1.3. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan investasi pengembangan nipah dalam mendukung desa mandiri energi di
Kabupaten Teluk Bintuni, dan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis kelayakan non finansial pengembangan nipah di Kabupaten
Teluk Bintuni. 2.
Menganalisis kelayakan finansial dan ekonomi pengembangan nipah dari subsistem usahatani hingga subsistem industri pengolahan di Kabupaten Teluk
Bintuni. 3.
Menganalisis alternatif terbaik dalam pengembangan nipah dari berbagai skenario.
4. Menganalisis dampak perubahan harga output, harga input, dan upah tenaga
tenaga kerja terhadap kelayakan investasi pengembangan nipah di Kabupaten Teluk Bintuni.
1.4. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan informasi bagi: 1.
Pihak-pihak pengambil kebijakan pemerintah dan investor tentang potensi dan kelayakan investasi pengembangan nipah dalam mendukung desa
mandiri energi sehingga dapat merumuskan suatu kebijakan yang dapat mensejahterakan masyarakat dan menambah pendapatan bagi daerah.
2. Bagi petani nipah memberikan informasi mengenai manfaat yang dapat
diperoleh pendapatan dari pengembangan tanaman nipah sebagai bahan baku bioetanol. Selain itu penelitian ini diharapkan juga bisa bermanfaat
untuk menambah pengetahuan dan informasi bagi petani mengenai budidaya nipah sesuai dengan teknologi yang tepat.
1.5. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Lingkup dalam penelitian ini, yaitu pembahasan hanya dilakukan untuk melihat kelayakan pengembangan nipah dari subsistem usahatani hingga
subsistem industri pengolahan secara finansial dan ekonomi dalam mendukung desa mandiri energi. Analisis juga dilakukan terhadap aspek pasar dan
pemasaran, aspek teknis, aspek sosial, ekonomi, aspek budaya, aspek lingkungan, dan aspek pola kemitraan yang diuraikan secara deskriptif, yaitu hanya terbatas
pada hubungan kemitraan permodalan dan pemasaran antara perusahaan, penyadap, dan pemerintah. Selain itu dalam penelitian ini juga dilakukan
perhitungan untuk melihat sampai sejauh mana perubahan variabel-variabel sensitif terhadap kelayakan pengembangan nipah melalui analisis sensitivitas.
Kelayakan secara finansial dan ekonomi pengembangan nipah akan dibuat dalam enam skenario, yaitu 1 penyadapan nipah dan pabrik bioetanol kapasitas
1 000 liter per hari existing, 2 penyadapan nipah dan pabrik bioetanol kapasitas 100 liter per hari existing, 3 pabrik bioetanol kapasitas 1 000 liter per hari
dengan kadar etanol 96 – 98 persen, 4 pabrik bioetanol kapasitas 100 liter per hari dengan kadar etanol 60 – 70 persen, 5 skenario pengembangan perkebunan
nipah 23 hektar, dan 6 skenario pengembangan perkebunan nipah dan pabrik bioetanol kapasitas 1 000 liter per hari. Enam skenario ditentukan berdasarkan
kondisi lapangan dan rencana pengembangan nipah di Kabupaten Teluk Bintuni. Jadi penentuannya lebih kepada tahapan pengembangan nipah dari subsistem
usahatani hingga subsistem industri pengolahan. Skenario 1 dan 2 adalah kondisi
yang saat ini terjadi di Teluk Bintuni, dimana industri pengolahan bioetanol memanfaatkan bahan baku nipah yang berasal dari hutan nipah. Skenario 3 dan 4
dibuat untuk menilai kelayakan pembangunan pabrik bioetanol di Teluk Bintuni. Sedangkan skenario 5 dan 6 adalah rencana pengembangan nipah mulai dari
subsistem usahatani budidaya nipah hingga subsistem industri pengolahan bioetanol. Keseluruhan indikator tersebut yang akan menjadi perumusan
alternatif kebijakan dalam pengembangan nipah di Kabupaten Teluk Bintuni. Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini secara keseluruhan masih
terdapat berbagai keterbatasan, yaitu : 1.
Pada analisis kelayakan non finansial tidak ada pengukuran yang digunakan untuk menentukan kelayakan apakah aspek tersebut layak atau tidak.
Penentuan kelayakan dilakukan berdasarkan pendekatan atau asumsi yang dibuat. Hal ini karena keterbatasan data dan waktu penelitian yang dihadapi
oleh peneliti. 2.
Keterbatasan data untuk mencari harga bayangan lahan di Papua dan upah tenaga kerja per hari orang kerja, sehingga data tersebut banyak dilakukan
melalui pendekatan-pendekatan. 3.
Data mengenai budidaya nipah seperti penggunaan pupuk karena sedikitnya sumber pustaka yang diperoleh mengenai budidaya nipah baik buku, jurnal,
maupun hasil penelitian.
II. TINJAUAN PUSTAKA