Hauling Pembersihan lokasi blasting

area dumping. Tahapan ini bertujuan untuk mempermudah unit DumpTruck saat menurunkan muatan batubara di area dumping yang telah disediakan. Tahapan ini dilakukan secara terus-menerus setiap hari.

3. Unit DumpTruck melakukan dumping batubara

Setelah DumpTruck melakukan manuver dan bergerak mundur mendekati area dumping, DumpTruck kemudian melakukan dumping yaitu, menurunkan muatan batubara ketempat yang telah ditentukan. Tahapan ini dilakukan secara terus-menerus setiap hari, karena proses pengangkutan batubara dilakukan selama 24 jam setiap hari.

4. Unit DumpTruck keluar dari lokasi dumping

Setelah selesai melakukan dumping batubara, DumpTruck bergerak maju untuk keluar dari lokasi dumping. Tahapan ini dilakukan secara terus-menerus setiap hari, karena proses pengangkutan batubara dilakukan selama 24 jam setiap hari. Sumber : Dokumentasi Hasil Observasi Tahun 2013 Gambar 5.10 Proses Kegiatan Dumping

5.5 Identifikasi Risiko Keselamatan Kerja Pada Proses Penambangan Batubara di

PT. Thiess Contractors Indonesia Sangatta Mine Project Tahun 2013 Identifikasi risiko keselamatan kerja pada proses penambangan batubaradilakukan dengan menggunakan metode JSAJob Safety Analysis dan membagi prosestersebut menjadi lima tahapan sesuai dengan tahapan pada proses kerjanya, yaitu, drilling, blasting, loading, hauling, dan dumping.Proses penambangan batubaradi dukung dengan penggunaan alat-alat berat bergerak seperti, unit Drill, unit DumpTruck, unit Excavator danunit Dozer.

5.5.1 Identifikasi Risiko Keselamatan Kerja Pada Tahap Drilling

5.5.1.1 Melakukan Prestart Check

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan petugas safety, pengawas lapangandan pekerjapada bagian drilling, risiko keselamatan kerja yang terdapat pada tahapan ini yaitu, terbentur body unit Drill, terkilir, tergelincir, dan terjepit pintu kabin. Risiko keselamatan kerja terbentur body unit terjadi saat operator memeriksa bagian bawah unit. Risiko ini terjadi karena bagian bawah unit tersebut cukup rendah bila dibandingkan dengan tinggi operator, sehingga jika operator tidak hati-hati ketika mengangkat kepala, maka akan membentur bagian bawah unit. Upaya pengendalian yang telah ada yaitu, perusahaan telah melakukan safety briefingsebelum bekerja, menyediakan Standar Operation ProcedureSOP mengenai proses prestart check, serta menyediakan APD lengkap seperti, safety helm, safety shoes, googles, danseragam lengan panjang. Risiko terkilirterjadi saat operator berjalan untuk memeriksa unit secara keseluruhan.Risiko ini terjadi akibat area kerja di lokasipengeboran memiliki struktur tanah yang berbatu dan terdapat banyakgundukan - gundukan tanah yang mudah bergerak, sehingga jika operator kurang hati-hati saat berjalan atau ketika memijakan kaki pada gundukan – gundukan tanah yang mudah bergerak, dapat mengakibatkanoperator terkilir.Upaya pengendalian yang telah dilakukan perusahaan yaitu dengan, melakukan perataan tanah di lokasi pengeboran dengan unit Dozer, melakukan safety briefingsebelum bekerja, menyediakan Standar Operation ProcedureSOP mengenai proses prestart check, serta menyediakan APD lengkap seperti, safety helm, safety shoes, googles,danseragam lengan panjang. Risiko tergelincir terjadi saat operator menaiki tangga unit untuk memeriksa bagian atas kabin unit.Risiko ini terjadi akibat tangga unit yang licin setelah hujan atau akibat terkena tumpahan material cair seperti, lumpur dan oli. Upaya pengendalian yang telah ada yaitu, perusahaan telah memasang handrail pada tangga, memasang warning sign tentang “gunakan Tiga Titik Tumpu” saat menaiki tangga unit, melakukan safety briefing sebelum bekerja, menyediakan Standar Operation Procedure SOPmengenai proses prestart check, serta menyediakan APD lengkap seperti, safety helm, safety shoes, googles, danseragam lengan panjang. Risiko terjepit pintu kabin unit terjadi saatoperator menutup pintu kabin unit.Risiko ini terjadi akibat operator kurang hati-hati dan terburu-buru saat menutup pintu kabin unit dan operator meletakan jari tangan pada titik jepit pintu kabin yang menyebabkan tangan terjepit. Upaya pengendalian yang telah dilakukan yaitu,dengan

Dokumen yang terkait

Analisis Tingkat Kepuasan Tenaga Kerja pada Bagian Produksi IUPHHK-HA PT. Ratah Timber, Kalimantan Timur

4 58 187

Revegetasi Tebing dengan Metode Rambatan pada Lahan Pasca Penambangan Batubara PT Mandiri Intiperkasa, Nunukan Kalimantan Timur

7 21 147

INVESTIGASI KECELAKAAN BERAT DI PT LEIGHTON CONTRACTORS INDONESIA WAHANA COAL MINE PROJECT

0 9 80

MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT LEIGHTON CONTRACTORS INDONESIA WAHANA COAL MINE PROJECT

0 6 59

KAJIAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LINGKUNGAN (K3L) PADA PROSES BLASTING DI AREA PERTAMBANGAN BATUBARA PT. CIPTA KRIDATAMA JOBSITE MAHAKAM SUMBER JAYA KALIMANTAN TIMUR

3 20 122

PERSEPSI KARYAWAN PADA KUALITAS MEDIA INTERNAL DANAKSESIBILITAS INFORMASI PADA PERUSAHAAN PT THIESS PERSEPSI KARYAWAN PADA KUALITAS MEDIA INTERNAL DAN AKSESIBILITAS INFORMASI PADA PERUSAHAAN PT THIESS CONTRACTORS INDONESIA-INCO PROJECT DI SOROWAKO (Peneli

0 3 16

PENDAHULUAN PERSEPSI KARYAWAN PADA KUALITAS MEDIA INTERNAL DAN AKSESIBILITAS INFORMASI PADA PERUSAHAAN PT THIESS CONTRACTORS INDONESIA-INCO PROJECT DI SOROWAKO (Penelitian untuk Audit Komunikasi Organisasi).

0 5 39

PENUTUP PERSEPSI KARYAWAN PADA KUALITAS MEDIA INTERNAL DAN AKSESIBILITAS INFORMASI PADA PERUSAHAAN PT THIESS CONTRACTORS INDONESIA-INCO PROJECT DI SOROWAKO (Penelitian untuk Audit Komunikasi Organisasi).

0 2 26

Studi Komposisi Mikroskopis Dan Peringkat Batubara Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur

0 0 7

BIOMARKA KETON DAN ASAM BATUBARA MIOSEN DARI PIT INUL SANGATTA, KALIMANTAN TIMUR

0 0 85