VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1. Analisis Aspek-aspek Non Finansial
Analisis aspek-aspek non finansial dijelaskan secara deskriptif berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan di lokasi penelitian, serta studi
pustaka. Aspek-aspek non finansial terdiri dari, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis, aspek sosial, ekonomi, dan aspek budaya, aspek lingkungan, dan aspek
pola kemitraan.
6.1.1. Aspek Pasar dan Pemasaran
Kelangkaan bahan bakar minyak merupakan keadaan yang hampir ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Kelangkaan tersebut karena
penggunaan bahan bakar tersebut masih ketergantungan terhadap bahan bakar minyak berbasis fosil. Untuk itu pengembangan bahan bakar nabati akan terus
dilakukan oleh pemerintah untuk menggantikan bahan bakar fosil. Hal ini sesuai dengan visi 2525 Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral, yaitu
pengelolaan energi dengan paradigma demand side, yaitu melakukan konservasi energi dan mengutamakan pemanfaatan energi baru hingga mencapai 25 persen
dari total bauran energi nasional pada tahun 2025 Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, 2010.
6.1.1.1. Karakteristik Produk
Produk yang dihasilkan output dari pohon nipah adalah nira, dimana nira tersebut dapat digunakan sebagai bahan baku industri yang dalam hal ini
adalah bioetanol. Nira nipah merupakan cairan manis yang diperoleh dari hasil
sadapan tangkai bunga malai. Komposisi nira nipah mengandung kadar gula brix 15 – 17 persen, sukrosa 13 – 15 persen, gula pereduksi 0.2 – 0.5 persen, dan
abu 0.3 – 0.7 persen Ambarjaya, 2007. Dengan kandungan itu, maka nira nipah berpotensi untuk dikembangkan menjadi bahan baku industri bioetanol. Rata-rata
setiap pelepah nipah menghasilkan nira sebanyak 0.5 – 2 liter per hari per malai. Pohon nipah dapat disadap hingga 2 bulan, dengan demikian rata-rata
produktivitas tiap malai nipah adalah 30 liter per tahun. Dalam 1 hektar lahan, ada 2
500 pohon nipah, namun hanya 40 persen yang menghasilkan malai. Berdasarkan hal tersebut, maka nira yang dihasilkan adalah 30 000 liter per hektar
per tahun. Jika dimanfaatkan untuk produktivitas bioetanol, maka kemungkinan kadar alkohol yang dihasilkan adalah 6 – 7 persen. Seiring dengan menipisnya
cadangan energi bahan bakar minyak, nipah dapat menjadi alternatif penting sebagai bahan baku pembuatan bioetanol. Oleh karena itu kebutuhan terhadap
komoditas ini pada masa mendatang diperkirakan mengalami peningkatan. Produk olahan dari nira nipah yang akan dikembangkan di Teluk Bintuni
adalah bioetanol. Bioetanol C
2
H
5
OH adalah cairan biokimia dari proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat dengan menggunakan bantuan
mikroorganisme. Etanol mempunyai sifat tidak berwarna, mudah menguap, mudah larut dalam air, berat molekul 46.1, titik didihnya 78.3°C, membeku pada
suhu –117.3°C, kerapatannya 0.789 pada suhu 20°C, nilai kalor 7 077 kalor per gram, panas latent penguapan 204 kalor per gram dan mempunyai angka oktan
91 – 105. Sesuai dengan sifat yang dimiliki, maka bioetanol yang dihasilkan dari nira nipah diharapkan dapat bermanfaat sebagai alternatif pengganti bahan bakar
bensin maupun minyak tanah bagi masyarakat di Teluk Bintuni, Papua pada umumnya, dan Indonesia.
6.1.1.2. Potensi Pasar