Unit DumpTruck manuver di area dumping

lighting tower. Upaya pengendalian tersebut sebenarnya sudah dapat mengurangi tingkat kemungkinan terjadinya risiko unit kendaraan kecil tertabrak unit lain yang lebih besar. Namun berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis, masih saja banyak ditemukan pengemudi yang memarkir kendaraannya secara sembarangan dan bukan ditempat yang telah disediakan. Ini tentu sangat membahayakan nyawa dari pengemudi itu sendiri. Berdasarkan wawancara kepada pekerja, kebiasaan parkir sembarangan tersebut biasanya dilakukan karena pengemudi merasa tempat parkir yang telah disediakan terlalu jauh dengan lokasi tujuan pengemudi atau dengan alasan hanya sebentar, sehingga pengemudi melakukan shortcut atau melakukan tindakan yang salah untuk mempersingkat pekerjaan dengan memarkir kendaraannya ditempat yang tidak semestinya. Berdasarkan penelitian menunjukan bahwa kecelakaan disebabklan oleh kesalahan manusia unsfae act yaitu sebesar 78 dan kondisi berbahaya unsafe condition sebesar 20 serta faktor lainnya sebesar 2. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa prilaku manusia merupakan penyebab utama terjadinya kecelakaan ditempat kerja Kementrian Tenaga Kerja. Oleh sebab itu, sebaiknya perusahaan juga melakukan upaya tambahan seperti, memberikan hukuman punishment bagi para pengemudi unit kendaraan kecil yang memarkir kendaraannya secara sembarangan, sehingga memberikan efek jera bagi para pengemudi dan mencegah terjadinya pengulangan tingkah laku yang tidak diharapkan tersebut. Punishmentitu sendiri adalah sebuah cara untuk mengarahkan sebuah tingkah laku agar sesuai dengan tingkah laku yang berlaku secara umum. Dalamhalini, hukuman diberikan ketika sebuah tingkah laku yang tidak diharapkan ditampilkan oleh orang yang bersangkutan atau orang yang bersangkutan tidak memberikan respon atau tidak menampilkan sebuah tingkah laku yang diharapkan. Punishmentmemiliki tiga fungsi penting yang berperan besar bagi pembentukan tingkah laku yang diharapkan yaitu, mencegah terjadinya pengulangan tingkah laku yang tidak diharapkan, bersifat mendidik, serta memperkuat motivasi untuk menghindarkan diri dari tingkah laku yang tidak diharapkan. Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori continously, karena pekerjaan dumping dilakukan secara terus-menerus setiap hari.Sedangkan tingkat konsekuensi risiko ini termasuk dalam kategoridisaster, karena akibat terburuk dari risiko iniyaitu, dapat menyebabkan kematian pada pengemudi unit kendaraan kecil. Hal ini disebabkan karena, belum terdapat upaya pengendalian yang dilakukan perusahaan untuk mengurangi tingkat konsekuensi yang ditimbulkan dari risiko tersebut. 4. Unit DumpTruck terbalik Pada saat melakukan manuver, unit DumpTruck juga berisiko terbalik yang terjadi akibat kondisi jalan disekitar area dumping tidak memadai seperti, bergelombang atau miring.Kemungkinan risiko ini untuk terjadi termasuk dalam kategori unusualy, yaitu mungkin saja dapat terjadi namun jarang. Pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan, melakukan perataan tanahdi areadumping, membuat tanggul pengaman safety berm sesuai standar untuk mencegah unit DumpTruck terbalik, memberikan pelatihan bagi para operator unit DumpTruck, melakukan safety briefing sebelum bekerja, serta menyediakan SOP mengenai proses dumping. Dari pembahasan diatas, dapat diketahui bahwa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya risiko unit DumpTruck terbalik yaitu jalan yang tidak memadai seperti, bergelombang atau miring, sehingga dengan melakukan perataan tanahdi areadumpingdapat menghilangkan bahaya dari jalan yang bergelombang atau miring dan kemungkinan terjadinya risiko unit DumpTruck terbalik dapat dikurangi. Sedangkan dengan membuat tanggul pengaman safety berm sesuai standar dapat mencegah unit DumpTruck terbalik. Pelatihan bagi para operator unit DumpTruck, dilakukannyasafety briefing sebelum bekerja, serta menyediakan SOP mengenai proses dumping juga dapat menurunkan tingkat kemungkinan terjadinya risiko unit DumpTruck terbalik. Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori continously, karena pekerjaan dumping dilakukan secara terus-menerus setiap hari.Sedangkan tingkat konsekuensi risiko ini termasuk dalam kategoriserious, karena akibat terburuk dari risiko ini yaitu menyebabkan kerusakan pada unit dan cidera pada operator unit yang membutuhkan penanganan medis. Tingkat konsekuensi dari risiko tersebut sudah tidak dapat diturunkan karena belum terdapat upaya pengendalian yang dilakukan perusahaan untuk mengurangi tingkat konsekuensi yang ditimbulkan dari risiko unit DumpTruck terbalik.

c. Unit DumpTruck melakukan dumping

1. Unit DumpTruck terperosok Pada tahap melakukan dumpingunit DumpTruck berisiko terperosok akibat lokasi area dumping mengalami keretakan, sehingga tidak kuat menahan beban dari unit DumpTruck ketika akan melakukan dumping.Kemungkinan risiko ini untuk terjadi termasuk dalam kategori unusualy, yaitu mungkin saja dapat terjadi namun jarang. Pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan, membuat tanggul pengaman safety bermdi areadumping, melakukan pengawasan terkait kondisi area dumping terutama setelah hujan yang menyebabkan area dumping mengalami keretakan,melakukan safety briefing sebelum bekerja, serta menyediakan SOP mengenai proses dumping. Dari pembahasan diatas, dapat diketahui bahwa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya risiko unit DumpTruck terperosok yaitu, area dumping mengalami keretakan, sehingga tidak kuat menahan beban dari unit DumpTruck ketika akan melakukan dumping. Oleh sebab itu, dengan membuat tanggul pengaman safety bermdi areadumping serta melakukan pengawasan terkait kondisi area dumping terutama setelah hujan yang menyebabkan area dumping mengalami keretakan dapat menurunkan tingkat kemungkinan terjadinya risiko unit DumpTruck terperosok. Menurut Handoko 1995, pengawasan adalah proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan perbaikan jika terjadi kesalahan atau kejadian diluar rencana kerja. Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori continously, karena pekerjaan dumping dilakukan secara terus-menerus setiap hari.Sedangkan tingkat konsekuensi risiko ini termasuk dalam kategorivery serious, karena akibat terburuk dari risiko ini yaitu menyebabkan kerusakan yang cukup besar pada unit dan cacat pada operator unit. Hal ini disebabkan karena, belum terdapat upaya pengendalian yang dilakukan perusahaan untuk mengurangi tingkat konsekuensi yang ditimbulkan dari risiko tersebut. 2. Unit DumpTruck terbalik Risiko unit DumpTruck terbalik terjadi akibat tanggul pengaman safety berm di area dumping rapuh dan tinggi tanggul pengaman dumping tidak sesuai, sehingga dapat menyebabkan unit DumpTruck terbalik saat melakukan dumping.Kemungkinan risiko ini untuk terjadi termasuk dalam kategori unusualy, yaitu mungkin saja dapat terjadi namun jarang. Pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan, membuat tanggul pembatas safety berm yang aman dan sesuai standar, melakukan pengawasan terkait kondisi area dumping, menyediakan seorang pengawas disetiap area dumpinguntuk memberikan arahan kepada unit DumpTruck yang akan melakukan dumping, melakukan safety briefing sebelum bekerja, serta menyediakan SOP mengenai proses dumping. Dari pembahasan diatas, dapat diketahui bahwa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya risiko unit DumpTruck terbalik yaitu, area dumping rapuh dan tinggi tanggul pengaman dumping tidak sesuai. Oleh sebab itu, dengan membuat tanggul pengaman safety bermdi areadumping serta melakukan pengawasan terkait pembuatantanggul pengaman agar sesuai standar dapat menurunkan tingkat kemungkinan terjadinya risiko unit DumpTruck terbalik. Menurut Handoko 1995, pengawasan adalah proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan perbaikan jika terjadi kesalahan atau kejadian diluar rencana kerja. Sedangkan tingkat konsekuensi risiko ini termasuk dalam kategorivery serious, karena akibat terburuk dari risiko ini yaitu menyebabkan kerusakan yang cukup besar pada unit dan cacat pada operator unit. Hal ini disebabkan karena, belum terdapat upaya pengendalian yang dilakukan perusahaan untuk mengurangi tingkat konsekuensi yang ditimbulkan dari risiko tersebut. Oleh sebab itu, sebaiknya perusahaan melakukan inspeksi rutin dan pengawasan yang ketat terhadap pembuatan tanggul pengaman disetiap lokasi dumping. Karena berdasarkan hasil observasi, banyak ditemukan lokasi dumping yang tidak membuat tanggul pengaman dengan benar dan sesuai standar. Ini sangat membahayakan unit DumpTruck dan operator yang akan melakukan dumping. Pengawasan di area dumping diperlukan untuk menjaga area dumping tetap aman, terutama tanggul pengaman yang dibuat harus sesuai dengan standar untuk mencegah unit Truck terperosok. Jika ditemukan tanggul pengaman yang sudah retak dan berpotensi longsor atau tanggul yang terlalu rendah, harus segera melakukan tindakan perbaikan atau membuat tanda peringatan warning sign jika belum bisa ditangani dengan segera agar operator unit DumpTruck bisa lebih waspada saat akan melakukan dumping.

d. Unit DumpTruck keluar dari area dumping

1. Unit DumpTruck tergelincir Pada tahap keluar dari area dumping, unit DumpTruck memiliki risiko tergelincirakibat kondisi jalan keluardari area dumping licin setelah hujan atau karena tumpahan material cair seperti, oli dan lumpur.Kemungkinan risiko ini untuk terjadi termasuk dalam kategori unusualy, yaitu mungkin saja dapat terjadi namun jarang. Perusahaan telah melakukan upaya pengendalian dengan melakukan pengawasan untuk memastikan kondisi jalan dalam keadaan baik dan tidak terdapat tumpahan material. Perusahaan juga membuat kebijakan untuk menghentikan proses dumping jika ditemukan jalan yang licin akibat hujan atau tumpahan material cair, memberikan pelatihan bagi para operator unit DumpTruck, melakukan safety briefing sebelum bekerja, serta menyediakan SOP mengenai proses dumping.

Dokumen yang terkait

Analisis Tingkat Kepuasan Tenaga Kerja pada Bagian Produksi IUPHHK-HA PT. Ratah Timber, Kalimantan Timur

4 58 187

Revegetasi Tebing dengan Metode Rambatan pada Lahan Pasca Penambangan Batubara PT Mandiri Intiperkasa, Nunukan Kalimantan Timur

7 21 147

INVESTIGASI KECELAKAAN BERAT DI PT LEIGHTON CONTRACTORS INDONESIA WAHANA COAL MINE PROJECT

0 9 80

MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT LEIGHTON CONTRACTORS INDONESIA WAHANA COAL MINE PROJECT

0 6 59

KAJIAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LINGKUNGAN (K3L) PADA PROSES BLASTING DI AREA PERTAMBANGAN BATUBARA PT. CIPTA KRIDATAMA JOBSITE MAHAKAM SUMBER JAYA KALIMANTAN TIMUR

3 20 122

PERSEPSI KARYAWAN PADA KUALITAS MEDIA INTERNAL DANAKSESIBILITAS INFORMASI PADA PERUSAHAAN PT THIESS PERSEPSI KARYAWAN PADA KUALITAS MEDIA INTERNAL DAN AKSESIBILITAS INFORMASI PADA PERUSAHAAN PT THIESS CONTRACTORS INDONESIA-INCO PROJECT DI SOROWAKO (Peneli

0 3 16

PENDAHULUAN PERSEPSI KARYAWAN PADA KUALITAS MEDIA INTERNAL DAN AKSESIBILITAS INFORMASI PADA PERUSAHAAN PT THIESS CONTRACTORS INDONESIA-INCO PROJECT DI SOROWAKO (Penelitian untuk Audit Komunikasi Organisasi).

0 5 39

PENUTUP PERSEPSI KARYAWAN PADA KUALITAS MEDIA INTERNAL DAN AKSESIBILITAS INFORMASI PADA PERUSAHAAN PT THIESS CONTRACTORS INDONESIA-INCO PROJECT DI SOROWAKO (Penelitian untuk Audit Komunikasi Organisasi).

0 2 26

Studi Komposisi Mikroskopis Dan Peringkat Batubara Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur

0 0 7

BIOMARKA KETON DAN ASAM BATUBARA MIOSEN DARI PIT INUL SANGATTA, KALIMANTAN TIMUR

0 0 85