Jenis Armada yang digunakan Nelayan dan Status Kepemilikan Kapal

perbedaaan modal kerja yang cukup besar di antara nelayan anggota koperasi dengan nelayan non anggota koperasi dalam hal jenis armada penangkapan kapal motor.

4.3.7. Persepsi Nelayan terhadap pilihan tempat penjualan ikan

paling menguntungkan Persepsi nelayan terhadap pilihan tempat penjualan ikan yang paling menguntungkan apakah lebih menguntungkan menjual ikan di TPI ataukah lebih menguntungkan menjualnya ikan di Kopdit Angkara, berdasarkan data yang dihasilkan dapat diketahui bahwa nelayan secara dominan 81 memiliki persepsi bahwa menjual ikan di Kopdit Angkara lebih menguntungkan dibandingkan menjual ikan di tempat pelelangan ikan TPI, hal ini dikarenakan bahwa Kopdit Angkara ketika membeli ikan dari hasil tangkapan nelayan dimana harganya disesuaikan dengan harga pasar. Untuk lebih jelas terkait persepsi nelayan terhadap tempat penjualan ikan yang lebih menguntungkan dapat disajikan pada Tabel 26. Tabel 26. Persepsi nelayan terhadap pilihan tempat penjualan ikan paling menguntungkan Lebih Untung Jual di Kopdit atau TPI? Total Kopdit TPI Apakah Untung Jual Ikan Kopdit? Tidak 19 19 Ya 81 81 Jumlah 81 19 100 4.3.8 Deskripsi Pendapatan, Modal, Jumlah ABK, Pengalaman, dan jarak Tempuh pada Nelayan status Armada Kapal Motor Deskripsi pendapatan, modal kerja, jumlah anak buah kapal, pengalaman melaut, dan jarak tempuh melaut pada nelayan status armada kapal motor, dimana nelayan dengan status armada kapal motor dapat diketahui memiliki pendapatan per bulan berkisar dari Rp.4.080.000 sampai dengan Rp.35.240.000 atau rata-rata sekitar Rp. 19.676.900. Modal kerja yang dikeluarkan per bulan berkisar antara Rp.2.028.000 sampai dengan Rp.24.000.000 atau rata-rata sekitar Rp.15.026.900. Nelayan dengan armada kapal motor memiliki ABK antara 6 sampai dengan 11 orang, memiliki pengalaman melaut berkisar Koefisien

a,b

Model Koefisien Tidak Dibakukan Koefisien Dibakukan t Sig. Statistika Kolinieritas B Galat Baku Beta Toleransi VIF 1 Constant -856095.258 908551.465 -.942 .350 Modal Kerja 2.240 .801 .311 2.794 .007 .650 1.539 Jumlah ABK dalam 1 Kapal 228780.558 435028.835 .052 -.526 .601 .827 1.209 Pengalaman 83675.546 61745.450 .184 1.355 .181 .438 2.281 Jarak Tempuh 395724.669 104063.334 .438 3.803 .000 .605 1.652 a. Variabel Terikat: Pendapatan per Bulan b. Kasus pada Jenis Armada yang Digunakan = Perahu Tanpa Mesin antara 22 sampai dengan 45 tahun. Dikarenakan kemampuan armada kapal motor yang lebih handal, maka nelayan mampu mencapai jarak tempuh melaut dari 5 sampai dengan 30 kilo meter untuk setiap melaut. Hal ini dapat disajikan Pada Tabel 27. Tabel 27. Deskripsi nelayan status armada kapal motor Keterangan n Minimum Maksimum Rerata Simp. Baku Pendapatan per Bulan 13 4080000 35240000 19676923.08 8310128.303 Modal Kerja 13 2028000 24000000 15026923.08 7090440.307 Jumlah ABK 13 6 11 7.46 1.391 Pengalaman melaut 13 22.00 45.00 31.4615 5.51687 Jarak tempuh melaut 13 5.00 30.00 14.9231 7.38762 4.4. Analisis Model Regresi Berganda Pendapatan Nelayan 4.4.1 Hasil estimasi dengan menggunakan metode regresi linier berganda pada nelayan perahu tanpa mesin Untuk melihat pengaruh bebas yaitu modal kerja, jumlah anak buah kapal, pengalaman melaut, dan jarak tempuh melaut terhadap variabel terikat yakni pendapatan per bulan pada nelayan jenis armada perahu tanpa mesin, maka digunakan metode analisis regresi linier berganda dengan bantuan software IBM-SPSS 19.0. Hasilnya adalah sebagaimana disajikan pada Tabel 28. Tabel 28. Hasil uji koefisien Regresi Linier Persamaan regresi linier berganda yang terbentuk tersebut di atas dapat dituliskan sebagai berikut : Y = -856095,258 + 2,240 X1 + 228780,558 X2 + 83675,546 X3 + 395724,669 X4 Berdasarkan hasil uji t-statistik parsial pada variabel modal kerja X1, diketahui nilai koefisien regresi linier pada variabel X1 menunjukkan angka yang positif sebesar 2,240, dimana variabel X1memiliki nilai t hitung sebesar 2,794 lebih besar dari nilai t-tabel uji 2 arah yakni 1,96 dan nilai Sig 0,007 lebih kecil dibandingkan nilai peluang yang ditetapkan p-value yakni sebesar 0,05. Dengan demikian keputusannya adalah menerima hipotesis alternatif Ha yang diajukan, yakni modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan per bulan. Penambahan modal kerja akan berbanding lurus terhadap peningkatan pendapatan per bulan nelayan. Setiap penambahan modal kerja sebesar Rp.1.000.000,- maka akan meningkatkan pendapatan nelayan sebesar Rp.2.240.000,- Berdasarkan hasil uji t-statistik parsial pada variabel jumlah anak buah kapal X2 diketahui nilai koefisien regresi linier pada variabel X2 menunjukkan angka yang positif sebesar 228780,558. Variabel X2 memiliki nilai t hitung sebesar 0,526 lebih kecil dari nilai t-tabel uji 2 arah yakni 1,96 dan nilai Sig 0,601 lebih besar dibandingkan nilai peluang yang ditetapkan p-value yakni sebesar 0,05. Dengan demikian keputusannya adalah menolak hipotesis alternatif Ha yang diajukan, yakni jumlah anak buah kapal tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan per bulan nelayan, penambahan jumlah anak buah kapal X2 tidak memberikan peningkatkan pendapatan nelayan pada jenis armada perahu tanpa mesin. Berdasarkan hasil uji t-statistik parsial pada variabel pengalaman melaut X3, diketahui nilai koefisien regresi linier pada variabel X3 menunjukkan angka yang positif sebesar 83675,546. Variabel X3 memiliki nilai t hitung sebesar 1,355 lebih kecil dari nilai t-tabel uji 2 arah yakni 1,96 dan nilai Sig 0,181 lebih besar dibandingkan nilai peluang yang ditetapkan p-value yakni sebesar 0,05. Dengan demikian keputusannya adalah menolak hipotesis alternatif Ha yang diajukan, yakni pengalaman melaut nelayan tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan, semakin bertambah pengalaman melaut, ternyata tidak mampu meningkatkan pendapatan nelayan pada jenis armada perahu tanpa mesin. Pengalaman yang semakin bertambah akan menyebabkan nelayan menjadi semakin terampil dan mampu memahami kondisi laut, sehingga dengan pengalaman yang semakin baik akan memberikan kemampuan bagi nelayan dalam melaut juga semakin membaik. Berdasarkan hasil uji t-statistik parsial pada variabel jarak tempuh melaut X4 diketahui nilai koefisien regresi liniernya menunjukkan angka yang positif sebesar 395724,669, dimana variabel X4 memiliki nilai t hitung sebesar 3,803 lebih besar dari nilai t-tabel uji 2 arah yakni 1,96 dan nilai Sig 0,000 lebih kecil dari nilai peluang yang ditetapkan p-value yakni sebesar 0,05, dengan demikian keputusannya adalah menerima hipotesis alternatif Ha yang diajukan, yakni variabel X4 berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan nelayan, artinya semakin jauh tarak tempuh melaut X4 pada jenis armada perahu tanpa mesin akan meningkatkan pendapatan nelayan, dikarenakan potensi peluang perolehan hasil tangkap ikan yang semakin besar. Setiap penambahan 1 kilo meter dari variabel X4 maka akan meningkatkan pendapatan nelayan sebesar Rp.395.724. Uji simultan atau bersama-sama dari seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat, dilakukan dengan uji ANOVA atau analysis of variance analisis ragam. Hasilnya adalah sebagaimana disajikan pada Tabel 29. Tabel 29. Hasil Uji Anova pada Regresi Linier Berdasarkan hasil uji Anova pada regresi linier tersebut diketahui nilai jumlah kuadrat regresi sebesar 1,628E14, derajat bebas 4, kuadrat rataan regresi 4,071E13, F hitung 17,059 memiliki nilai Sig 0,000 lebih kecil dari nilai peluang yang ditetapkan p- ANOVA

b,c

Model Jumlah Kuadrat db Rataan Kuadrat F Sig. 1 Regresi 1.628E14 4 4.071E13 17.059 .000 a Residual 1.336E14 56 2.386E12 Total 2.965E14 60 a. Prediktor: Konstan, Jarak Tempuh, Jumlah ABK dalam 1 Kapal, Modal Kerja, Pengalaman b. Variabel Terikat: Pendapatan per Bulan c. Kasus pada Jenis Armada yang Digunakan = Perahu Tanpa Mesin