Memposisikan unit DumpTruck di arealoading

2. Unit DumpTruck menabrak unit Excavator Pada tahap ini juga terdapat risiko unit DumpTruck menabrak unit Excavator yang terjadi saat unit DumpTruck mundur mendekati unit Excavator untuk melakukan loading. Risiko ini bisa terjadi akibat penerangan yang kurang memadai ketika malam hari dan area loading yang berdebu, sehingga operator unit DumpTruck mengalami kesulitan dalam melihat jarak yang aman untuk mendekati unit Excavator.Kemungkinan risiko ini untuk terjadi termasuk dalam kategori unusualy, yaitu mungkin saja dapat terjadi namun jarang. Pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan, membuat tanggul pembatas safety berm antara unit Excavator dan unit DumpTruck, membuat Rambu STOP antara unit Excavator dan unit DumpTruck, membuat penerangan melalui lighting towerdi arealoading. Dari pembahasan tersebut, dapat diketahui bahwa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya risiko unit DumpTruck menabrak unit Excavator yaitu, area loading berdebuserta penerangan yang kurang memadai yang menyebabkan operator unit DumpTruck mengalami kesulitan dalam melihat jarak yang aman untuk mendekati unit Excavator. Oleh sebab itu, dengan membuat tanggul pembatas safety berm antara unit Excavator dan unit DumpTruck dapat menahan ketika operator unit DumpTruck melebihi jarak aman saat mendekati unit Excavator dan dengan membuat Rambu STOP di arealoadingdapat memastikan bahwa unit DumpTruck berhenti sebelum tanggul pembatas, sehingga dapat mencegah terjadinya risiko tabrakan tersebut dan tingkat kemungkinan terjadinya risiko unit DumpTruck menabrak unit Excavator dapat diturunkan. Perusahaan juga mewajibkan setiap operator unit DumpTruck untuk melakukan komunikasi dengan operator unit Excavator untuk menjaga jarak aman ketika mendekati unit Excavator. Menurut Liliweri 2007, fungsi utama dari komunikasi adalah menyampaikan pesan informasi oleh pengirim kepada penerima, dengan harapan para penerima informasi akan mengetahui sesuatu yang ingin dia ketahui. Oleh sebab itu, komunikasi sangat penting dilakukan oleh para operator unit ketika berinteraksiantar sesama unit berat yang berfungsi untuk mencegah risiko tabrakan yang mungkin dapat terjadi akibat tidak adanya komunikasi antar unit kendaraan. Komunikasi antara unit DumpTruck dan unit Excavator di arealoadingtersebut biasanya dilakukan dengan menggunakan radio komunikasi atau bunyi klakson yang dibunyikan oleh operator unit Excavator sebagai tanda jika unit Truck sudah berada pada jarak aman, sehingga operator unit Truck dapat dengan segera menghentikan unitnya pada jarak yang aman dan tidak menabrak unit Excavator. Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori continously, karena pekerjaan ini dilakukan secara terus-menerus setiap hari. Tingkat paparan tersebut sudah tidak dapat diturunkan menjadi kategori yang lebih rendah, karena pekerjaan loading batubara kedalam unit DumpTruck memang dilakukan selama 24 jam setiap hari. Sedangkan tingkat konsekuensi risiko ini termasuk dalam kategorinoticeable, karena akibat terburuk dari risiko iniyaitu, hanya mengakibatkan kerusakan ringan pada unit DumpTruck dan unit Excavator. Hal ini disebabkan karena, unit DumpTruck yang beroperasi di area loading hanya menggunakan kecepatan yang rendah, sehingga jika terjadi tabrakan tidak menyebabkan konsekuensi yang fatal. 3. Unit DumpTruck menabrak unit kendaraan kecil Risiko unit DumpTruck menabrak unit kendaraan kecil biasanya terjadi karena unit kendaraan kecil parkir secara sembarangan di area loading. Risiko ini sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi, sehingga termasuk dalam kategori remotely possible. Upaya pengendalianyang dilakukan perusahaan untuk mencegah risiko tersebut yaitu dengan, menyediakan tempat parkir khusus bagi unit kendaraan kecil didekat lighting tower. Upaya pengendalian tersebut sebenarnya sudah dapat mengurangi tingkat kemungkinan terjadinya risiko unit kendaraan kecil tertabrak unit lain yang lebih besar. Namun berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis, masih saja banyak ditemukan pengemudi yang memarkir kendaraannya secara sembarangan dan bukan ditempat yang telah disediakan. Ini tentu sangat membahayakan nyawa dari pengemudi itu sendiri. Berdasarkan wawancara kepada pekerja, kebiasaan parkir sembarangan tersebut biasanya dilakukan karena pengemudi merasa tempat parkir yang telah disediakan terlalu jauh dengan lokasi tujuan pengemudi atau dengan alasan hanya sebentar, sehingga pengemudi melakukan shortcut atau melakukan tindakan yang salah untuk mempersingkat pekerjaan dengan memarkir kendaraannya ditempat yang tidak semestinya. Berdasarkan penelitian menunjukan bahwa kecelakaan disebabklan oleh kesalahan manusia unsfae act yaitu sebesar 78 dan kondisi berbahaya unsafe condition sebesar 20 serta faktor lainnya sebesar 2. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa prilaku manusia merupakan penyebab utama terjadinya kecelakaan ditempat kerja Kementrian Tenaga Kerja. Oleh sebab itu, sebaiknya perusahaan juga melakukan upaya tambahan seperti, memberikan hukuman punishment bagi para pengemudi unit kendaraan kecil yang memarkir kendaraannya secara sembarangan, sehingga memberikan efek jera bagi para pengemudi dan mencegah terjadinya pengulangan tingkah laku yang tidak diharapkan tersebut. Punishmentitu sendiri adalah sebuah cara untuk mengarahkan sebuah tingkah laku agar sesuai dengan tingkah laku yang berlaku secara umum. Dalamhalini, hukuman diberikan ketika sebuah tingkah laku yang tidak diharapkan ditampilkan oleh orang yang bersangkutan atau orang yang bersangkutan tidak memberikan respon atau tidak menampilkan sebuah tingkah laku yang diharapkan. Punishmentmemiliki tiga fungsi penting yang berperan besar bagi pembentukan tingkah laku yang diharapkan yaitu, mencegah terjadinya pengulangan tingkah laku yang tidak diharapkan, bersifat mendidik, serta memperkuat motivasi untuk menghindarkan diri dari tingkah laku yang tidak diharapkan. Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori continously, karena pekerjaan ini dilakukan secara terus-menerus setiap hari.Sedangkan tingkat konsekuensi risiko ini termasuk dalam kategoridisaster, karena akibat terburuk dari risiko iniyaitu, dapat menyebabkan kematian pada pengemudi unit kendaraan kecil. Hal ini disebabkan karena, belum terdapat upaya pengendalian yang dilakukan perusahaan untuk mengurangi tingkat konsekuensi yang ditimbulkan dari risiko tersebut.

d. Unit Excavator melakukan loading batubara ke DumpTruck

1. Unit Excavator terbalik Pada tahapan unit Excavator melakukan loading batubara terdapat risiko unit Excavator terbalikakibat area loadingmemiliki struktur tanah yang tidak ratamiring dan juga licin yang disebabkan karena hujan atau akibat tumpahan material cair seperti lumpur dan oli.Kemungkinan risiko ini untuk terjadi termasuk dalam kategori unusualy, yaitu mungkin saja dapat terjadi namun jarang. Pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan, melakukan pengawasan terhadap lokasi loading dan memastikan bahwa area loading loading point rata dan tidak licin. Pengawasan itu sendiri adalah proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan perbaikan jika terjadi kesalahan atau kejadian diluar rencana kerja Handoko, 1995. Oleh sebab itu, upaya pengendalian yang dilakukan, dirasa sudah dapat menurunkan tingkat kemungkinan terjadinya risiko unit Excavator terbalik, karena dengan melakukan pengawasan terkait area loading yang tidak rata dan licin akibat hujan dapat dengan segera mengambil keputusan jika ditemukan kondisi yang tidak aman. Perusahaan juga membuat kebijakan ketika hujan turun, maka semua proses loading juga harus dihentikan untuk mencegah unit tergelincir dan terbalik, sehingga tingkat kemungkinan risiko tersebut dapat lebih diturunkan. Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori continously, karena pekerjaan ini dilakukan secara terus-menerus setiap hari.Sedangkan tingkat konsekuensi risiko ini termasuk dalam kategoriserious, karena akibat terburuk dari risiko ini yaitu kerusakan yang cukup parah pada unit Excavator. Hal ini disebabkan karena belum terdapat upaya pengendalian yang dilakukan untuk mengurangi tingkat konsekuensi dari risiko tersebut. 2. Tertimpa material muatan Risiko tertimpa material muatan terjadi akibat unit kendaraan lain berada terlalu dekat dengan area loading dan tidak menjaga jarak aman dengan unit Excavator yang sedang melakukan loading. Risiko ini sangat kecil kemungkinannya unuk terjadi, sehingga termasuk dalam kategori remotely possible.Upaya pengendalian yang dilakukan perusahaan untuk mencegah risiko tertimpa material muatan yaitu dengan, membuat kebijakan mengenai areablindspot, dimana setiap operator unit dilarang berada pada area blindspotdari unit Excavator. Karena pada areablindspot, operator unit Excavator tidak dapat melihat keadaan sekitar. Perusahaan juga membuat kebijakan mendekati alat. Jarak aman antar alat bergerak yang berada dalam satu lokasi pekerjaan yaitu, 30 meter. Perusahaan juga memberikan penerangan dengan membuat lighting towerketika kegiatan dilakukan pada malam hari agar operator unit lebih waspada dengan keadaan sekitar. Oleh sebab itu, dengan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh perusahaan tersebut, dapat mengurangi tingkat kemungkinan terjadinya risiko tertimpa material muatan. Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori continously, karena pekerjaan ini dilakukan secara terus-menerus setiap hari.Sedangkan tingkat konsekuensi risiko ini termasuk dalam kategorinoticeable, karena akibat terburuk dari risiko iniyaitu, hanya mengakibatkan kerusakan ringan pada unit yang tertimpa material muatan batubara serta tidak mengakibatkan cidera pada operator unit. 3. Benturan antara bucket Excavator dengan body DumpTruck Risiko benturan terjadi akibat faktor fatiguekelelahan dari operator unit Excavator, sehingga kurang konsentrasi saat melakukan loading.Fatigue atau kelelahan merupakan rasa letih yang terus meningkat dan mengganggu pekerjaan, baik karena kurang tidur, beban kerja yang terlalu banyak, atau suatu masalah emosiaonal lainnya. Fatigue biasanya terjadi pada waktu shift malam. Karena pada pekerja shift malam akan mengalami gangguan pada pola tidur mereka yang akan memperngaruhi ketahanan fisik pekerja ILO, 1989. Risiko benturan akibat faktor kelelahan sangat sering terjadi ketika melakukan loading. Namun kejadian tersebut sudah jarang terjadi, sehingga risiko ini termasuk dalam kategori unusualy. Ini disebabkan karena, perusahaan telah melakukan beberapa upaya pengendalianyaitu dengan, memberikan pelatihan mengenai kerja bugar Fit For Workkepada semua operator unit. Pelatihan Fit For Workini dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada para operator unit tentang bahaya kelelahan, akibat yang ditimbulkan dari kelalahan, serta upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kelelahan. Selain itu, juga untuk memotivasi para operator agar selalu hidup sehat dan menjaga kebugaran fisiknya saat bekerja. Ini sesuai dengan teori menurut Carrell dan Kuzmits 1982, dimana Carrell dan Kuzmitsmendefinisikan pelatihan sebagai proses sistematis dimana pekerja mempelajari pengetahuan knowledge, keterampilan skill, kemampuan ability dan perilaku behaviour terhadap tujuan pribadi dan organisasi. Perusahaan juga membuat program Fatigue Check untuk melakukan pengecekan terhadap tingkat kelelahan dari operator unit. Jika operator mengalami kelelahan, maka operator dipersilakan untuk istirahat sejenak atau disarankan untuk segera pulang jika operator mengalami kelelahan yang tinggi. Risiko benturan antara bucket Excavator dengan body DumpTruck ini juga terjadi akibat penggunaan teknik Top Loading saat melakukan proses loading.

Dokumen yang terkait

Analisis Tingkat Kepuasan Tenaga Kerja pada Bagian Produksi IUPHHK-HA PT. Ratah Timber, Kalimantan Timur

4 58 187

Revegetasi Tebing dengan Metode Rambatan pada Lahan Pasca Penambangan Batubara PT Mandiri Intiperkasa, Nunukan Kalimantan Timur

7 21 147

INVESTIGASI KECELAKAAN BERAT DI PT LEIGHTON CONTRACTORS INDONESIA WAHANA COAL MINE PROJECT

0 9 80

MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT LEIGHTON CONTRACTORS INDONESIA WAHANA COAL MINE PROJECT

0 6 59

KAJIAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LINGKUNGAN (K3L) PADA PROSES BLASTING DI AREA PERTAMBANGAN BATUBARA PT. CIPTA KRIDATAMA JOBSITE MAHAKAM SUMBER JAYA KALIMANTAN TIMUR

3 20 122

PERSEPSI KARYAWAN PADA KUALITAS MEDIA INTERNAL DANAKSESIBILITAS INFORMASI PADA PERUSAHAAN PT THIESS PERSEPSI KARYAWAN PADA KUALITAS MEDIA INTERNAL DAN AKSESIBILITAS INFORMASI PADA PERUSAHAAN PT THIESS CONTRACTORS INDONESIA-INCO PROJECT DI SOROWAKO (Peneli

0 3 16

PENDAHULUAN PERSEPSI KARYAWAN PADA KUALITAS MEDIA INTERNAL DAN AKSESIBILITAS INFORMASI PADA PERUSAHAAN PT THIESS CONTRACTORS INDONESIA-INCO PROJECT DI SOROWAKO (Penelitian untuk Audit Komunikasi Organisasi).

0 5 39

PENUTUP PERSEPSI KARYAWAN PADA KUALITAS MEDIA INTERNAL DAN AKSESIBILITAS INFORMASI PADA PERUSAHAAN PT THIESS CONTRACTORS INDONESIA-INCO PROJECT DI SOROWAKO (Penelitian untuk Audit Komunikasi Organisasi).

0 2 26

Studi Komposisi Mikroskopis Dan Peringkat Batubara Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur

0 0 7

BIOMARKA KETON DAN ASAM BATUBARA MIOSEN DARI PIT INUL SANGATTA, KALIMANTAN TIMUR

0 0 85