Setelah skor akhir diperoleh, langkah selanjutnya adalah memasukkan angka tersebut ke dalam Matrik Internal Eksternal untuk menentukan posisi perusahaan. Apabila
posisi sudah diketahui, maka penyusunan formulasi strategi dapat segera dilakukan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Matrik Internal Eksternal Berdasarkan hasil analisis internal diperoleh skor tertimbang 2,804 sedangkan dari
hasil analisis eksternal diperoleh skor tertimbang 2,653. Maka gabungan dari faktor internal dan faktor eksternal Tabel IFAS dan EFAS tersebut memperlihatkan posisi
obyek yang sedang diteliti yaitu Kopdit Angkara berada pada ruang V yaitu Stabilitas Menjaga dan Mempertahankan. Strategi yang layak ditawarkan untuk posisi stabil
tersebut yaitu para Nelayan dan Kopdit Angkara dapat melakukan kegiatan penetrasi pasar dan langkah penyempurnaan strategi pengembangan produknya untuk mempertahankan
dan memelihara kinerja yang sudah dicapai.
4.6.4. Formulasi Strategi
Dalam merumuskan dan menetapkan alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh Kopdit Angkara, maka terlebih dahulu dibuat matriks SWOT sebagaimana terlihat pada
Tabel 37.
SKOR TERTIMBANG
FAKTOR EKSTERNAL
SKOR TERTIMBANG FAKTOR INTERNAL
3,0 sd 4,0 2,0 sd ,99
1,0 sd 1,99
3,0 sd 4,0 2,0 sd 2,99
1,0 sd 1,99 3,0
2,0 1,0
4,0 3,0
2,0 1,0
Tabel 37. Matriks SWOT
IFAS
EFAS KEKUATAN
Strengths
1. Peran SDM Pemasaran yang Baik
2. Sistem pemasaran yang baik
3. Image Masyarakat Tidak Jelek
4. Kualitas Produk
5. Sistem Manajemen Koperasi
6. Sistem Manajemen Keuangan yang baik
7. Kesediaan Tenaga Kerja
8. Kecanggihan Sarana Teknologi
9. Peran Kantor sebagai tempat pemasaran dan
tujuan pasar 10. Keahlian pegawai menghadapi persaingan
11. Sumber keuangan kuat 12. Kemampuan pegawai menghadapi
persaingan 13. Produk diminati konsumen
KELEMAHAN Weakness
1. Stabilitas Volume Produksi tidak bersifat konstan atau penuh dinamika tidak dapat
diprediksi 2. Biaya Operasi yang Besar
3. SDM produksi yang belum mampu memenuhi standar kinerja
4. Posisi Persaingan Tidak Sehat 5. Sistem promosi belum berkelanjutan
6. Sistem pengemasan belum baik 7. Struktur organisasi belum sesuai dengan
kebutuhan koperasi 8. Manajemen organisasi belum profesional
9. Bentuk insentif yang diberikan kepada karyawan belum sesuai standar insentif
pada umumnya
PELUANG Opportunities
1. Permintaan Komoditi Hasil Laut di Pasar
2. Peran Pemerintah dalam Pengamanan Asset di Laut
3. Tanggungjawab sosial koperasi terhadap karyawan dan masyarakat
4. Koperasi dapat melakukan diversifikasi produk
5. Standar konsumen pasar sesuai kemampuan perusahaan
6. Laju pertumbuhan penduduk tempat tujuan pasar
7. Kemudahan dalam memasarkan komoditi laut
8. Laju pertumbuhan masyarakat sekitar
9. Kekuatan tawar menawar pemasok 10. Tersedianya teknologi dan
informasi bagi koperasi Strategi SO
a. Optimalkan peran SDM untuk meningkatkan pemasaran produk di pasar sasaran. S1-O1
b. Tingkatkan kontinuitas dan kelancaran distribusi S2-O2
c. Pertahankan image atau citra positif yang telah dan melekat erat di benak konsumen S3-O3
d. Perluas pangsa pasar dengan sistem distribusi yang handal dan optimalisasi citra S4-O4
e. Jalin manajemen rantai pasokan secara terpadu, agar terjalin tercipta kerjasama jangka panjang
menguntungkan S1-O9 f. Tingkatkan image produk di tengah
masyarakat, agar konsumen mempercayai eksistensi dari koperasi S3-O10
g. Berdayakan SDM dalam memanfaatkan kemudahan pemasaran komoditas laut S7-07
h. Optimalkan keberadaan kantor mengantisipasi tren permintaan produk sebagai konsekueensi
laju pertumbuhan penduduk S9-08 i. Tingkatkan kompetensi SDM dalam
menghadapi tren permintaan komoditas hasil laut S12-O1
Strategi WO a. Gunakan promosi word of mouth atau
promosi melalui referensi dalam menginformasikan keunggulan produk
W1-O6 b. Gunakan SDM lokal, selain untuk
mengurangi biaya operasi juga untuk mengantisipasi kesenjangan atau gap di
bidang kesejahteraan ekonomi W2-O1 c. Tingkatkan nilai tambah produk
product value added agar dapat bertahan dalam kondisi persaingan yang
tidak sehat W4-O7 d. Tingkatkan intensitas promosi secara
berkesinambungan sehingga mampu menopang penjualan produk W5-O1
e. Kualitas produk harus senantiasa didukung dengan pengemasan produk
yang baik W6-O10 f. Ciptakan kualitas pelayanan yang prima
bagi terciptanya kepuasan dan loyalitas konsumen W8-O5
ANCAMAN Threath
1. Turunnya harga akibat persaingan tidak sehat
2. Adanya isu komoditi hasil laut dipasarkan di luar negeri
3. Pengaruh iklim dan cuaca 4. Lemahnya loyalitas konsumen
5. Meningkatnya biaya transportasi antar negara
6. Sulitnya mencari alternatif pasar 7. Penerapan retribusi tangkapan yang
tinggi 8. Berkurangnya daya lingkungan
terhadap pasokan bahan baku 9. Kebijakan stabilitas politik dan
keamanan di Indonesia tidak menentu
10. Isu pemasaran target internasional Strategi ST
a. Bangun kerjasama dengan perusahaan lain dalam hal memperluas pasar, transportasi,
menghadapi persaingan S5-T2 b. Ciptakan persaingan harga secara sehat
berdasar harga pasar S6-T1 c. Adaptasi teknologi sebagai antisipasi iklim dan
cuaca S8-T3 d. Bangun bisnis intelijen handal terkait dengan
lingkungan pemasaran, iklim dan kebijakan pemerintah. S10-T6
e. Tingkatkan kualitas produk mengacu pada standar mutu internasional S10-T10
f. Memperhatikan seksama perkembangan dinamika politik yang terjadi di Indonesia,
khususnya di Maluku Tenggara S10-T9 g. Alokasikan dana taktis untuk menghadapi
fluktuasi biaya transportasi S11-T5 h. Tingkatkan efisiensi produksi agar produk
yang diminati memiliki harga jual sesuai harga pasar meski tarif retribusi tinggi S13-T7
Strategi WT a. Perkuat pemasaran di pasar lokal dengan
penetrasi pasar secara intensif, sebagai langkah antisipasipreventif hilangnya
keunggulan bersaing W3-T1 b. Berikan insentif yang memadai secara
relatif, agar SDM mampu mengembangkan pemasaran dan mencari
alternatif produk unggulan komoditi hasil laut lainnya W9-T4
c. Lakukan efisiensi dengan mengoptimalkan kapasitas produksi yang
tersedia dan dapat digunakan W2-T1 d. Lakukan restrukturisasi organisasi yang
lebih mampu mengoptimalkan pencapaian tujuan organisasi.W8-T1
e. Transparansi mekanisme kompensasiinsentif bagi anggota, untuk
meminimalisir potensi konflik W8-T4
Berdasarkan matriks SWOT Kopdit Angkara di atas maka dapat diambil 4 empat set kemungkinan alternatif strategi. Hal ini sebagaimana sebagai dapat diuraikan sebagai
berikut: 1. Alternatif Strategi Pertama – Strategi SO
Strategi ini merupakan kombinasi antara menggunakan kekuatan dan memanfaatkan peluang yang dimiliki oleh Kopdit Angkara, yaitu terdiri dari:
a. Optimalisasi peran SDM untuk meningkatkan pemasaran produk di pasar sasaran. Strategi ini merupakan upaya mengoptimalkan SDM yang berkeahlian dan
berkemampuan dalam memasarkan produk sehingga pangsa pasar yang masih terbuka luas dapat digarap seoptimal mungkin. Peran SDM tersebut akan optimal dengan
menempatkannya pada posisinya masing-masing sesuai dengan keahlian dan kemampuannya.
b. Perluasan pangsa pasar dengan sistem distribusi yang handal. Keahlian dan kemampuan SDM dalam memasarkan produk hendaknya dapat diarahkan untuk
memperkuat saluran distribusi dan sistemnya. Suatu produk dengan kualitas yang bagus jika tidak mudah ditemukan oleh konsumen saat hendak mengkonsumsi tidak
akan memberikan implikasi optimal terhadap omset penjualan suatu produk. Untuk memaksimalkannya, dibutuhkan saluran distibusi optimal, sehingga produk senantiasa
tersedia saat konsumen membutuhkannya. Karena itu, hendaknya Kopdit Angkara mampu menciptakan sistem distribusi yang handal agar perluasan pangsa pasar dapat
terwujud, mengingat potensi pasar yang begitu besar. c. Tingkatkan image produk di tengah masyarakat. Adanya kondisi yang menggambarkan
image yang tidak jelek di tengah masyarakat menunjukkan bahwa produk yang dipasarkan sudah diterima secara baik oleh masyarakat sebagai konsumen. Hal ini
tidak bisa dibiarkan pada kondisi seadanya seperti yang terbangun sebelumnya. Image produk perlu di-maintenance agar terus berkembang dan kuat di benak konsumen.
Strategi ini perlu dilakukan, mengingat masyarakat yang menjadi konsumen atas produk dimaksud terus berkembang dan bertambah, bahkan bisa jadi berganti.
2. Alternatif Strategi Kedua – Strategi WO Strategi Kedua dibentuk dengan mengkombinasikan antara menyadari dan
menutup kelemahan serta memanfaatkan peluang yang bisa diakses oleh Kopdit Angkara, yaitu antara lain:
a. Gunakan SDM lokal untuk mengurangi biaya operasi. Tingginya biaya operasi di tengah persaingan yang terkadang tidak sehat menuntut operasional bisnis dapat
dilaksanakan dengan melakukan penghematan pada beberapa hal. Salah satu strategi yang bisa dilakukan adalah menggunakan SDM lokal yang mampu menghemat biaya
operasi SDM, ini tentu akan berpengaruh terhadap biaya operasi dan stabilitas produksi. Bahan baku impor akan relatif sulit diperoleh bahkan bisa terancam tidak
memperoleh pasokan mengingat jalur yang dipergunakan begitu panjang. Demikian pula dengan SDM Impor akan memerlukan persyaratan dan birokrasi yang rumit dan
panjang. b. Tingkatkan intensitas promosi sehingga mampu menopang penjualan produk. Produk
dengan kualitas yang baik dan bagus akan dikonsumsi oleh banyak konsumen jika konsumen telah mengenal dan mengetahui sebelumnya. Untuk dapat menciptakan
kondisi seperti dan terwujudnya permintaan akan produk dari para konsumen maka perlu dilakukan strategi promosi untuk mengenalkan dan memasarkan produk yang
dihasilkan. Hal ini menjadi mutlak dilakukan mengingat pangsa pasar yang begitu besar dan terus berkembang.
c. Kualitas produk harus didukung dengan pengemasan produk yang baik. Nelayan yang tergabung dalam Kopdit Angkara mampu menghasilkan produk-produk yang
berkualitas baik. Produk berkualitas tersebut membuat konsumen tertarik untuk mengkonsumsi dan melakukan proses pembelian. Perusahaan harus menyadari bahwa
kualitas produk tersebut harus didukung oleh pengemasan yang dapat mempertahankan produk tetap berkualitas dalam jangka waktu yang lebih panjang di samping
terciptanya kemudahan dalam pengiriman dan penyimpanan sampai produk ke tangan konsumen untuk dikonsumsi. Proses pengemasan ini tentu dapat dilakukan para
nelayan mengingat kemampuan dan keahlian mereka yang cukup baik.
3. Alternatif Strategi Ketiga – Strategi ST Strategi Ketiga dirumuskan dengan melakukan antara menggunakan kekuatan dan
menghadapi ancaman atau tantangan dari pihak eksternal, yaitu antara lain : a. Membangun kerjasama dengan perusahaan lain untuk memperluas pasar, transportasi,
dan menghadapi persaingan. Ancaman eksternal yang muncul dan senantiasa merongrong bisnis akan mudah teratasi jika dilakukan penggabungan kekuatan dari
pelaku bisnis sejenis. Penggabungan kekuatan melalui kerjasama antara koperasi atau pelaku bisnis sejenis sehingga persaingan dapat teratasi, perluasan pasar dapat
diwujudkan, biaya transportasi dapat direduksi dan kondisi lainnya yang tidak menciptakan kondisi bisnis yang lebih sulit dibandingkan sebelumnya.
b. Membangun bisnis intelijen handal terkait dengan lingkungan pemasaran, iklim dan kebijakan pemerintah. Bisnis dapat berjalan dan meraih sukses jika disertai dengan
informasi yang memadai. Informasi mengenai kondisi pasar dan pemasaran akan diperoleh jika bisnis memiliki mekanisme intelijen bisnis yang baik. Antisipasi atas
resiko bisnis dapat dilakukan jika para nelayan dan koperasi memiliki banyak informasi tentang pangsa pasar, selera konsumen, kondisi iklim atau cuaca, kebijakan
pemerintah dan perundangannya, tingkat persaingan dan sebagainya. 4. Alternatif Strategi Keempat – Strategi WT
Strategi Keempat dihasillkan dengan merumuskan kelemahan yang ada dan memperhatikan ancaman yang muncul dari pihak eksternal, yakni sebagai berikut:
a. Memperkuat pemasaran di pasar lokal sebagai antisipasi hilangnya keunggulan bersaing, akibat munculnya ancaman dari eksternal atau semakin melemahnya kondisi
internal perusahaan. Salah satu ancaman yang cukup berat adalah adanya persaingan yang tidak sehat. Untuk mengantisipasinya, bisnis dapat melakukan proses pemasaran
di pasar lokal. Hal ini dilakukan agar bisnis tidak hanya mengandalkan pasar ekspor sebagai satu-satunya tujuan pemasaran produk. Pasar ekspor relatif mudah berubah
dan mengancam keberlangsungan usaha. Berbeda dengan pasar lokal, Kopdit Angkara relatif akan memiliki akses dan kemudahan untuk mengelola dan menggarapnya
sebagai pasar tujuan. Alasan ini pun diperkuat dengan adanya kondisi pasar lokal yang relatif cukup besar dan belum optimal tergarap.
b. Berikan insentif yang memadai agar SDM mampu melakukan pengembangan pemasaran dan mencari alternatif produk. Rendahnya insentif yang diterima karyawan
bisa saja menyebabkan rendahnya kinerja mereka dalam melakukan proses produksi, proses pemasaran dan pencarian alternatif produk. Hal ini akan memperburuk bisnis
jika semakin banyak kelemahan yang dimiliki. Agar para karyawan dapat bekerja secara optimal dan bersedia mencurahkan segala kemampuannya, hendaknya Kopdit
Angkara mampu memberikan dan meningkatkan insentif bagi para karyawan. Pemberian insentif yang memadai ini bisa menjadi investasi bagi usaha yang
dijalankan dan implikasi yang diperolehnya adalah berupa kinerja para karyawan yang optimal dan pada akhirnya usaha dapat dijalankan dengan baik dan menghasilkan laba
yang maksimal pula. Alternatif strategi pemasaran terbaik yang dapat dipilih oleh Kopdit Angkara
adalah dengan mengkombinasikan kelemahan dan peluang yang ada. Strateginya adalah dengan menggunakan sumber daya manusia SDM lokal dalam operasional koperasi, agar
dapat mengurangi atau meminimalisir biaya operasional. Selain itu, penggunaan SDM lokal juga akan dapat mengantisipasi kesenjangan dan kecemburuan sosial, antara penduduk
pribumi dengan pendatang. Apabila SDM lokal masih belum memenuhi kompetensi standar yang dibutuhkan oleh Kopdit Angkara, maka diperlukan adanya partisipasi dari
stakeholder agar dapat dilakukan pendidikan dan pelatihan. Selain itu Kopdit Angkara juga perlu meningkatkan intensitas promosinya
sehingga mampu menopang penjualan produk. Salah satu caranya adalah dengan berfokus pada bauran promosi word of mouth dalam menginformasikan keunggulan
produk. Diharapkan dengan implementasi strategi ini, maka nelayan anggota koperasi akan mempromosikan keunggulan koperasi dan produknya kepada pihak lain tanpa diminta.
Promosi yang baik perlu didukung pula dengan menciptakan kualitas pelayanan yang prima bagi konsumen, diharapkan berdampak pada kepuasan dan loyalitas pelanggan. Terkait
dengan implementasi tersebut, kualitas produk juga harus senantiasa terjaga dan didukung dengan pengemasan produk yang baik.
4.6.5. Implikasi Manajerial