perkembangan. Dengan pola sentralisasi yang difokuskan pada aspek manajerial, administrasi dan teknis maka usaha CV. BJA dapat lebih
berkembang besar karena pengendaliannya jelas dan memiliki otonomi dalam melakukan kerja yang riil yang lebih bebas untuk memungkinkan terjadinya
kreativitas dari pekerja maupun manajer. Penjabaran manajemen operasional terlihat dari pembagian tugas yang
jelas, yaitu bagian administrasi dan keuangan bertugas meliputi pendataan kebutuhan bahan baku, administrasi pembukuan dan pengaturan distribusi dan
pemasaran bakso ikan agar dapat dikirimkan sesuai jumlah dan tanggal pemesanan serta mencatat semua transaksi yang terjadi baik harian, mingguan
dan bulanan sehingga arus pengeluaran dan pendapatan dan arus kas dapat dipertanggungjawabkan.
Bagian produksi dan operasional bertugas untuk memproduksi bakso ikan dan olahan lainnya sesuai dengan standard dan kriteria yang ditetapkan
perusahaan, dengan pengaturan anak buah sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Bagian operasional bertanggung jawab dalam mengatur
distribusi produk sesuai dengan pesanan agar tepat jumlah dan tepat waktu.
4.5.3 Aspek Pemasaran
Aspek pemasaran bakso ikan tuna meliputi kondisi permintaan, penawaran, persaingan harga dan proyeksi permintaan bakso ke depan. Sistem
pemasaran yang diterapkan di CV. BJA adalah sistem agen dan retail. Tercatat pada tahun 2011 CV. BJA telah mempunyai 7 orang agen dan 25 pedagang
retail yang memasarkan secara aktif serta satu buah stand display yang terletak di Pasar Ikan Higienis milik Kementerian Kelautan dan Perikanan,
Cibinong Bogor. Khusus untuk pedagang retail bakso ikan tuna diberikan fasilitas berupa gerobak dorong dengan sistem pembelian cash and carry
dengan ketentuan setiap pembelian 2 kemasan isi 50 butir pedagang retail tersebut mendapatkan secara gratis tusuk sate, saos sambel dan kecap manis.
Sedangkan untuk agen yang menjual bermacam-macam produk olahan dari CV. BJA diberikan fasilitas berupa freezer, brosur-brosur serta banner untuk
mempermudah penjualan dengan syarat dan ketentuan yang berlaku Gambar 11 dan 12.
Gambar 11. Gerobak pedagang retail CV. BJA dan kemasan bakso
Gambar 12. Brosur penjualan CV. BJA
Sampai saat ini pangsa pasar bakso ikan dan produk lainnya sudah meliputi Jakarta Bogor Bekasi dan Bandung. CV. BJA dalam pemasaran
usahanya juga bekerja sama dengan para supplier produk perikanan makanan olahan yang menjual khusus produknya ke hotel-hotel, pasar dan katering-
katering yang ada di Jakarta dan melayani pesanan pesanan produk dengan kriteria sesuai pesanan konsumen.
Persaingan harga merupakan hal yang lumrah, namun bukan sesuatu hal yang perlu dikhawatirkan. Menurut Lamb, dkk., 2001, harga adalah apa
yang harus diberikan oleh konsumen pembeli untuk mendapatkan suatu produk tertentu. Menurut Tjiptono 1999, strategi harga adalah satu-satunya
strategi yang menghasilkan pendapatan langsung dari hasil penjualan suatu produk kepada konsumen. Strategi harga merupakan strategi yang digunakan
CV. BJA untuk tetap eksis di penjualan bakso ikan. Harga yang ditawarkan kepada para agen dan retail sejak perusahaan ini berdiri di tahun 2007 sampai
dengan 2011 cenderung tetap dan tidak ada mengalami perubahan, yaitu sebesar Rp. 300,- per butir atau Rp. 30.000,- per 100 butir. Setiap pembelian
100 butir bakso, agen akan diberikan bonus berupa tusuk sate, saos dan kecap. Berbeda dengan salah satu pesaingnya yang menawarkan harga sedikit lebih
tinggi yaitu Rp. 325,- kepada para agennya mulai perempatan tahun 2011 ini. Kestabilan harga menjadi salah satu kekuatan CV BJA. Dengan menerapkan
kebijakan harga lebih rendah dibandingkan pesaingnya diharapkan konsumen dapat dipertahankan untuk tetap membeli produknya.
Selain harga, mutu menjadi kriteria yang diperhatikan CV. BJA. Menjaga kestabilan mutu merupakan cara untuk tetap dapat melayani
konsumennya dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen. Dengan menerapkan cara produksi yang baik GMP dan cara sanitasi yang
baik SSOP diharapkan mutu produk yang dihasilkan oleh perusahaan dapat terjaga dan lebih tahan lama. Selain itu, adanya sertifikat dari Badan POM
berupa sertifikat Pangan Industri Rumah Tangga P-IRT yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan dengan Nomor: 213327603099 dan sertifikat
HALAL dari MUI Jabar dengan Nomor: 01101031860608, diharapkan dapat
meningkatkan kepercayaan konsumen bahwa mutu bakso ikan tuna CV. BJA aman dan terjamin untuk dikonsumsi.
Perkembangan volume penjualan bakso ikan tuna di CV. BJA cukup berfluktuasi, seperti yang ditampilkan dalam Gambar 13 dan Tabel 34.
Gambar 13. Perkembangan Volume Penjualan Bakso Ikan Tuna CV. BJA
Tabel 34. Volume Penjualan Bakso Ikan Tuna Periode Juli 2009 – Juni 2011
Bulan Jumlah
Produksi Bakso
Kotor Jumlah
Produksi Bersih
Rata-rata penjualan per hari
di tiap bulan 25 hari kerja
Rata-rata penjualan
A B
C = B97.5 D = C25
2009 JUL
186,000 181,350
7,254 perbulan :
AGUST 84,200
82,095 3,284
211,250 SEP
68,000 66,300
2,652 OKT
239,600 233,610
9,344 per hari :
NOP 298,700
291,233 11,649
8,450 DES
423,500 412,913
16,517 Jumlah
1,267,500
Bulan Jumlah
Produksi Bakso
Kotor Jumlah
Produksi Bersih
Rata-rata penjualan per hari
di tiap bulan 25 hari kerja
Rata-rata penjualan
2010 JAN
490,236 477,980
19,119 perbulan :
FEB 380,207
370,702 14,828
397,735 MAR
345,137 336,509
13,460 APR
307,708 300,015
12,001 per hari :
MEI 359,149
350,170 14,007
15,909 JUN
565,165 551,036
22,041 Jumlah
2,386,412 2010
JUL 454,615
443,250 17,730
perbulan : AGUST
176,500 172,088
6,884 313,267
SEP 322,500
314,438 12,578
OKT 285,383
278,249 11,130
per hari : NOP
330,200 321,945
12,878 12,531
DES 358,600
349,635 13,985
Jumlah 1,879,603
2011 -
JAN 316,670
308,753 12,350
perbulan : FEB
274,000 267,150
10,686 237,855
MAR 221,300
215,768 8,631
APR 295,100
287,723 11,509
per hari : MEI
200,650 195,634
7,825 9,514
JUN 156,000
152,100 6,084
Jumlah 1,427,127
Bulan Agustus selalu ditandai dengan penurunan jumlah penjualan bakso, hal ini disebabkan bulan Agustus merupakan waktu liburan bagi anak-
anak sekolah sedangkan konsumen terbesar bakso tuna adalah anak-anak sekolah. Selain itu juga terlihat di setiap akhir tahun yaitu di bulan Desember
terjadi peningkatan jumlah penjualan. Munculnya pesaing baru dalam usaha pengolahan bakso ikan cukup memberi dampak yang berarti bagi volume
pemasaran bakso ikan di CV. BJA. Dari gambar terlihat sejak awal Januari –
Juni 2011 volume penjualan CV. BJA cenderung mengalami penurunan, berbeda dengan Januari
– Juni 2010. Penurunan volume ini disebabkan oleh munculnya pesaing baru yaitu PT. Bintang Anugerah, yang dulunya
merupakan karyawan CV. BJA yang mengundurkan diri dan membuat usaha pengolahan bakso sendiri, disamping makin bertambahnya UKM lainnya yang
skalanya lebih kecil. Untuk mengatasi munculnya pesaing ini, maka pada tahun 2011 CV. BJA mulai memperluas usahanya dengan memproduksi bakso
ikan berbahan baku surimi disamping tetap mengembangkan jenis-jenis olahan ikan lainnya agar dapat meningkatkan volume penjualan, omset dan
tingkatan pasar yang lebih tinggi. Di samping, dimunculkannya produk baru yaitu bakso surimi merupakan salah satu strategi CV. BJA dalam upaya
mengatasi kelangkaan bahan baku daging merahtetelan ikan tuna yang semakin sulit untuk didapatkan dengan harganya yang semakin meningkat.
Strategi pemasaran lainnya yang telah dilakukan CV. BJA untuk meningkatkan penjualannya adalah melalui promosi. Menurut Kotler 2000,
promosi merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengenalkan dan mengkomunikasikan produk yang dihasilkan kepada konsumen,
membujuk dan mengingatkan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk yang dihasilkan. Strategi promosi yang dilakukan oleh antara lain
dengan ikut dalam pameran-pameran yang diadakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, membuat website di Internet dan direct selling
dengan membuat sistem agen dalam promosinya. Namun keikutsertaan dalam pameran masih sangat jarang dilakukan begitupun dengan promosi via website
dengan alamat http:benningfood.wordpress.com
. Kegiatan promosi lebih banyak diprioritaskan pada direct selling melalui agen-agen.
4.5.4 Aspek Sosial