan panjang alat tangkap kurang dari 150 meter 4. Drift gill net dengan panjang alat tangkap kurang dari 1.000 meter Jalur II 6 – 12 mil • Kapal perikanan motor dalam dengan muatan kurang dari 60 GT • Kapal penangkap ikan dengan alat penangkapan ikan : 1. Purse seiner, kapal bukan group, panjang alat tangkap kurang dari 600 meter dan dua kapal bukan group dengan panjang alat tangkap kurang dari 1.000 meter 2. Tuna long line, mata pancing kurang dari 1.200 meter • Kapal perikanan pukat teri dan lift net • Kapal perikanan untuk penelitian, survey, ekspolarasi, dan latihan sesuai dengan persetujuan Dirjen Perikanan Jalur III : 12 mil • Kapal perikanan dengan bendera Indonesia dengan bobot kapal kurang dari 200 GT • ZEEI, Selat Malaka, kapal perikanan berbendera Indonesia dengan bobot kapal kurang dari 200 GT, Fish net lebih dari 60 GT • ZEEI di luar Selat Malaka 1. Kapal Perikanan berbendera Indonesia dan bendera asing untuk semua alat penangkapan ikan dengan bobot kapal kurang dari 350 GT 2. Purse seiner 350 – 800 GT dan purse seiner group beroperasi di luar 100 mil laut. Nelayan tradisional di Kabupaten Ciamis menentukan fishing ground berdasarkan pengalaman. Jarak yang ditempuh oleh nelayan sekitar 1 – 5 mil yang termasuk jalur penangkapan ke satu. Daerah penangkapan ikan meliputi perairan Teluk Pananjung, Teluk Parigi, Karapyak, Perairan Nusakambangan, dan Perairan Cilacap. Jenis – jenis ikan yang tertangkap oleh nelayan Kabupaten Ciamis dari berbagai daerah penangkapan ikan di atas sangat beragam, diantaranya yang banyak tertangkap adalah udang dogol, udang jerung, udang karang, ikan bawal hitam bawal putih, kakap putih, kakap merah, tenggiri, tongkol, kerapu, layur dan cucut.

4.2.3 Produksi dan nilai produksi hasil tangkapan ikan

Menurut DKP Ciamis 2007, produksi perikanan tangkap Kabupaten Ciamis tahun 2007 adalah sebesar 1.665,52 ton atau senilai Rp21.508369.145,00. Produksi tersebut mengalami peningkatan sebesar 9 1.605,62 ton dibandingkan dengan tahun 2006. Jumlah produksi hasil tangkapan terbesar terjadi pada bulan Januari dan terkecil terjadi pada bulan Mei. Jenis hasil tangkapan ikan di wilayah Kabupaten Ciamis pada tahun 2007 yang terbanyak adalah ikan layur, layang, tiga waja, kembung, udang krosok dan udang jerbung Tabel 8. Tabel 8 Perkembangan jumlah produksi ikan Kab. Ciamis Tahun 1999 – 2007 Tahun Jumlah ton Pertumbuhan per tahun 1999 3.091,0 - 2000 1.711,5 -80,6 2001 2.529,8 32,4 2002 2.168,2 -16,7 2003 2.599,6 16,6 2004 1.871,0 -38,9 2005 1.205,7 -55,2 2006 1.605,6 24,9 2007 1.665,5 36,0 Rata-rata pertumbuhan per tahun -12,7 Kisaran pertumbuhan per tahun 116,6 Sumber : DKP Kabupaten Ciamis 2008 diolah kembali Rata-rata pertumbuhan produksi hasil tangkapan ikan di wilayah Kabupaten Ciamis selama tahun 1999 – 2007 adalah negatif yaitu -12,7 dengan kisaran -80,6 – 36,0 per tahun. Pertumbuhan positif produksi hasil tangkapan ikan yang relatif tinggi hanya terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 36,0 . Produksi perikanan di wilayah Kabupaten Ciamis pada periode tersebut di atas cenderung terus menurun hal ini antara lain disebabkan karena menurunnya jumlah armada penangkapan yang ada di wilayah Kabupaten Ciamis dan juga relatif berkurangnya alat penangkapan ikan yang digunakan. Turunnya produksi juga disebabkan berkurangnya trip yang dilakukan dalam setahun karena sulitnya memprediksi cuaca, terutama arah dan besarnya angin yang tidak menentu dan kencang, sehingga sangat rawan untuk melaut. Penurunan drastis yang terjadi pada tahun 2000 dibandingkan dengan tahun 1999, disebabkan oleh berkurangnya armada penangkapan ikan dari jenis kapal motor, yang lebih memilih beroperasi di pantai utara, sedangkan kenaikan cukup tinggi yang terjadi pada tahun 2007 disebabkan oleh rusaknya sejumlah besar armada dan alat penangkapan ikan di Pangandaran akibat terjadinya bencana tsunami pada tanggal 17 Juli 2006, sehingga produksi penangkapan ikan rendah.

4.2.4 Unit penangkapan

ikan 1. Armada penangkapan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Ciamis 2008, menyatakan bahwa jumlah armada penangkapan ikan di wilayah Kabupaten Ciamis tahun 2007 sebanyak 2.189 unit, terdiri atas kapal motor sebanyak 4 unit 0,2, perahu motor tempel sebanyak 2.071 unit 94,6 dan perahu tanpa motor sebanyak 114 unit 5,2 Tabel 9. Tabel 9 Perkembangan jumlah armada penangkapan ikan menurut kategori di Kabupaten Ciamis tahun 1999 – 2007 TAHUN Kategori Armada unit 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Kapal Motor 23 4 4 4 4 4 4 4 4 Perahu Motor Tempel 886 951 1.142 1.244 1.510 1.548 1.548 962 2.071 Perahu Tanpa Motor 46 61 38 38 30 122 122 144 114 Jumlah 955 1.016 1.184 1.286 1.544 1.674 1.674 1.110 2.189 Pertum- buhan per tahun - 6,0 14,2 7,9 16,7 7,8 0 -5,1 49,3 Rata – rata pertumbuhan per tahun 5,7 Sumber : DKP Kabupaten Ciamis 2008 diolah kembali Rata – rata pertumbuhan armada penangkapan ikan di wilayah Kabupaten Ciamis selama sembilan tahun terakhir 1999 – 2007 adalah cukup kecil yaitu 5,7 namun pada tahun 2007 tingkat pertumbuhan armada penangkapan ikan di wilayah Kabupaten Ciamis adalah yang tertinggi yaitu sebesar 49,3. Besarnya pertumbuhan jumlah armada penangkapan ikan wilayah Kabupaten Ciamis pada tahun 2007 terutama diakibatkan oleh meningkatnya jumlah perahu motor tempel yaitu adanya bantuan perahu motor tempel ke wilayah Kabupaten Ciaamis sebanyak 1.500 unit dari Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia sebagai salah satu upaya recovery setelah