Sistem Pertanian dan Pola Pemanfaatan Sumberdaya Alam

podsolik, complex of soils, red yellow podsolik, organosol, dan latosol. Tanah jenis alluvial sesuai untuk kegiatan pertanian, umumnya terdapat di daerah endapan sungai di sepanjang Daerah Aliran Sungai dan rawa-rawa pantai. Kedalaman efektif tanah adalah batas kedalaman tanah yang dapat ditembus oleh akar tanaman untuk menyerap unsur hara. Semakin dalam lapisan tanah maka semakin besar pula kemungkinan tumbuhnya tanaman keras, sebaliknya bila tingkat kedalaman efektif tanah dangkal, maka tanaman yang memiliki perakaran dangkal yang dapat tumbuh. Teluk Bintuni secara umum mempunyai kedalaman efektif tanah lebih dari 25 cm.

5.2. Sistem Pertanian dan Pola Pemanfaatan Sumberdaya Alam

Sistem pertanian di Kawasan Teluk Bintuni cukup bervariasi mulai dari sistem pertanian yang sederhana tradisional sampai pada sistem pertanian yang sudah maju modern. Sistem pertanian yang masih sederhana pada umumnya terdapat pada kalangan petani suku-suku asli Bintuni, dimana mereka tidak melaksanakan kegiatan pengolahan lahan, seperti mencangkul atau penggemburan tanah. Penanaman biasanya dilakukan setelah melaksanakan tahap kegiatan penebangan, pembersihan dan pembakaran. Sedangkan sistem pertanian yang sudah agak maju umumnya terdapat pada suku-suku pendatang, baik suku pendatang Papua Ayamaru maupun pendatang non Papua Sulawesi dan Jawa. Penggunaan peralatan pertanian di kalangan petani suku asli Bintuni hanya berupa parang dan kapak yang digunakan untuk penebangan maupun pembersihan kebun dengan skala usaha relatif untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Sementara petani pendatang Papua menggunakan peralatan pertanian seperti cangkul dan alat semprot dan berusaha untuk memperbesar skala usahanya sepanjang komoditi yang ditanam masih memiliki prospek pemasaran. Kegiatan meramu baik menangkap ikan maupun menokok sagu merupakan dua pekerjaan yang dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan. Masalah jender tidak menjadi tolok ukur dalam pembagian kerja, kecuali untuk aktivitas berburu di hutan. Waktu untuk melakukan kegiatan juga tidak menentu tergantung musim dan keinginan mereka. Pemanfaatan sumberdaya alam oleh masyarakat pesisir Kawasan Teluk Bintuni disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Pemanfaatan Sumberdaya Alam Oleh Masyarakat Pesisir Kawasan Teluk Bintuni Sumberdaya Alam Bagian Manfaat Sagu 1. Pati pada batang 2. Pelepah 3. Daun 1. Di makanjual 2. Dinding rumah 3. Atap rumah Mangrove 1. Batang 2. Kulit 1. Tiang rumah, kayu bakar 2. Obat tradisional untuk penyakit kulit Pohon Nipah 1. Batang 2. Daun 3. NiraMayang 1. Dinding rumah 2. Atap Rumah 3. Disadap untuk dibuat tuak Ikan, Udang, Kepiting 1. Dikonsumsi 2. Dijual Sumber : Universitas Negeri Papua, 2003

5.3. Kependudukan