satu  harga  perbatasan  yang  dipakai  bila  output  sedang  diekspor  atau  barang ekspor  potensial  di  masa datang  Suryana,  1980.   Harga  pasar  dalam  negeri
tidak  dipakai  karena  dengan  adanya  beberapa  peraturan  pemerintah  harga yang terjadi tidak mencerminkan keadaan pasar bersaing.  Diharapkan, harga
perbatasan  lebih  mendekati  biaya  imbangan  sosial  dari  output  yang  berarti mendekati harga bayangannya.  Bioetanol adalah produk tradeable yang akan
menjadi produk ekspor bagi Indonesia bila regulasi pemerintah berjalan baik. Namun,  hingga  saat  ini  bioetanol  sebagai  pengganti  bahan  bakar  minyak
belum  di  ekspor  sehingga  untuk  penilaian  harga  bayangan  output  tidak  bisa menggunakan  harga  perbatasan.    Untuk itu,  penilaian  harga  bayangan  output
dalam penelitian ini sama dengan harga aktualnya.
2.   Harga Bayangan Lahan
Pada  dasarnya  sebagian  besar  lahan  pertanian  di  Indonesia  masih  ditempati oleh pemiliknya sendiri, sehingga penilaian harga bayangan lahan adalah nilai
lahan  pada  penggunaan  alternatif  yang  terbaik.    Di  lain  pihak,  apabila  di daerah  proyek  terdapat  lahan  yang  disewakan  usahatani,  maka  nilai  sewa
lahan  dapat  digunakan  sebagai  dasar  menghitung  tambahan  manfaat  bersih tanpa  adanya  proyek  Gray  et  al.,  2007.    Dalam  penelitian  ini,  penentuan
harga  bayangan  dilakukan  berdasarkan  pendekatan  nilai  sewa  lahan  melalui pembayaran  hak  tanah  sebagai  ganti  rugi  kompensasi.    Besarnya  adalah
80  persen  dari  keuntungan  yang  diperoleh  dari  laba  rugi  usaha.    Nilai 80  persen  adalah  besaran  kompensasi  yang  harus  diberikan  khusus  untuk
investasi  bidang  perkebunan.    Penetapan  nilai  berdasarkan  Undang-undang Otonomi Khusus Pasal 34 Ayat 3 b.
3.   Harga Bayangan Sarana Produksi dan Peralatan
Harga  bayangan  sarana  produksi  dan  peralatan  didasarkan  pada  harga  input tradable
dan non tradable faktor domestik.  Sarana Produksi dan Peralatan yang digunakan adalah :
a. Bibit, nira nipah dan ragi kering merupakan input non tradeable sehingga
penentuan  harga  bayangan  didekati  dengan  harga  pasar.    Wiji  2007 menuliskan  pendekatan  ini  dilakukan  dengan  pertimbangan  tidak  ada
kebijakan  pemerintah  yang  mengatur  secara  langsung  dan  harga internasional tidak ada maka didekati dengan harga aktualnya.
b. Pupuk yang digunakan untuk keperluan budidaya nipah adalah urea, TSP,
dan KCL. Sementara untuk kebutuhan fermentasi nira nipah menggunakan pupuk  urea,  dan  NPK.    Harga  bayangan  urea  dihitung  berdasarkan  harga
FOB  dikali  SERnya  dikurangi  biaya  tataniaga,  sedangkan  pupuk  TSP, KCL,  dan  NPK  karena  sebagian  besar  masih  impor,  maka  menghitung
harga  bayangannya  digunakan  harga  CIF  dikali  SER  ditambah  biaya tataniaga.
c. Peralatan  yang  digunakan  untuk  produksi  nipah  dan  peralatan  pabrik
bioetanol  digunakan  harga  pasar.    Hal  ini  dilakukan  karena  peralatan tersebut  merupakan  produk  domestik  yang  dapat  dihasilkan  di  dalam
negeri  dan  dengan  pertimbangan  tidak  ada  kebijakan  pemerintah  yang mengatur secara langsung, sehingga distorsi pasar yang terjadi amat kecil
atau pasar mendekati persaingan sempurna.
4.   Harga Bayangan Tenaga Kerja