Aspek Sosial Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Bakso Ikan CV. BJA

lainnya yang ingin menggali dan mempratekkan ilmu pengolahan hasil perikanan. Di samping CV. BJA selama ini telah menjadi empat pelatihan bagi Dinas KabupatenKota Bogor dan masyarakat dari wilayah lainnya yang ingin belajar dan terampil membuat makanan olahan dari ikan. Keberadaan CV. BJA di Parung Bogor tidak saja memberikan manfaat sosial bagi masyarakat Parung Bogor tapi juga masyarakat Indonesia pada umumnya. Untuk itu pemerintah KabupatenKota Bogor dan Kementerian Kelautan dan Perikanan memberikan penghargaan dan support kepada CV. BJA untuk terus berkembang dan berkontribusi bagi meningkatkan ekonomi masyarakat Parung Bogor pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.

4.5.5 Analisis Finansial

Analisis finansial perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kelayakan usaha bakso ikan CV. BJA mampu menjalankan usahanya untuk menghasilkan keuntungan profit yang maksimal untuk perusahaan. Perhitungan kelayakan tersebut harus menggunakan asumsi agar perhitungan cashflow dapat dilakukan dengan benar. Analisis biaya yang terjadi dalam proses pembuatan bakso ikan digolongkan dalam dua kelompok, yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tidak berubah dalam volume kegiatan dan tidak bergantung pada volume produksi. Biaya tetap pada pembuatan bakso ikan terdiri dari gaji pimpinan dan manager, gaji tenaga operasional, biaya perawatan, dan biaya administrasi. Berbeda dengan biaya tetap, biaya tidak tetap variabel mempunyai hubungan yang erat dengan tingkat produksi Soeharto, 1999. Biaya tidak tetap dalam usaha ini terdiri atas biaya bahan baku, biaya bahan tambahan, biaya listrik dan bahan bakar dan biaya tenaga kerja produksi yang dibayar harian. Sedangkan investasi harta tetap berupa tanah milik sendiri, bangunan, mesin produksi, peralatan produksi, pemasangan sarana penunjang, dan kendaraan roda empat. Perkembangan investasi sejak awal berdiri ditampilkan dalam Tabel 31. Sedangkan sesuai hasil perhitungan seperti ditampilkan dalam Lampiran 16, bentuk investasi harta tetap sebesar Rp. 250.000.000,- dengan total biaya produksi sebesar Rp. 63.081.000,- sehingga total modal usaha sendiri sebesar Rp. 313.081.000,-. Penyusutan dari harta tetap, baik tanah, bangunan, mesin produksi, peralatan produksi, sarana penunjang dan kendaraan, penyusutannya mencapai Rp. 11.004.000,-bulan. Biaya produksi terdiri atas biaya pokok produksi dan biaya pokok usaha. Biaya pokok produksi meliputi biaya bahan baku, bahan tambahan, biaya kemasan, biaya tenaga kerja produksi, biaya listrik, biaya bahan bakar dan biaya transportasi. Dan biaya pokok usaha terdiri atas gaji manajemen, gaji staf operasional, biaya perawatan dan biaya administrasi. Peralatan produksi seperti pisau, talenan, nampan kecil, panci perebusan, gunting, timbangan, ember plastik, komper set, vacuum sealer, dan kipas angin digunakan untuk aktivitas produksi dan sarana pemasangan sarana penunjang seperti instalasi listrik, rak-rak penyimpanan, dan lain-lain. Proses pembuatan bakso ikan di CV. BJA umumnya dilakukan setiap hari selama 25 duapuluh lima hari kerja. Namun sejak bulan Mei – Juni 2011 mulai mengalami penurunan yang cukup drastis dikarenakan kurangnya bahan baku dan munculnya pesaing Tabel 34 sehingga proses produksi bakso ikan tuna, dilakukan setiap dua hari sekali. Rencana produksi bakso tuna adalah mengolah 2 ton daging merah ikan tuna untuk menghasilkan 5460 paket bakso ikan tuna yang dihitung berdasarkan asumsi setiap bulan karyawan bekerja selama 25 hari kerja. Setiap hari perusahaan mengolah 80 kg daging merah ikan tuna yang diolah selama 8 delapan jam kerja dengan 4 orang pekerja setiap jamnya. Total pendapatan yang dihasilkan sebesar Rp. 81.900.000,- per bulan yang diperoleh dari penjualan paket dengan harga bakso perpaket sebesar Rp. 15.000,- Analisis penentuan jumlah paket sebesar 5460 didasarkan pada analisis finansial perusahaan mengacu pada nilai rata-rata pemakaian bahan baku pada periode Juli 2009 – Juni 2011 yaitu sebesar 2, 125 ton setiap bulan atau dibulatkan menjadi 2 ton per bulan dengan asumsi setiap hari perusahaan mengolah 80 kg daging tuna dalam waktu 8 jam kerja tuna stabil di Rp. 17.000,- dan nilai faktor lainnya tetap, maka diperoleh perkiraan biaya produksi sebesar Rp. 54.281.000,- di luar biaya operasional atau biaya pokok