4. Harga Bayangan Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunakan dalam pengembangan nipah meliputi tenaga kerja untuk pabrik bioetanol yang dikelola perusahaan, merupakan tenaga
kerja terdidik, dan penyadap nipah sebagai tenaga kerja tidak terdidik untuk kegiatan produksi dan pengelolaan pabrik bioetanol yang dikelola kelompok
usaha. Dalam keadaan pasar persaingan sempurna harga faktor produksi sama dengan nilai produk marjinalnya Gittinger, 1986. Di negara maju
keadaan pasar persaingan sempurna berlaku pula untuk tenaga kerja terdidik. Keadaan pasar tenaga kerja terdidik di negara berkembang dianggap berlaku
persaingan sempurna. Dengan demikian tingkat upahnya yang diterima sama dengan tingkat upah keseimbangan, sehingga biaya faktor tenaga kerja
terdidik itu sudah mencerminkan biaya sosialnya. Penelitian ini menggunakan Upah Minimum Provinsi UMP sebagai harga bayangan
tenaga kerja terdidik. Tingkat upah tenaga kerja tak terdidik yang berlaku di negara berkembang pada umumnya tidak mencerminkan tingkat upah sosial
yang sesungguhnya. Penyimpangan itu disebabkan oleh adanya kebijaksanaan pemerintah. Ketentuan tentang tingkat upah minimum
menyebabkan tingkat upah yang diterima lebih tinggi dari tingkat upah yang sebenarnya. Berarti biaya faktor tenaga kerja tak terlatih atas dasar tingkat
upah yang berlaku tidak mengukur biaya sosial yang sesungguhnya dikorbankan dalam aktivitas yang bersangkutan. Harga bayangan tenaga
kerja tidak terdidik dalam penelitian ini menggunakan tingkat pengangguran, yaitu sebesar 92.18 persen dari harga aktualnya. Hal ini dilakukan karena
dengan menciptakan kesempatan kerja berarti meningkatkan probabilitas
mendapat pekerjaan bagi tenaga kerja yang menunggu. Pengorbanan tersebut yang disebut dengan social opportunity cost Gray et al., 2007
5. Harga Bayangan Nilai Tukar
Harga bayangan nilai tukar uang adalah harga uang domestik dalam kaitannya dengan mata uang asing yang terjadi pada pasar nilai tukar uang
pada kondisi persaingan sempurna. Salah satu pendekatan untuk menghitung harga bayangan nilai tukar uang adalah harga bayangan harus berada pada
tingkat keseimbangan niali tukar uang. Keseimbangan terjadi apabila dalam pasar uang, semua pembatas dan subsidi terhadap ekspor dan impor
dihilangkan. Keseimbangan nilai tukar uang dapat dihitung mengunakan Standart Converson Factor
SCF sebagai faktor koreksi terhadap nilai tukar resmi yang berlaku. Tsakok 1990 mengemukakan formula sebagai berikut :
OER SCF =
SER OER
SER = SCF
Nilai dari barang dagang pada border price atau SCF =
Nilai dari barang dagang pada harga domestik X
t
+ M
t
atau SCF = X
t
– TX
t
+ M
t
+ TM
t
dimana : SER
= Shadow Exchange Rate nilai tukar bayangan tahun ke-t OER
= Official Exchange Rate nilai tukar resmi pemerintah X
t
= Nilai Ekspor tahun ke-t Rp TX
t
= Pajak Ekspor tahun ke-t Rp M
t
= Nilai Impor tahun ke-t Rp TM
t
= Pajak Impor tahun ke-t Rp
4.4.4. Analisis Sensitivitas