diperbolehkan, serta mengingatkan para pekerja untuk menggunakan peralatan perlindungan diri.
Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori continously, karena pekerjaan memasang titik-titik pengeboran dilakukan sebanyak jumlah
lubang pengeboran yang telah ditentukan atau dengan kata lain tahap ini dilakukan secara terus-menerus setiap hari. Tingkat paparan tersebut sudah tidak
dapat diturunkan menjadi kategori yang lebih rendah, karena pekerjaan memasang titik-titik pengeboran memang harus dilakukan untuk memudahkan operator unit
Drill dalam melakukan pengeboran. Sedangkan tingkat konsekuensi dari risiko ini termasuk dalam kategori
disaster, karena akibat terburuk dari risiko tersebut yaitu, dapat mengakibatkan kematian pada pekerja.Hal ini disebabkan karena, belum terdapat upaya
pengendalian yang dilakukan perusahaan untuk mengurangi tingkat konsekuensi yang ditimbulkan dari risiko tersebut.
e. Melakukan Pengeboran
1. Unit Drill terbalik
Pada tahap melakukan pengeboran, unit Drill berisiko terbalik akibat operator unit Drill salah mengoperasikan kaki-kaki Jack dari unit Drill ketika
berada di lokasi yang tidak rata atau miring.Risiko ini mungin saja dapat terjadi, namun tidak pernah terjadi meskipun dengan paparan bertahun-tahun, sehingga
risiko ini termasuk dalam kategori conceivable. Upaya pengendalian yang
dilakukan perusahaan sudah sangat baik yaitu dengan, melakukan perataan tanah di lokasi pengeboran, memberikan pelatihan kepada operator unit Drill,
melakukan safety briefing sebelum bekerja, serta menyediakan SOP mengenai cara pencegahan unit Drill terbalik seperti, menjaga kemiringan tanah tidak boleh
lebih dari 10 derajat dan menurunkan kaki-kaki unit Drill Jack pada tempat yang padat.
Dari pembahasan diatas, dapat diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi terjadinya risiko unit Drill terbalik yaitu, kesalahan operator dan lokasi
pengeboran yang tidak rata atau miring, sehingga dengan melakukan upaya pengendalian seperti, melakukan perataan tanah di lokasi pengeboran,
memberikan pelatihan kepada operator unit Drill, melakukan safety briefing sebelum bekerja, serta menyediakan SOP mengenai cara pencegahan unit Drill
terbalik dapat mengurangi tingkat kemungkinan terjadinya risiko unit Drill terbalik.
Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori continously, karena pekerjaan melakukan pengeboran dilakukan sebanyak jumlah lubang
pengeboran yang telah ditentukan atau dengan kata lain tahap ini dilakukan secara terus-menerus setiap hari.Sedangkan tingkat konsekuensi dari risiko ini termasuk
dalam kategori serious, karenaakibat terburuk dari risiko unit Drill terbalik yaitu, mengakibatkan kerusakan pada unit, cidera pada operator dan terhentinya proses
produksi sementara waktu. Hal ini disebabkan karena, belum terdapat upaya pengendalian yang dilakukan perusahaan untuk mengurangi tingkat konsekuensi
yang ditimbulkan dari risiko tersebut.Oleh sebab itu, untuk mengurangi terjadinya hal
tersebut, perusahaan
juga perlu
melakukan pengawasan
secara berkesinambungan terkait risiko unit Drill terbalik.
Pengawasan dilakukan untuk memastikan bahwa area pengeboran memiliki struktur tanah yang rata, sehingga aman bagi unit Drill yang akan melakukan
pengeboran. Menurut Handoko 1995, pengawasan perlu dilakukan untuk mengamati setiap pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan rencana kerja yang
sudah disusun dan mengadakan perbaikan jika terjadi kesalahan atau kejadian diluar rencana kerja.
2. Unit Drill terbakar
Pada tahap ini juga terdapat risiko unit Drill terbakar akibat unit Drill yang dioperasikan berada pada kondisi yang tidak aman seperti, overheat atau masalah
mekanikal lainnya. Kemungkinan terjadinya risiko ini termasuk dalam kategori unusualy, yaitu mungkin saja terjadi namun jarang. Pengendalian yang telah
dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan,membuat program prestart check, memberikan pelatihan bagi operator unit Drill, melakukan safety briefingsebelum
bekerja, serta menyediakan SOP mengenai pengoperasian unit Drill. Dari pembahasan tersebut, dapat diketahui bahwa faktor yang dapat
mempengaruhi terjadinya risiko unit Drill terbakar yaitu, akibat adanya masalah mekanik atau unit Drill overheat. Oleh sebab itu, dengan melakukan prestart
checksebelum menggunakan unit Drill dapat mengurangi kemungkinan terjadinya risiko unit terbakar akibat masalah tersebut.
Ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Rijanto 2011, bahwa terdapat aturan dasar yang berlaku untuk alat berat bergerak yaitu, setiap operator
harus melakukan pemeriksaan pada peralatannya secara berkala dan melaporkan setiap kerusakan atau suatu sistem atau bagian yang tidak berfungsi. Pemeliharaan
yang terjadwal akan meningkatkan keselamatan dan efisiensi dari peralatan. Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori continously,
karena pekerjaan melakukan pengeboran dilakukan sebanyak jumlah lubang pengeboran yang telah ditentukan atau dengan kata lain tahap ini dilakukan secara
terus-menerus setiap hari. Sedangkan tingkat konsekuensi dari risiko ini termasuk dalam kategori veryserious, karena akibat terburuk dari risiko ini yaitu kerusakan
yang parah pada unit Drill dan mengakibatkan cacat atau penyakit yang permanen pada operator. Namun, risiko ini tidak sampai menyebabkan kematian karena,
perusahaan telah melakukan upaya pengendalian dengan membuat tombol untuk mengaktifkan APAR yang ada diunit secara otomatis ketika terjadi kebakaran
pada unit. Dari pembahasan diatas, risiko unit terbakar dapat terjadi saat melakukan
berbagai pekerjaan seperti, saat pekerjaan memindahkan lumpur dan material batuan menggunakan unit Excavator terdapat risiko unit Excavator terbakar dan
saat menyiapkan lokasi pengeboran dengan unit Dozer terdapat risiko unit Dozer terbakar. Namun, risiko tersebut memiliki nilai risiko yang berbeda-beda. Hal ini