7. Bentuk insentif yang diberikan kepada karyawan Bentuk insentif bagi para karyawan masih relatif terbatas. Tentu jika ingin usaha
dapat dilakukan dengan optimal, dimana semua karyawan berkontribusi dengan baik dan memiliki kinerja yang tinggi, maka insentif bagi para karyawan harus
mendapat porsi perhatian yang maksimal.
4.6.2. Eksternal
A. Peluang
1. Peran Pemerintah dalam pengamanan lsset di laut. Sebagai negara perairan dimana lautnya begitu luas, Indonesia telah memiliki
seperangkat aturan terkait dengan pengamanan aset di laut. 2. Tanggungjawab sosial koperasi terhadap karyawan dan masyarakat.
Program tanggungjawab sosial koperasi terhadap masyarakat yang selama ini dilakukan telah membuat koperasi semakin dekat dan menjadi bagian tidak
terpisahkan dengan masyarakat. 3. Koperasi dapat melakukan diversifikasi produk.
Diversifikasi produk sebagai bagian dari strategi pemasaran telah mampu dilakukan koperasi dengan memanfaatkan SDM dan sumber daya lainnya.
4. Standar konsumen pasar sesuai kemampuan perusahaan Perusahaan selama ini telah mampu menyediakan produk yang standarnya
sesuai dengan keinginan dan selera konsumen. Para nelayan telah berhasil menyediakan hasil tangkapan laut yang memiliki kualitas terbaik dibandingkan
dengan produk luar negeri. 5. Laju pertumbuhan penduduk tempat tujuan pasar.
Penduduk di pasar sasaran tumbuh dengan laju yang cepat. Hal ini menjadi peluang bagi usaha untuk bisa menggarapnya lebih maksimal.
6. Kemudahan dalam memasarkan komoditi laut Karena produk yang dipasarkan merupakan produk yang sangat dibutuhkan,
maka peraturan yang berlaku untuk proses pemasaran dan pengembangannya relatif lebih mudah.
7. Laju pertumbuhan masyarakat sekitar. Di samping cepatnya laju pertumbuhan penduduka di pasar sasaran, laju
pertumbuhan masyarakat di sekitar pasar sasaran pun terjadi dengan cepat. Hal ini semakin memperbesar peluang yang ada yang bisa digarap koperasi.
8. Kekuatan tawar menawar pemasok Dengan kualitas produk yang baik dan tingkat kebutuhan pasar terhadap produk,
membuat koperasi memiliki posisi tawar yang kuat. Hal ini tentu dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan program pemasaran dan memenangkan
persaingan. 9. Tersedianya teknologi dan informasi bagi koperasi
Teknologi dan informasi yang dapat digunakan koperasi terus berkembang dan tersedia dengan baik, sehingga koperasi dapat menggunakannya untuk
mengembangkan program produksi dan pemasaran produknya. B.
Ancaman 1. Turunnya harga akibat persaingan tidak sehat
Persaingan tidak sehat dapat menyebabkan terjadinya penurunan harga. Hal ini bisa terjadi dengan adanya kongkalingkong dengan pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab, menurunkan kualitas produk bahkan saling menjegal program pemasaran.
2. Adanya isu komoditi hasil laut dipasarkan di luar negeri. Isu negatif terkait suatu produk yang dihasilkan suatu perusahaan atau negara
akan menyebabkan munculnya keraguan dari para konsumen yang pada akhirnya akan menyebabkan turunnya permintaan terhadap suatu produk.
3. Pengaruh iklim dan cuaca Iklim dan cuaca yang tidak menentu pun dapat menjadi faktor yang
mempengaruhi proses produksi dan pemasaran suatu produk bahkan dapat memunculkan kerugian yang tidak terduga.
4. Lemahnya loyalitas konsumen. Loyalitas konsumen merupakan domain yang dikuasai oleh konsumen sendiri.
Perusahaan tidak dapat mendominasinya selain melakukan program pemasaran
dan pelayanan yang membuat konsumen tetap tertarik dan senang terhadap produk yang dipasarkan. Loyalitas konsumen mudah berubah.
5. Meningkatnya biaya transportasi antar negara. Tarif transportasi yang mudah berubah dan adanya perbedaan di setiap negara
dapat membuat suatu usaha mengalami kerugian jika tidak diantisipasi sejak dini secara seksama.
6. Sulitnya mencari alternatif pasar. Perluasan pasar menjadi keniscayaan bagi suatu usaha agar mampu bertahan dan
terus berkembang. Namun mencari alternatif pasar bukanlah perkara yang mudah, dikarenakan butuh dana yang besar dan SDM yang handal untuk
menemukan dan menetapkannya. 7. Penerapan retribusi tangkapan yang tinggi.
Industri perikanan dengan cara menangkap ikan di laut yang semakin berkembang dimanfaatkan oleh pemerintah untuk meningkatkan devisa negara.
Retribusi tersebut akan menjadi hal wajar, jika ditetapkan dan diterapkan secara formal dan standar oleh pemerintah, namun kenyataan di lapangan, pungutan
retribusi tersebut seringkali melampaui tarif yang terlah ditentukan. 8. Berkurangnya daya lingkungan terhadap pasokan bahan baku.
Semakin banyakya lingkungan yang rusak yang juga disebabkan karena banyaknya kapal-kapal penangkap ikan illegal atau tidak resmi semakin
membuat pasokan bahan baku di laut berkurang. Pada kondisi-kondisi tertentu, perusahaan seringkali tidak memperoleh hasil tangkapan yang
optimal. Sehingga dengan demikian perlunya langkah-langkah antisipatif yang efektif dan efisien, bagi optimalisasi pencapaian tujuan usaha.
9. Kebijakan stabilitas politik dan keamanan di Indonesia tidak menentu. Sebagai negara berkembang, Indonesia seringkali mengalami perubahan peraturan dan
stabilitas politik. Hal ini sangat berpengaruh terhadap operasional usaha nelayan. Karena perubahan-perubahan yang terjadi seringkali mampu membuat
gerak operasional perusahaan terbatas.
10. Isu pemasaran target internasional Isu-isu pemasaran di pasar internasional sering muncul dan bernuansakan
negatif. Hal ini sering mengancam keberlangsungan usaha yang dijalankan. Isu-isu tersebut, dapat terkait dengan kualitas produk, proses produksi, proses
pengolahan limbah dan sebagainya. Isu-isu negatif harus diantisipasi sedini mungkin oleh Kopdit Angkara agar kegiatan usaha dapat berjalan sebagaimana
mestinya.
4.6.3. Penggunaan Faktor Krisis Internal dan Eksternal