Analisis Semi Kuantitatif TINJAUAN PUSTAKA

Dibawah ini merupakan table penentuan konsekuensi dengan metode semi kuantitatif. Table 2.5 Tingkat Konsekuensi Metode Analisis Semi Kuantitatif Faktor Kategori Deskripsi Rating Konsekuensi Consequences Catastropic Kerusakan yang fatal dan sangat parah, terhentinya aktifitas, dan terjadi kerusakan lingkungan yang sangat parah. 100 Disaster Kejadian yang berhubungan dengan Kematian, serta kerusakan permanen yang kecil terhadap lingkungan. 50 Very Serious Cacat atau penyakit yang permanen dan kerusakan sementara terhadap lingkungan. 25 Serious Cidera yang serius tapi bukan penyakit parah yang permanen dan sedikit berakibat buruk bagi lingkungan. 15 Important Cidera yang membutuhkan penanganan medis, terjadi emisi buangan, di luar lokasi tetapi tidak menimbulkan kerusakan. 5 Noticeable cidera atau penyakit ringan, memar bagian tubuh, kerusakan kecil, kerusakan ringan dan terhentinya proses kerja sementara waktu tetapi tidak menyebabkan pencemaran di luar lokasi. 1 Sumber : Risk Management AS NZS 4360 : 1999 Tingkat risiko pada analisis semi kuantitatif merupakan hasil perkalian nilai variabel kemungkinan, paparan, dan konsekuensi dari risiko-risiko keselamatan kerja yang terdapat pada setiap tahapan pekerjaan. Tingkat risiko metode analisis semi kuantitatif dibagi ke dalam beberapa kategori, yaitu : Very High, Priority 1, Substansial, Priority 3, dan Acceptable AS NZS 4360 : 1999. Tabel 2.6 Tingkat Risiko Metode Analisis Semi Kuantitatif Tingkat Risiko Kategori Tindakan 350 Very High Aktifitas dihentikan sampai risiko bisa dikurangi hingga mencapai batas yang diperbolehkan atau diterima. 180 – 350 Proirity 1 Perlu pengendalian sesegera mungkin. 70 – 180 Substansial Mengharuskan adanya perbaikan secara teknis. 20 – 70 Priority 3 Perlu diawasi dan diperhatikan secara berkesinambungan. 20 Acceptable Intensitas yang menimbulkan risiko dikurangi seminimal mungkin. Sumber : Risk Management AS NZS 4360 : 1999 Menurut Cross 1998 masing-masing metode analisis risiko yang telah dijelaskan di atas mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan di antara satu sama lain. Berikut tabel perbandingan antara 3 metode analisis tersebut : Tabel 2.7 Perbandingan Metode Analisis Risiko Menurut Cross 1998 No. Metode Analisis Kelebihan Kekurangan 1. Analisis Kualitatif  Lebih Mudah  Lebih Cepat  Hasil analisis Kurang akurat jika dibanding dengan hasil analisis metode yang lain

2. Analisis Kuantitatif

 Lebih akurat dibandingkan analisis lainnya  Waktu Lebih Lama  Lebih Sulit  Sumber Data harus memadai dan Representatif 3. Analisis Semi Kuantitatif  Lebih akurat dibanding analisis kualitatif  Lebih mudah dan lebih cepat dibandinganalisis kuantitatif  Kurang akurat dibanding Analisis kuantitatif  Skala yang dipakai harus tepat untuk menentukan tingkat risiko Sumber: Risk Management Study Notes. Jean Cross. 1998

4. Evaluasi Risiko

Menurut Australian Standard New Zealand Standard 4360 : 2004, evaluasi risiko merupakan suatu proses membandingkan estimasi level risiko dengan kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan mempertimbangkan keseimbangan antara manfaat potensial dan hasil yang tidak menguntungkan untuk menilai dan menentukan prioritas pengendalian risiko berdasarkan kriteria yang ditetapkan mengenai batasan risiko mana yang bisa diterima, risiko mana yang harus dikurangi atau dikendalikan dengan cara yang lain.

5. Pengendalian Resiko

Pengendalian risiko yaitu suatu upaya penanganan dan pengendalian terdahap risiko, terutama risiko dengan tingkat tinggi serta mempertimbangkan aspek efektifitas dan efisiensi. Menurut PERMENAKER No. 05MEN1996, pengendalian risiko dapat dilakukan dengan berbagai macam metode, yaitu : a. Pengendalian teknis atau rekayasa yang meliputi eliminasi, subtitusi, isolasi, ventilasi engineering control. b. Pendidikan dan pelatihan. c. Pembangunan kesadaran dan motivasi yang meliputi sistem bonus, insentif, penghargaan, dan motivasi diri. d. Evaluasi melalui internal audit, penyelidikan dan etiologi. e. Penegakan hukum. Menurut Suardi 2005, dalam melakukan langkah-langkah untuk mengatasi bahaya yang timbul, dibutuhkan suatu skala prioritas yang dapat membantu dalam pemilihan pengendalian suatu bahaya yang disebut dengan hirarki pengendalian. Urutan prioritas atau hirarki tersebut, yaitu : a. Eliminasi adalah langkah ideal yang dapat dilakukan dan harus menjadi pilihan pertama dalam melakukan pengendalian risiko. Eliminasi berarti menghilangkan peralatan yang dapat menimbulkan bahaya. b. Substitusi, prinsip dari sistem pengendalian ini adalah mengganti sumber risiko dengan sarana atau peralatan lain yang tingkat risikonya lebih rendah atau tidak ada. c. Engineering Control dilakukan dengan mengubah desain tempat kerja, peralatan, atau proses kerja untuk mengurangi tingkat risiko. Ciri khusus dari tahap ini adalah melibatkan pemikiran yang lebih mendalam bagaimana membuat lokasi kerja yang lebih aman dengan melakukan pengaturan ulang lokasi kerja, memodifikasi peralatan, melakukan kombinasi kegiatan, perubahan prosedur, dan mengurangi frekuensi dalam melakukan kegiatan berbahaya. d. Administrative Control, dalam tahap ini pengendalian dilakukan dengan menggunakan prosedur, standar operasi kerja, atau panduan sebagai langkah untuk mengurangi risiko. Pengendalian administrasi dapat diartikan juga sebagai pengendalian bahaya dengan melakukan modifikasi pada interaksi pekerja dengan lingkungan kerja seperti, rotasi kerja, shift kerja, serta pengembangan standar kerja. Akan tetapi banyak kasus yang ada, pengendalian administrasi tetap membutuhkan sarana pengendalian risiko lainnya. e. Alat Pelindung Diri APD adalah pilihan terakhir yang dapat dilakukan untuk mencegah paparan bahaya pada pekerja. Penggunaan APD ini disarankan hanya digunakan bersamaan dengan penggunaan alatpengendali lainnya. Dengan demikian perlindungan keamanan dan kesehatan personel akan lebih efektif. Alat pelindung diri yang biasa digunakan yaitu: 1 Pelindung kepala : safety helmet dari berbagai bahan. 2 Pelindung mata : safety googles dari berbaga bahan. 3 Pelindung wajah : face shield 4 Pelindung tangan : safety gloves dari berbagai jenis. 5 Pelindung alat pernafasan : respirator atau masker khusus. 6 Pelindung telinga : tutup telinga atau sumbat telinga seperti, ear plug, ear muff, dan ear cap. 7 Pelindung tubuh : pakaian kerja dari berbagai bahan sesuai dengan kondisi lingkungan kerja.

6. Pemantauan dan Tinjauan Ulang

Pemantauan bertujuan untuk melakukan survey rutin terhadap hasil yang dicapai, kemudian dibandingkan dengan hasil yang diharapkan atau target yang telah di buat. Sedangkan tinjauan ulang bertujuan melakukan investigasi secara berkala terhadap situasi terkini. Menurut Australian Standard New Zealand Standard 4360 : 2004, pemantauan dan tinjauan ulang perlu dilakukan untuk memonitor efektifitas seluruh tahapan proses manajemen risiko. Hal ini penting untuk perbaikan berkelanjutan. Risiko dan efektifitas pengendalian risiko perlu dimonitor untuk meyakinkan bahwa perubahan situasi tidak mengubah prioritas risiko.

7. Komunikasi dan konsultasi

Komunikasi dan konsultasi yang baik dapat menjamin pihak yang terlibat dan bertanggung jawab terhadap perencanaan dan pelaksanaan manajemen risiko dan pihak lain yang berkepentingan memiliki pemahaman yang sama mengenai pengambilan suatu keputusan dan tindakan-tindakan yang perlu dilakukan.

2.6 Proses Penambangan Batubara

Proses penambangan batubara memiliki beberapa tahapan proses kerja yang saling berhubungan. Mulai dari pengeboran lapisan batubara, peledakan lapisan batubara, penggalian lapisan batubara, pengangkutan sampai pada penurunan muatan batubara pada tempat penyimpanan stock pile. Gambar 2.2 Bagan Proses Penambangan Batubara a. Drilling Drilling merupakan proses pekerjaan yang dilakukan untuk melakukan pengeboran pada lapisan batubara pada titik pengeboran yang telah ditentukan. Proses drilling ini biasanya juga digunakan untuk membantu proses Blasting dalam membuat lubang-lubang peledakan. Drilling Dumping Hauling Blasting Loading Batubar a

b. Blasting

Blasting adalah proses pekerjaan yang dilakukan untuk melakukan peledakan pada lapisan batubara yang memiliki struktur lapisan batubara yang tebal dan keras, sehingga memudahkan proses penambangan batubara selanjutnya. Proses blasting dilakukan dengan membuat lubang-lubang peledakan dengan standar lubang yang telah ditentukan. c. Loading Loading merupakan proses pemuatan material dari hasil pengeboran dan peledakan yang telah dilakukan. Proses pemuatan material dilakukan oleh unit Excavator dan di muat ke dalam unit Truck. d. Hauling Hauling adalah proses pengangkutan batubara dari tempat pemuatan batubara menuju tempat penyimpanan Stock Pile. e. Dumping Dumping merupakan proses akhir setelah proses pemuatan batubara ke dalam Truck loading dan proses hauling yaitu, perjalanan dari lokasi pemuatan batu bara loading point menuju tempat penyimpanan batubara Stock Pile sebelum batu bara tersebut di proses lebih lanjut. Dumping yaitu, proses penurunan muatan batubara dari Truck ke Stock Pile. 48

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep ini berdasarkan kepada teori tahapan manajemen risiko yang ditetapkan oleh Australian StandardNew Zealand Standard 4360 : 1999 dengan adanya modifikasi sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat risiko keselamatan kerja pada kegiatan penambangan batubara di bagian Mining Operation PT. Thiess Contractors Indonesia Sangatta Mine Project secara kualitatif. Kerangka berpikir tersebut di gambarkan pada Gambar 3.1. Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi risiko pada setiap tahapan kegiatan penambangan batubara di bagian Mining Operation. Setelah itu dilakukan analisis risiko dengan menilai kemungkinan, paparan dan konsekuensi berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Australian StandardNew Zealand Standard 4360 : 1999. Setelah menetapkan nilai dari kemungkinan, paparan dan konsekuensi, kemudian dilakukan perkalian dari ketiga variabel tersebut untuk mendapatkan nilai risiko. Dari nilai risiko tersebut, kemudian dibandingkan dengan tabel kategori tingkat risiko dan didapat tingkatan risiko dari setiap tahapan kegiatan penambangan batubara di bagian Mining Operation dan dilakukan kajian mendalam mengenai tingkat risiko keselamatan kerja secara kualitatif. Gambar 3.1 Kerangka Konsep

2. Identifikasi Risiko

Job Safety Analysis JSA Risiko, Penyebab, dan Upaya Pengendalian pada tahapan proses kegiatan penambangan batubara.

3. Nilai Risiko

Kemungkinan x Paparan x Konsekuensi

2. Analisis Risiko

 Kemungkinan Likelihood  Paparan Exposure  KonsekuensiConcequency

4. Tingkat Risiko 1.

Identifikasi Risiko Job Safety Analysis JSA Risiko, Penyebab, dan Upaya Pengendalian pada tahapan proses kegiatan penambangan batubara.

5. Pengendalian Risiko

Dokumen yang terkait

Analisis Tingkat Kepuasan Tenaga Kerja pada Bagian Produksi IUPHHK-HA PT. Ratah Timber, Kalimantan Timur

4 58 187

Revegetasi Tebing dengan Metode Rambatan pada Lahan Pasca Penambangan Batubara PT Mandiri Intiperkasa, Nunukan Kalimantan Timur

7 21 147

INVESTIGASI KECELAKAAN BERAT DI PT LEIGHTON CONTRACTORS INDONESIA WAHANA COAL MINE PROJECT

0 9 80

MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT LEIGHTON CONTRACTORS INDONESIA WAHANA COAL MINE PROJECT

0 6 59

KAJIAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LINGKUNGAN (K3L) PADA PROSES BLASTING DI AREA PERTAMBANGAN BATUBARA PT. CIPTA KRIDATAMA JOBSITE MAHAKAM SUMBER JAYA KALIMANTAN TIMUR

3 20 122

PERSEPSI KARYAWAN PADA KUALITAS MEDIA INTERNAL DANAKSESIBILITAS INFORMASI PADA PERUSAHAAN PT THIESS PERSEPSI KARYAWAN PADA KUALITAS MEDIA INTERNAL DAN AKSESIBILITAS INFORMASI PADA PERUSAHAAN PT THIESS CONTRACTORS INDONESIA-INCO PROJECT DI SOROWAKO (Peneli

0 3 16

PENDAHULUAN PERSEPSI KARYAWAN PADA KUALITAS MEDIA INTERNAL DAN AKSESIBILITAS INFORMASI PADA PERUSAHAAN PT THIESS CONTRACTORS INDONESIA-INCO PROJECT DI SOROWAKO (Penelitian untuk Audit Komunikasi Organisasi).

0 5 39

PENUTUP PERSEPSI KARYAWAN PADA KUALITAS MEDIA INTERNAL DAN AKSESIBILITAS INFORMASI PADA PERUSAHAAN PT THIESS CONTRACTORS INDONESIA-INCO PROJECT DI SOROWAKO (Penelitian untuk Audit Komunikasi Organisasi).

0 2 26

Studi Komposisi Mikroskopis Dan Peringkat Batubara Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur

0 0 7

BIOMARKA KETON DAN ASAM BATUBARA MIOSEN DARI PIT INUL SANGATTA, KALIMANTAN TIMUR

0 0 85