1.00 1.00 Bagaimana system retribusi yang diterapkan Pemerintah

Lampiran 7. Rekapitulasi hasil kuesioner SWOT dan penentuan bobot No Pertanyaan Jawaban Responden Rata- rata Bobot Resp. 1 Resp. 2 Resp. 3 A FAKTOR INTERNAL 1 Apakah Peran SDM Pemasaran Baik? 4 4 4 4.00 0.066 2 Bagaimana Tingkat Kecanggihan Sarana Teknologi? 2 3 4 3.00 0.049 3 Sumber Keuangan Kuat? 2 3 3 2.67 0.044 4 Peran Kantor sebagai tempat pemasaran dan tujuan pasar baik? 4 2 3 3.00 0.049 5 Keahlian Pegawai dalam Menghadapi Pesaing Baik? 3 3 3 3.00 0.049 6 Kemampuan Pegawai dalam Menghadapi Pesaing Baik? 3 2 3 2.67 0.044 7 Strategi Pemasaran Baik? 4 3 4 3.67 0.060 8 Sistem Promosi Berkelanjutan? 3 1 3 2.33 0.038 9 Produk sangat diminati Konsumen? 3 2 3 2.67 0.044 10 Bagaimana Sistem Pengemasan baik? 3 1 3 2.33 0.038 11 Image Masyarakat Tidak Jelek? 1 4 4 3.00 0.049 12 Stabilitas Volume Produksi 3 4 4 3.67 0.060 13 Biaya Operasi Besar? 3 4 3 3.33 0.055 14 Kualitas Produk? 1 4 4 3.00 0.049 15 Bagaimana Sistem Manajemen Koperasi? 3 3 4 3.33 0.055 16 Bagaiman Posisi Persaingan Sehat? 4 4 3 3.67 0.060 17 Bagaimana Sistem Manajemen Keuangan Baik? 4 3 4 3.67 0.060 18 Apakah Struktur Organisasi Sesuai dengan Kebutuhan Koperasi? 3 2 3 2.67 0.044 19 Kesediaan Tenaga Kerja untuk Kegiatan Produksi Baik? 3 3 3 3.00 0.049 20 Bentuk Insentif yang diberikan Karyawan? 1 3 3 2.33 0.038 0.06

61.00 1.00

Lanjutan Lampiran 7 No Pertanyaan Jawaban Responden Rata- rata Bobot Resp. 1 Resp.2 Resp.3 B FAKTOR EKSTERNAL 1 Apakah ada isu komoditi hasil laut dipasarkan di luar negeri? 2 4 2 2.67 0.052 2 Bagaimana permintaan komoditi hasil laut di pasar? 4 4 4 4.00 0.077 3 Peran Pemerintah dalam pengamanan asset di laut? 4 4 3 3.67 0.071 4 Bagaimana birokrasi dalam memasarkan komoditi laut? 2 3 3 2.67 0.052 5 Pengaruh Iklim dan Cuaca? 2 3 2 2.33 0.045 6 Turunnya harga akibat persaingan tidak sehat? 3 3 4 3.33 0.065 7 Lemahnya loyalitas konsumen? 2 2 3 2.33 0.045 8 Meningkatnya Biaya Transportasi antar Negara? 2 2 2 2.00 0.039 9 Perusahaan tidak mencari alternatif Pasar? 1 3 2 2.00 0.039 10 Penerapan Retribusi Tangkapan yang tinggi? 2 1 3 2.00 0.039 11 Berkurangnya daya lingkungan terhadap pasokan bahan baku? 2 1 2 1.67 0.032 12 Bentuk tanggungjawab sosial koperasi terhadap karyawan maupun masyarakat sekitar baik? 4 3 4 3.67 0.071 13 Kebijakan stabilitas politik dan keamanan di Indonesia tidak menentu? 1 1 3 1.67 0.032 14 Apakah koperasi dapat melakukan diversifikasi produk? 3 3 2 2.67 0.052 15 Standar konsumen pasar sesuai dengan kemampuan perusahaan? 3 4 4 3.67 0.071 16 Bagaimana laju pertumbuhan penduduk masyarakat sekitar? 3 2 2 2.33 0.045 17 Bagaimana laju pertumbuhan penduduk tempat tujuan pasar? 3 2 3 2.67 0.052 18 Bagaimana kekuatan tawar-menawar pemasok? 2 4 2 2.67 0.052 19 Isu pemasaran target internasional 2 1 2 1.67 0.032 20 Penerapan Teknologi dan informasi di Koperasi 2 2 2 2.00 0.039

51.67 1.00

ABSTRACT ALI MANSYUR, Analysis of Fish Marketing Strategy of Kopdit Angkara at Southeast Maluku regency. Under supervision of MA’MUN SARMA and WILSON H. LIMBONG Capture fisheries production capability of high yield should be supported by a proper marketing strategy and the involvement of cooperative. This study aimed to: 1. Identify marketing strategies to market catch fish ; 2. Analyze the factors that influence the income of fishermen; and 3. Formulate alternative marketing strategies in the business development process in order to play more important role in the future in Southeast Maluku regency. This study use a sample size of 100 fishermen, selected by nonprobability sampling the members and nonmembers of the Kopdit Angkara. Capital, number of crew, fishing experience, and mileage in the sail, better able to explain the monthly income of the fishermen with outboard motor fleet types, compared to a fleet of fishing boats without engine types. Number of crew in one ship and fishing experience has no significant effect on the income of fishermen fleet type boats without engines. While the fishermen with outboard motor fleet types, working capital and experience fisherman did not have a significant effect on the income of fishermen with outboard motor fleet types. SWOT analysis of Kopdit Angkara formulate a marketing strategy for optimizing the welfare of fishermen. Strategy undertaken by Kopdit Angkara in order to maintain the performance is to achieve market penetration of its product development strategy refinement. By way of optimizing human resource role to improve the marketing of products in the target markets, expand market share with a reliable distribution system and improve the product image in the community. Keywords: Cooperative, Fish Marketing Strategy, Marketing mix, SWOT Analysis RINGKASAN ALI MANSYUR. Analisis Strategi Pemasaran Ikan Kopdit Angkara di Kabupaten Maluku Tenggara. Di bawah bimbingan MA’MUN SARMA dan WILSON. H. LIMBONG Kemampuan produksi hasil perikanan tangkap yang tinggi, tidak akan berarti apabila tidak didukung oleh sistem pemasaran yang tepat. Strategi pemasaran yang tepat akan membuat usaha perikanan tangkap berkembang dan menguntungkan. Hasil tangkapan ikan belum mampu secara optimal meningkatkan kesejahteraan nelayan. Kondisi ini disebabkan harga ikan lebih banyak ditentukan sepihak oleh unit-unit pemasaran pengumpul. Selain itu, sifat dari ikan yang cepat rusak harus segera dijual sesampainya di darat, diperparah fasilitas penyimpanan ikan dan keterbatasan es. Kondisi ini dialami oleh masyarakat nelayan di Kabupaten Maluku Tenggara dan berdampak pada rendahnya kesejahteraan nelayan. Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengidentifikasi strategi pemasaran yang dilakukan nelayan untuk memasarkan produk ikan tangkap; 2. Menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan; dan 3. Merumuskan alternatif strategi pemasaran dalam proses pengembangan usaha produk ikan tangkap agar berperan lebih besar di masa depan di wilayah Kabupaten Maluku Tenggara. Metode studi kasus digunakan pada penelitian ini dengan sampel ditetapkan berukuran 100 orang nelayan, dipilih secara nonprobability sampling dengan teknik aksidental dari nelayan berstatus anggota maupun non anggota pada Kopdit Angkara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nelayan yang menggunakan jenis armada baik pada perahu tanpa mesin dan kapal motor tempel ketika diuji secara bersama-sama atau simultan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pendapatan nelayan. Keragaman nilai dari pendapatan nelayan pada perahu tanpa mesin memiliki R 2 sebesar 54,9 sedangkan pada kapal motor tempel memiliki R 2 sebesar 83,7 dimana keragaman nilai dari pendapatan per bulan nelayan yang diperoleh baik pada perahu tanpa mesin dan kapal motor tempel mampu dijelaskan oleh variabel modal kerja X1, jumlah anak buah kapal X2, pengalaman melaut X3, dan jarak tempuh melaut X4 sehingga dapat diinterpretasikan bahwa model regresi linear berganda yang dibentuk pada variabel X1, X2, X3, dan X4 mampu menjelaskan pendapatan per bulan nelayan Hasil analisis SWOT dari Kopdit Angkara merumuskan strategi pemasaran bagi optimalisasi peningkatan kesejahteraan nelayan yakni Kopdit Angkara terus melakukan kegiatan penetrasi pasar agar tercapainya penyempurnaan strategi pengembangan produknya, dengan cara mengoptimalkan peran SDM untuk meningkatkan pemasaran produk di pasar sasaran, memperluas pangsa pasar dengan sistem distribusi yang handal dan meningkatkan image produk di tengah masyarakat. Strategi bauran pemasaran dari Kopdit Angkara adalah dengan menjadikan produk ikan mentah segar ke dalam bentuk produk ikan olahan yang memiliki nilai tambah. Harga ditetapkan berdasarkan standard markup pricing, saluran distribusi pemasaran melibatkan para pengecer. Promosi dilakukan melalui promosi penjualan, periklanan, pemasaran langsung dan hubungan masyarakat. Kata kunci: Analisis SWOT, Bauran Pemasaran, Koperasi, Strategi Pemasaran Ikan.

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hasrat tercapainya masyarakat sejahtera dalam arti sebenarnya adalah tujuan mulia hendak dicapai bangsa Indonesia termasuk Kabupaten Maluku Tenggara sebagai sub sistem di dalam sistem Pemerintah Republik Indonesia Maluku Tenggara Dalam Angka, 2007. Dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 sebagai pedoman dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Kabupaten Maluku Tenggara tahun 2005-2009 telah menetapkan bahwa tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat dimungkinkan apabila pendapatan masyarakat mengalami kenaikan yang cukup hingga mampu memenuhi kebutuhan dasar untuk kehidupannya. Hal ini dapat diartikan bahwa kebutuhan-kebutuhan pangan, sandang, perumahan, pendidikan, kesehatan, keamanan dan sebagainya tersedia dan muda dijangkau setiap masyarakat sehingga pada gilirannya masyarakat dapat mencapai kesejahteraannya Dinas Perikanan, 2010. Potensi sumber daya alam pada sektor kelautan dan perikanan merupakan salah satu potensi yang diandalkan dalam menunjang penyelenggaraan pemerintahan pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan di Kabupaten Maluku Tenggara. Besarnya potensi sumber daya perikanan yang dimiliki oleh Kabupaten Maluku Tenggara ini dapat dimaklumi, karena letak geografis cukup strategis. Disamping itu perairan laut Kabupaten Maluku Tenggara dipengaruhi langsung oleh laut Banda dan laut Arafura yang terkenal sangat kaya dengan potensi sumber daya lautnya. Untuk itu sangat diupayakan sektor kelautan dan perikanan ini mampu menjadi sentra ekonomi yang tangguh dan strategis karena dapat memicu terjadi pertumbuhan perekonomian di Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara DKP Kabupaten Maluku Tenggara, 2011. Kontribusi sub sektor perikanan terhadap PDRB di Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara, tahun 2009 sebesar Rp.368.249.880, sedangkan tahun 2010 naik Rp.417.291.910, kemudian di tahun 2011 mengalami penurunan menjadi Rp.412.196.490. Namun dengan memperhatikan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Maluku Tenggara menunjukkan bahwa jumlah produksi perikanan laut yang terus mengalami peningkatan yakni, pada tahun 2009 produksi perikanan tangkap sebesar 37.380 ton, kemudian pada tuhun 2010 produksi perikanan tangkap sebesar 38.350 ton mengalami peningkatan sebesar 2,57 persen dan pada tahun 2011 diperoleh produksi perikanan tangkap sebesar 40.750 ton. Kemudian untuk produksi perikanan budidaya khususnya produksi rumput laut meningkat sebesar 1.585,6 ton atau 48,26 persen yaitu dari 3.285 ton pada tahun 2009 menjadi 4.870,6 ton di tahun 2010 dan ini diharapkan terus meningkat. Secara total produksi perikanan tangkap di Kabupaten Maluku Tenggara masih dominan dibandingkan dengan produksi perikanan budidaya hal ini dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Perkembangan tingkat produksi perikanan dan kelautan Kabupaten Maluku Tenggara Sumber: DKP Kabupaten Maluku Tenggara 2011 Peningkatan hasil produksi perikanan tersebut, sangat ditentukan oleh berbagai unsur seperti nelayan, armada dan alat penangkapan, sumberdaya ikan, sumberdaya manusia, modal, mutu produk, penentuan harga, unit-unit pemasaran, akses pemasaran dan sistem pemasaran, teknologi, instansi dan lembaga-lembaga lainnya Sofyan, 2003. Perkembangan produksi perikanan dan kelautan menjadi lebih baik dan terus meningkat ataupun sebaliknya sangat tergantung pada masyarakat nelayan itu sendiri. Masyarakat nelayan adalah masyarakat yang mempunyai mata pencarian dan berpenghasilan sebagai nelayan yang melakukan aktivitas usaha dengan mendapatkan penghasilan bersumber dari kegiatan nelayan itu sendiri. Nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan. Banyaknya tangkapan tercermin pula pada besarnya pendapatan yang diterima dan selanjutnya pendapatan itu sebagian besar untuk keperluan konsumsi keluarga. Dengan demikian tingkat pemenuhan kebutuhan konsumsi keluarga sangat ditentukan oleh pendapatan yang diterimanya. Para nelayan dalam melakukan pekerjaannya dengan tujuan untuk memperolah pendapatan demi kebutuhan hidupnya. Untuk melaksanakannya diperlukan beberapa perlengkapan dan dipengaruhi pula oleh banyak faktor guna mendukung kegiatan Produksi TonTahun No Sumber Pendapatan 2009 2010 2011 1 Perikanan Tangkap 37.380 38.350 40.750 2 Perikanan budidaya 3.285 4.870,6 7.155,7 Jumlah 40.665 43.22,6 47.905,7 usahanya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan tersebut meliputi faktor sosial dan ekonomi yang terdiri dari besarnya modal kerja, jumlah perahu, jumlah tenaga kerja, pengelaman dan jarak tempuh dalam melakukan penangkapan ikan serta yang terpenting adalah bagaimana mempersiapkan sistem pendistribusian dari hasil-hasil tangkapan tersebut Kusnadi, 2003. Dunia usaha dewasa ini ditandai dengan makin maraknya persaingan, oleh karena itu peranan pemasaran semakin penting dan merupakan ujung tombak setiap perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh keberhasilan pemasarannya artinya, setiap perusahaan sebelum melakukan kegiatan usahanya harus terlebih dahulu memikirkan tentang akses pemasaran, karena kalau tidak demikian maka tentu akan mendapat kesulitan ketika hasil tangkapan mau dijual atau dipasarkan Sofyan, 2003. Pasar yang sederhana dengan melakukan sistem pendistribusian hasil tangkapan ikan dengan hanya mengandalkan ikan segar tanpa pengolahan memberikan dampak di mana perolehan hasil perikanan sangat tidak sesuai dengan yang diharapkan. Ikan hasil tangkapan nelayan di sejumlah desa di Kabupaten Maluku Tenggara, kerapkali terpaksa dibuang akibat terbatasnya pembeli. Kalaupun ikan bisa dijual, harganya sangat murah. Kondisi ini sering dialami nelayan saat musim panen ikan. Seringnya ikan dibuang akibat terbatasnya pembeli ini dikeluhkan nelayan Desa Sathean dan Dusun Selayar, Desa Namar, keduanya di Kecamatan Kei Kecil, Maluku Tenggara, terkait ikan dibuang ini dapat dilihat pada Lampiran 1. Untuk itu penelitian ini diharapkan mampu mengkaji lebih jauh tentang pendapatan nelayan dan bagaimana menentukan sistem pemasaran hasil perikanan tangkap yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan nelayan BPS Maluku Tenggara, 2011.

1.2. Rumusan Masalah

Kemampuan produksi hasil perikanan tangkap yang tinggi, tidak akan berarti apabila tidak didukung oleh sistem pemasaran yang tepat. Strategi pemasaran yang tepat akan membuat usaha perikanan tangkap berkembang dan menguntungkan Sukirno, 2006. Realitas yang terjadi, peningkatan hasil tangkapan ikan tidak secara signifikan meningkatkan pendapatan nelayan. Dalam hal ini posisi tawar nelayan sangat lemah karena tidak ada alternatif lain selain menjual hasil tangkapan kepada pedagang 3 pengumpul unit-unit pemasaran yang di sebabkan kurang berfungsinya tempat pelelangan ikan TPI, sehingga harga ikan ditentukan sepihak oleh unit-unit pemasaran. Selain itu, sifat dari ikan yang cepat rusak harus segera dijual sesampainya di darat, diperparah fasilitas penyimpanan ikan dan keterbatasan es. Kondisi ini dialami oleh masyarakat nelayan di Kabupaten Maluku Tenggara dan berdampak pada rendahnya kesejahteraan nelayan. Terkait Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Strategi pemasaran yang dilakukan Kopdit Angkara untuk memasarkan produk ikan tangkap? 2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi hasil penangkapan ikan dalam meningkatkan pendapatan nelayan? 3. Strategi dan upaya apakah yang perlu dilakukan dalam proses pengembangan usaha produk ikan tangkap dengan melihat kompetisi dan peluang pasar di masa depan di wilayah Kabupaten Maluku Tenggara?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi strategi pemasaran yang dilakukan nelayan untuk memasarkan produk ikan tangkap. 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan. 3. Merumuskan alternatif strategi pemasaran dalam proses pengembangan usaha produk ikan tangkap agar berperan lebih besar di masa depan di wilayah Kabupaten Maluku Tenggara.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi yang bermanfaat bagi perusahaan dan Pemerintah Daerah. Selain itu, penelitian ini dapat memberi gambaran srategi pemasaran dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. 4