kemungkinan terjadinya risiko ini dapat dikurangi, sehingga termasuk dalam kategori unusualy yaitu, mungkin dapat terjadi namun jarang.
Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori frequently, karena pekerjaan tersebut hanya dilakukan satu kali dalam sehari. Tingkat risiko tersebut
tidak dapat diturunkan karena, pekerjaan blasting memang dilakukan satu kali dalam satu hari. Sedangkan tingkat konsekuensi dari risiko ini termasuk dalam
kategoriimportant, karena akibat terburuk dari risiko unit kendaraan terbbalik yaitu, mengakibatkan cidera yang membutuhkan penanganan medis dan
kerusakan pada unit kendaraan. Hal ini disebabkan karena, perusahaan belum melakukan upaya pengendalian yang dapat mengurangi tingkat konsekuensi yang
ditimbulkan dari risiko tersebut.
e. Pelaksanaan peledakan
1. Terkena lemparan material
Pada tahap peledakan berlangsung terdapat risiko terkena lemparan material yang terjadi akibat operator unit atau pekerja berada pada jarak yang
terlalu dekat dengan area blasting saat proses peledakan berlangsung. Perusahaan telah melakukan upaya pengendalian yaitu dengan membuat
peraturan jarak aman untuk unit kendaraan sejauh 300 meter dari lokasi peledakan dan untuk pekerja sejauh 500 meter dari lokasi peledakan,
sehinggatingkat kemungkinan terjadinya risiko ini dapat dikurangi dan termasuk dalam kategori unusualy yaitu, mungkin dapat terjadi namun jarang.
Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori frequently, karena pekerjaan tersebut hanya dilakukan satu kali dalam sehari. Tingkat risiko
tersebut tidak dapat diturunkan karena, pekerjaan blasting memang dilakukan satu kali dalam satu hari. Sedangkan tingkat konsekuensi dari risiko ini termasuk
dalam kategoriimportant,karena akibat terburuk dari risiko terkena lemparan material yaitu, hanya mengakibatkan kerusakan pada unit atau mengakibatkan
cidera pada pekerja yang membutuhkan penanganan medis. Hal ini disebabkan karena, perusahaan telah menyediakan APD secara lengkap terutama safety
helmbagi para pekerja saat proses peledakan berlangsung. Menurut Rijanto 2011, safety helm merupakan alat pelindung diri
yangdirancang untuk dapat melindungi kepala dari benturan dengan suatu benda dan tususkan benda-benda yang jatuh. American National Standard Institute
ANSI Z89.1 – 1986 juga mengatakan bahwa safety helm merupakan suatu alat
yang dipakai untuk memberikan perlindungan untuk kepala, atau bagian- bagiannya, terhadap benturan dengan benda-benda yang ada disekitar lingkungan
kerja.
2. Terkena ledakan
Risiko terkena ledakan terjadi akibat masih terdapat pekerja yang berada dalam area blasting saat proses peledakan berlangsung.Namun, perusahaan telah
melakukan beberapa upaya pengendalian seperti, memberikan informasi blasting melalui papan blasting dan radio perusahaan, mengevakuasi orang diluar radius
500 meter, melakukan pengawasan di area blasting, melakukan final checksebelum peledakan, memasang warning signdi areablasting, melakukan
safety briefing sebelum bekerja, serta menyediakan SOP mengenai proses blasting, sehingga risiko terkena ledakan sangat kecil kemungkinanya untuk
terjadi dan termasuk dalam kategori remotely possible. Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori frequently, karena
pekerjaan tersebut hanya dilakukan satu kali dalam sehari. Tingkat risiko tersebut tidak dapat diturunkan karena, pekerjaan blasting memang dilakukan satu kali
dalam satu hari. Sedangkan tingkat konsekuensi dari risiko ini termasuk dalam kategoridisaster, karena akibat terburuk dari risiko terkena ledakan yaitu, dapat
menyebabkan kematian pada pekerja. Hal ini disebabkan karena, belum terdapat upaya pengendalian yang dilakukan perusahaan untuk dapat mengurangi tingkat
konsekuensi yang ditimbulkan dari risiko tersebut. Oleh sebab itu, perusahaan sebaiknya harus melakukan pengawasan yang
lebih serius terkait bahaya pekerja yang masih berada didalam area blasting saat proses peledakan berlangsung, dimana dapat mengakibatkan kematian pada
pekerja. Menurut Handoko 1995, pengawasan perlu dilakukan untuk mengamati setiap pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun
dan mengadakan perbaikan jika terjadi kesalahan atau kejadian diluar rencana kerja.
f. Pemeriksaan daerah peledakan oleh Shotfire
1. Terjatuh
Pada tahap akhir proses blastingdengan melakukan pemeriksaan daerah peledakan, shotfire memiliki risiko terjatuh. Risiko ini terjadi karena areablasting
setelah peledakan berlangsung akan menjadi berbatu dan memiliki struktur tanah yang tidak rata, sehingga jika pekerja kurang hati-hati saat berjalan dapat
mengakibatkan pekerja terjatuh.Perusahaan telah melakukan upaya pengendalian seperti, memberikan pelatihan terhadap shotfire, melakukan safety briefing
sebelum bekerja, serta menyediakan SOP mengenai proses pemeriksaan daerah peledakan, sehingga risiko terjatuh jarang terjadi dan termasuk dalam kategori
unusualy. Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori frequently, karena
pekerjaan tersebut hanya dilakukan satu kali dalam sehari. Tingkat risiko tersebut tidak dapat diturunkan karena, pekerjaan blasting memang dilakukan satu kali
dalam satu hari. Sedangkan tingkat konsekuensi dari risiko ini termasuk dalam kategorinoticeable, karena akibat terburuk dari risiko terjatuh yaitu, hanya
mengakibatkan cidera ringan atau memar pada bagian tubuh. Hal ini disebabkan karena, perusahaan telah menyediakan APD lengkap bagi pekerja yang akan
memeriksa daerah peledakan.
2. Terkena ledakan misfire