Penggunaan Lahan dan Tanah

arah daratan merupakan bagian yang landai dan ditumbuhi oleh pepohonan yang lebat. Selain itu di kawasan ini banyak mengalir sungai-sungai besar utama dan anak-anak sungainya seperti Sungai Muturi, Sungai Sebyar, dan Sungai Tembuni. Umumnya sungai-sungai tersebut dapat dilalui angkutan air yang jaraknya berbeda dan tergantung pada ketinggian pasang serta kepadatan tumbuhan riparian dan nipah. Sungai sangat penting dalam pengelolaan wilayah pesisir, karena fungsi-fungsinya untuk transportasi, sumber air bagi masyarakat, perikanan, pemeliharaan hidrologi, rawa dan lahan basah. Beberapa kampung dan pusat distrik yang terletak di tepian sungai dapat dijangkau oleh kapal-kapal kecil dan perahu-perahu besar dengan bantuan air pasang yang cukup untuk melewati beting-beting pasir di sepanjang aliran sungai.

5.1.3. Penggunaan Lahan dan Tanah

Kondisi lahan dan tanah di Kabupaten Teluk Bintuni akan dijabarkan berdasarkan jenis dan intensitas penggunaan lahan, lahan-lahan kritis, klasifikasi, dan kedalaman efektif tanah. Wilayah Teluk Bintuni terdiri dari jenis tanah organosol di daerah mangrove, aluvium di meander sungai dan daerah tangkapan hujan, gleisol di daerah yang letaknya rendah dan banyak terdapat sumber air, kambiosol dan padsolik di daerah perbukitan, serta jenis tanah renzina dan mediteran di daerah yang berbukit yang berbatu dasar kapur Dinas Pertanian dan Perkebunan Teluk Bintuni, 2009. Kondisi tanah pada umumnya memiliki kapasitas tukar kation dari sedang hingga tinggi sehingga memiliki kapasitas cukup tinggi dalam mengikat zat hara. Kejenuhan basa yang tinggi terdapat di permukaan kemudian menurun menurut kedalaman tanah. Umumnya lapisan tanah yang lebih dalam memiliki kondisi yang masam. Kesuburan tanah cenderung mengalami kejenuhan Al dan pH yang rendah dan memililki kandungan bahan organik sedang serta kandungan nitrogen dengan kisaran antara 0.23 persen hingga 1.12 persen. Kandungan fosfor rendah berkisar dari 7.96 hingga 10.26 mg per liter serta kandungan kalium berkisar sedang hingga tinggi. Guna lahan di Kabupaten Teluk Bintuni sebagian besar masih berupa kawasan hutan dengan luas 18 244 km 2 atau sekitar 97.8 persen dari luas wilayah perencanaan. Kawasan hutan ini terdiri dari hutan produksi, hutan lindung, hutan perlindungan dan pelestarian konservasi, maupun areal penggunaan lainnya Departemen Pekerjaan Umum, 2005. Alang-alang dan hutan semak belukar berpotensi untuk dikembangkan sebagai budidaya baik untuk perkebunan maupun pemukiman. Sementara padang rumput atau padang alang-alang yang luas merupakan lahan kritis terutama pada musim kemarau terletak di Distrik Arandai dan Distrik Bintuni. Lahan kritis ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu 1 pembukaan hutan baik oleh HPH dan Kopermas yang dilakukan pada lahan bagian atas dapat meningkatkan aliran air permukaan dan mengakibatkan erosi, 2 pengambilan kayu dari hutan bakau untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan penduduk yang berlangsung lama dan kontinyu menyebabkan hilangnya formasi bakau yang berfungsi sebagai penahan gelombang pasang, dan 3 terjadinya abrasi atau pengikisan di pesisir pantai yang diakibatkan oleh fenomena alam. Sesuai dengan iklim setempat, yaitu tropika humida, maka jenis-jenis tanah di wilayah ini tergolong ke dalam tanah yang bereaksi asam. Jenis tanah di wilayah Kabupaten Teluk Bintuni adalah alluvial, mediteran, grey brown podsolik, complex of soils, red yellow podsolik, organosol, dan latosol. Tanah jenis alluvial sesuai untuk kegiatan pertanian, umumnya terdapat di daerah endapan sungai di sepanjang Daerah Aliran Sungai dan rawa-rawa pantai. Kedalaman efektif tanah adalah batas kedalaman tanah yang dapat ditembus oleh akar tanaman untuk menyerap unsur hara. Semakin dalam lapisan tanah maka semakin besar pula kemungkinan tumbuhnya tanaman keras, sebaliknya bila tingkat kedalaman efektif tanah dangkal, maka tanaman yang memiliki perakaran dangkal yang dapat tumbuh. Teluk Bintuni secara umum mempunyai kedalaman efektif tanah lebih dari 25 cm.

5.2. Sistem Pertanian dan Pola Pemanfaatan Sumberdaya Alam