Memposisikan unit Excavator di arealoading

tanah menggunakan unit Dozerdapat mengurangi kemungkinan terjadinya risiko unit Excavator terbalik. Sedangkan dengan melakukan safety briefing sebelum bekerja serta menyediakan SOP mengenai cara pencegahan unit amblas dapat meningkatkan kewaspadaan dan membantu operator untuk melakukan upaya- upaya pencegahan ketika berada pada area yang memiliki tanah yang tidak rata atau miring, tingkat kemungkinan terjadinya risiko unit amblas dapat lebih diturunkan. Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori frequently, karena tahap tersebut hanya dilakukan satu kali setiap hari. Tingkat paparan tersebut sudah tidak dapat diturunkan menjadi kategori yang lebih rendah, karena tahap tersebut harus dilakukan untuk menyiapkan unit Excavator pada posisi yang sudah ditentukan sebagai tempat pemuatan batubara. Sedangkan tingkat konsekuensi risiko ini termasuk dalam kategoriimportant, karena akibat terburuk apabila unit Excavator terbalik yaitu kerusakan yang cukup besar pada unit Excavator dan cidera pada operator yang membutuhkan penanganan medis. Tingkat konsekuensi tersebut sudah tidak dapat diturunkan menjadi kategori yang lebih rendah, karena belum terdapat upaya pengendalian yang telah dilakukan perusahaan untuk mengurangi tingkat konsekuensi yang ditimbulkan dari risiko tersebut. 3. Tabrakan dengan unit Dozer Risiko tabrakan dengan unit Dozer terjadi karena adanya interaksi antara unit Excavator dan unit Dozer yang sedang membersihkan dan meratakan area loading dan juga akibat kondisi area loading yang terlalu sempit dan memiliki penerangan yang kurang ketika malam hari, sehingga mengurangi jarang pandang dari operator unitKemungkinan risiko ini untuk terjadi termasuk dalam kategori unusualy, yaitu mungkin saja dapat terjadi namun jarang. Pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan, membuat penerangan melalui lighting tower, membuat peraturan jarak aman bagi setiap unit, memberikan pelatihan bagi para operator unit, melakukan safety briefing sebelum bekerja serta menyediakan SOP mengenai cara pencegahan tabrakan antar unit. Dari pembahasan tersebut, dapat diketahui bahwa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya risikotabrakan dengan unit Dozer yaitu, karena adanya interaksi antara unit Excavator dan unit Dozer di arealoading dan juga akibat kondisi area loading yang terlalu sempit serta memiliki penerangan yang kurang ketika malam hari, sehingga dengan membuat penerangan melalui lighting tower dan membuat peraturan jarak aman bagi setiap unit dapat mengurangi kemungkinan terjadinya risiko tabrakan dengan unit Dozer. Sedangkan dengan memberikan pelatihan bagi para operator unit dapat meningkatkan kemampuan operator ketika saling berinteraksi didalam satu lokasi kerja, sehingga tingkat kemungkinan terjadinya risiko tabrakan antar unit dapat lebih diturunkan. Menurut Carrell dan Kuzmits 1982, mendefinisikan pelatihan sebagai proses sistematis dimana pekerja mempelajari pengetahuan knowledge, keterampilan skill, kemampuan ability dan perilaku behaviour terhadap tujuan pribadi dan organisasi. Sedangkan menurutDrummond 1990, suatu pelatihan yang dilakukan bertujuan untuk menuntun dan mengarahkan perkembangan dari pekerja melalui pengetahuan, keahlian dan sikap yang diperoleh untuk memenuhi standar tertentu. Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori frequently, karena tahap tersebut hanya dilakukan satu kali setiap hari. Tingkat paparan tersebut sudah tidak dapat diturunkan menjadi kategori yang lebih rendah, karena tahap tersebut harus dilakukan untuk menyiapkan unit Excavator pada posisi yang sudah ditentukan sebagai tempat pemuatan batubara. Sedangkan tingkat konsekuensi risiko ini termasuk dalam kategoriimportant, karena akibat terburuk apabila terjadi tabrakan dengan unit Dozeryaitu, mengakibatkan kerusakan yang cukup besar pada unit dan cidera pada operator yang membutuhkan penanganan medis. Tingkat konsekuensi tersebut sudah tidak dapat diturunkan menjadi kategori yang lebih rendah, karena belum terdapat upaya pengendalian yang telah dilakukan perusahaan untuk mengurangi tingkat konsekuensi yang ditimbulkan dari risiko tersebut.

c. Memposisikan unit DumpTruck di arealoading

1. Unit DumpTruck amblas Pada tahap memposisikan unit DumpTruck di arealoading terdapat risiko unit DumpTruck amblasyang terjadi karena area loading memiliki material tanah yang lembek.Kemungkinan risiko ini untuk terjadi termasuk dalam kategori unusualy, yaitu mungkin saja dapat terjadi namun jarang. Pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan, melakukan pengawasan di area loading sebelum melakukan kegiatan loading dan segera mengganti material area loading yang lembek dengan material yang lebih keras. Perusahaan juga memberikan pelatihan bagi para operator unit DumpTruck, melakukan safety briefing sebelum bekerja serta menyediakan SOP mengenai cara pencegahan unit amblas. Dari pembahasan tersebut, dapat diketahui bahwa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya risiko unit amblas yaitu area loading memiliki material tanah yang lembek, sehingga dengan melakukan pengawasan di area loading sebelum melakukan kegiatan loading dan segera mengganti material area loading yang lembek dengan material yang lebih kerasdapat mengurangi kemungkinan terjadinya risiko unit amblas. Menurut Handoko 1995, pengawasan adalah proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan perbaikan jika terjadi kesalahan atau kejadian diluar rencana kerja. Sedangkan dengan tersedianya SOP mengenai cara pencegahan unit amblas dapat membantu operator untuk melakukan upaya-upaya pencegahan ketika berada pada area yang memiliki material tanah yang lembek dan dengan memberikan pelatihan bagi operator unit Excavator dapat meningkatkan kemampuan operator ketika berada pada area yang memiliki material tanah yang lembek, sehingga tingkat kemungkinan terjadinya risiko unit amblas dapat lebih diturunkan. Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori continously, karena pekerjaan ini dilakukan secara terus-menerus setiap hari. Tingkat paparan tersebut sudah tidak dapat diturunkan menjadi kategori yang lebih rendah, karena pekerjaan loading batubara kedalam unit DumpTruck memang dilakukan selama 24 jam setiap hari. Sedangkan tingkat konsekuensi risiko ini termasuk dalam kategorinoticeable, karena akibat terburuk apabila unit DumpTruck amblasyaitu, hanya mengakibatkan kerusakan ringan pada unit DumpTruck. Dari pembahasan mengenai unit amblas, dapat diketahui bahwa risiko tersebut dapat terjadi saat memposisikan unit Excavator di arealoading dan saat memposisikan unit DumpTrcuk di arealoading. Namun, masing-masing risiko tersebut memiliki tingkat risiko yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena, tingkat paparan pada masing-masing pekerjaan tersebut juga berbeda. Oleh karena itu, risiko unit DumpTruck amblas memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi daripada risiko unit Excavator amblas. Hal ini disebabkan karena, pekerjaan memposisikan unit DumpTrcuk di arealoadingdilakukan secara terus-menerus setiap hari, sedangkan pekerjaan memposisikan unit Excavator di arealoading hanya dilakukan satu kali dalam sehari. 2. Unit DumpTruck menabrak unit Excavator Pada tahap ini juga terdapat risiko unit DumpTruck menabrak unit Excavator yang terjadi saat unit DumpTruck mundur mendekati unit Excavator untuk melakukan loading. Risiko ini bisa terjadi akibat penerangan yang kurang memadai ketika malam hari dan area loading yang berdebu, sehingga operator unit DumpTruck mengalami kesulitan dalam melihat jarak yang aman untuk mendekati unit Excavator.Kemungkinan risiko ini untuk terjadi termasuk dalam kategori unusualy, yaitu mungkin saja dapat terjadi namun jarang. Pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan, membuat tanggul pembatas safety berm antara unit Excavator dan unit DumpTruck, membuat Rambu STOP antara unit Excavator dan unit DumpTruck, membuat penerangan melalui lighting towerdi arealoading. Dari pembahasan tersebut, dapat diketahui bahwa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya risiko unit DumpTruck menabrak unit Excavator yaitu, area loading berdebuserta penerangan yang kurang memadai yang menyebabkan operator unit DumpTruck mengalami kesulitan dalam melihat jarak yang aman untuk mendekati unit Excavator. Oleh sebab itu, dengan membuat tanggul pembatas safety berm antara unit Excavator dan unit DumpTruck dapat menahan ketika operator unit DumpTruck melebihi jarak aman saat mendekati unit Excavator dan dengan membuat Rambu STOP di arealoadingdapat memastikan bahwa unit DumpTruck berhenti sebelum tanggul pembatas, sehingga dapat mencegah terjadinya risiko tabrakan tersebut dan tingkat

Dokumen yang terkait

Analisis Tingkat Kepuasan Tenaga Kerja pada Bagian Produksi IUPHHK-HA PT. Ratah Timber, Kalimantan Timur

4 58 187

Revegetasi Tebing dengan Metode Rambatan pada Lahan Pasca Penambangan Batubara PT Mandiri Intiperkasa, Nunukan Kalimantan Timur

7 21 147

INVESTIGASI KECELAKAAN BERAT DI PT LEIGHTON CONTRACTORS INDONESIA WAHANA COAL MINE PROJECT

0 9 80

MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT LEIGHTON CONTRACTORS INDONESIA WAHANA COAL MINE PROJECT

0 6 59

KAJIAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LINGKUNGAN (K3L) PADA PROSES BLASTING DI AREA PERTAMBANGAN BATUBARA PT. CIPTA KRIDATAMA JOBSITE MAHAKAM SUMBER JAYA KALIMANTAN TIMUR

3 20 122

PERSEPSI KARYAWAN PADA KUALITAS MEDIA INTERNAL DANAKSESIBILITAS INFORMASI PADA PERUSAHAAN PT THIESS PERSEPSI KARYAWAN PADA KUALITAS MEDIA INTERNAL DAN AKSESIBILITAS INFORMASI PADA PERUSAHAAN PT THIESS CONTRACTORS INDONESIA-INCO PROJECT DI SOROWAKO (Peneli

0 3 16

PENDAHULUAN PERSEPSI KARYAWAN PADA KUALITAS MEDIA INTERNAL DAN AKSESIBILITAS INFORMASI PADA PERUSAHAAN PT THIESS CONTRACTORS INDONESIA-INCO PROJECT DI SOROWAKO (Penelitian untuk Audit Komunikasi Organisasi).

0 5 39

PENUTUP PERSEPSI KARYAWAN PADA KUALITAS MEDIA INTERNAL DAN AKSESIBILITAS INFORMASI PADA PERUSAHAAN PT THIESS CONTRACTORS INDONESIA-INCO PROJECT DI SOROWAKO (Penelitian untuk Audit Komunikasi Organisasi).

0 2 26

Studi Komposisi Mikroskopis Dan Peringkat Batubara Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur

0 0 7

BIOMARKA KETON DAN ASAM BATUBARA MIOSEN DARI PIT INUL SANGATTA, KALIMANTAN TIMUR

0 0 85