Pemanfaatan Nipah Sebagai Sumber Energi Alternatif

Domestik Regional Bruto PDRB tak hanya bertumpu pada satu komoditi atau perusahaan. 3. Penyediaan Pangan dan Bahan Bakar yang Berkelanjutan. Tujuan kebijakan umum untuk mempromosikan penanaman modal di bidang bahan bakar nabati di Papua adalah mendorong pemanfaatan : 1 bahan mentah berfungsi tunggal yang tidak mengganggu penyediaan pangan, dan 2 bahan mentah berfungsi ganda atau bahkan multiguna, yang dapat menghasilkan bahan pangan maupun memasok industri bahan bakar nabati. Hal ini akan berdampak memaksimumkan pemanfaatan sisa atau limbah dari produksi pangan untuk produksi bahan bakar nabati. 4. Kerukunan Sosial yang Berkelanjutan Kebijakan umum Provinsi Papua di bidang bahan bakar nabati bertujuan memberi batasan agar para penanam modal menghormati hak ulayat masyarakat adat dan hak-hak adat lain dari penduduk, baik yang berpengakuan formal maupun informal, seperti juga diisyaratkan dalam Otonomi Khusus OTSUS dan kebijakan-kebijakan provinsi yang ada.

2.2. Pemanfaatan Nipah Sebagai Sumber Energi Alternatif

Nipah dikenal sebagai tanaman serbaguna yang hidup di rawa payau di daerah pesisir. Secara tradisional daunnya digunakan sebagai atap rumah penduduk, buahnya yang seperti kolang-kaling sering dijadikan tambahan minuman penyegar dan manisan, niranya disadap dan dapat diolah menjadi gula Ambarjaya, 2007. Nipah tumbuh subur pada daerah payau yang dipengaruhi pasang surut, terutama sekali di muara sungai dan dibelakang hutan bakau. Terkadang jenis ini hidup sebagai kelompok sejenis yang sangat rapat. Nipah tersebar di Asia Tenggara terutama Malaysia, Indonesia Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan Papua, Papua Nugini, Filipina, Australia, dan Kepulauan Pasifik Barat. Tanaman nipah tumbuh subur di hutan daerah pasang surut hutan mangrove dan daerah rawa-rawa atau muara-muara sungai yang berair payau. Di Indonesia, luas daerah tanaman nipah adalah 10 persen atau 700 000 hektar dari luas daerah pasang surut sebesar 7 000 000 hektar. Populasi nipah diperkirakan sekitar 8 000 pohon per hektar sehingga dari luas areal tanam yang ada sekarang terdapat 5.6 miliar pohon. Tulisan mengenai potensi pengembangan nipah sebagai sumber energi alternatif di Indonesia belum banyak dilakukan, sehingga untuk mengetahui potensi nipah sebagai sumber energi alternatif, yaitu bioetanol belum diketahui. Namun pemanfaatan nipah sebagai bahan baku bioetanol telah dilakukan oleh Malaysia. Malaysia memanfaatkan nira nipah sebagai bahan baku bioetanol untuk bahan bakar nabati pengganti minyak bumi sekitar 11 000 liter per hektar per tahun. Tentu saja jika terobosan ini dapat dikembangkan dengan baik akan mampu meningkatkan pendapatan bagi masyarakat sekitarnya. Nipah diketahui mempunyai produktivitas yang sangat ekstrim, setiap tahunnya menghasilkan ribuan liter getah gula, yang mana secara tradisional digunakan untuk membuat alkohol dan bahan pemanis. Beberapa peneliti memiliki penemuan yang secara teori menghasilkan 15 000 sampai 20 000 liter bioetanol per hektar tanaman nipah Biopact, 2007

2.3. Tinjauan Studi Terdahulu