Normalitas Multikolinieritas Heteroskedastisitas Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

3. Strategi Promosi Promotion Promosi merupakan suatu sarana yang dirancang sedemikian rupa dengan tujuan menyampaikan informasi kepada konsumen tentang produk baik dari segi, kegunaan, cara perolehan, dan tingkat harga. 4. Strategi saluran pemasaran Distribution Penyaluran produk merupakan kegiatan pemasaran agar produk sampai ke konsumen dengan cepat terutama pada saat dibutuhkan konsumen. Saluran pemasaran ini dapat dilakukan mulai dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks dan tergantung dari karakteristik produk, kemampuan penjualan serta perilaku konsumen.

3.7 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

Regresi berganda terdapat beberapa permasalahan yang bisa terjadi yang secara statistik dapat mengganggu model yang ditentukan, bahkan dapat menyesatkan kesimpulan yang diambil dari persamaan yang dibentuk. Untuk itu perlu dilakukan uji penyimpangan asumsi klasik sebagai berikut:

3.7.1 Normalitas

Normal dan tidaknya faktor pengganggu µ i 1. Bila nilai JB hitung = χ dengan J-B test. Adapun kriteria untuk mengetahui normal atau tidaknya dari faktor pengganggu adalah sebagai berikut: 2 hitung nilai χ 2 tabel , maka hipotesis menyatakan bahwa residual μ t 2. Bila nilai JB hitung = χ adalah berdistribusi normal ditolak. 2 hitung nilai χ 2 tabel , maka hipotesis menyatakan bahwa residual μ t

3.7.2 Multikolinieritas

adalah berdistribusi normal diterima. Multikolinieritas ada karena satu atau lebih variabel bebas yang merupakan kombinasi linier yang pasti sempurna atau mendekati pasti dari variabel penjelas lainya. Jika terdapat multikolinieritas sempurna, koefisien regresi dari variabel penjelas tersebut tidak dapat ditentukan dan variansinya bernilai tak terhingga. Jika multikolinieritas kurang sempurna maka koefisien regresi dapat ditentukan, namun variansinya sangat besar, sehingga tidak dapat menaksir koefisien secara akurat. Untuk melihat ada tidaknya multikolinieritas, dilakukan dengan regresi antar variabel bebas sehingga dapat diperoleh nilai koefisien determinan R 2 , lalu dibandingkan dengan R 2 hasil regresi model, sehingga dapat diperoleh kesimpulan yakni: 1. Jika nilai R 2 hasil regresi antar variabel bebas lebih besar R 2 2. Jika nilai R model penelitian, maka hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada multikolinieritas dalam model empiris yang digunakan ditolak tidak diterima. 2 hasil regresi antar variabel lebih kecil R 2 model penelitian, maka hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada masalah multikolinieritas model empiris yang digunakan tidak dapat ditolak diterima. Sehingga dalam hal ini R 2

3.7.3 Heteroskedastisitas

memiliki fungsi yang penting, selain sebagai koefisien penentuan juga sebagai penentu kelayakan model regresi. Asumsi dari model regresi linier klasik adalah varian dari setiap µ i Error term kesalahan pengganggu untuk variabel-variabel bebas yang diketahui merupakan suatu bilangan konstan tetap dengan symbol σ 2 . Hal ini disebut dengan homoskedastisitas dengan persamaan sebagai berikut: Eμ i 2 = σ 2 dimana i = 1,2,3……n 1-3 Sedang bila varian diketahui tidak konstan tidak tetap atau berubah-berubah maka ini disebut dengan heteroskendastisitas. Untuk melihat adanya heteroskendastisitas pada model regresi, maka salah satu upayanya adalah dilakukan dengan metode Park Test Uji dari Park RE. Park menformalkan metode grafis dengan mengfungsikan σ 2 sebagai variabel X i. σ persamaannya adalah sebagaimana disajikan berikut: i 2 = σ 2 X i. β e vi 1-4 atau bila ditulis dalam bentuk logaritma natural adalah: ln σ i 2 = ln σ 2 + β ln X i + v i 1-5 H ampir pada umumnya σ i 2 tidak diketahui maka park menyarankan σ i 2 diganti dengan µ i ln μ residual, sehingga dengan demikian dapat diperoleh persamaannya adalah sebagaimana disajikan berikut: i 2 = ln μ 2 + β ln X i + v = α + β ln X i i + v i 1-6 Sebagai pedoman bahwa apabila koefisien β dari persamaan 1-6 diatas diperoleh signifikan secara statistik maka menunjukkan bahwa data model empiris yang sedang diestimasi terdapat heteroskendastisitas, sebaliknya jika koefisien parameter β dari persamaan 1-6 diperoleh tidak signifikan secara statistik maka asumsi homoskedastisitas atau tidak adanya heteroskedastisitas dalam data model empiris yang sedang diestimasi tidak dapat ditolak diterima. Dalam menerapkan Uji Park, terdapat beberapa langka sebagai berikut: 1 Melakukan regresi dengan menggunakan model yang sedang diamati, kemudian didapatkan nilai estimasi μ i 2 2 Melakukan proses regresi dengan menggunakan persamaan pada 1-6. . 36

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

Kabupaten Maluku Tenggara, menurut geografis terletak pada koordinat 131°- 133,50 Bujur Timur dan 5°-6,5° Lintang Selatan, dan menurut administrasi Kabupaten Maluku Tenggara berbatasan dengan : 1. Sebelah utara berbatasan dengan Kota Tual dan Provinsi Papua Bagian Selatan 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Arafura 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Tual, Laut Banda dan bagian Utara Kepulauan Tanimbar 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kepulauan Aru. Luas wilayah Kabupaten Maluku Tenggara kurang lebih 7.856,70 km 2 yang terdiri atas luas lautnya kurang lebih 3.180,70 km 2 dan luas daratanya 4.676,0km 2 . Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara terdiri atas 1 gugusan kepulauan yaitu gugusan kepulauan kei yang terdiri atas kepulauan kei kecil dan pulau kei besar. Kecamatan yang paling luas wilayahnya adalah kecamatan kei besar 1.272,05 km 2 , sedangkan kecamatan kei kecil barat yang paling kecil wilayahnya yaitu 426,70 km 2 Kecamatan . Luas Kabupaten Maluku Tenggara menurut kecamatan dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Luas Kabupaten Maluku Tenggara menurut kecamatan Luas daratan Km 2 Luas Perairan km 2 Luas Total km 2 Kei Kecil 1.167,69 492,52 1.660,21 Kei Kecil Barat 426,70 629,30 1.056,00 Kei Kecil Timur 547,04 497,35 1.044,39 Kei Besar 1.272,05 523,78 1.795,83 Kei Besar Utara Timur 721,86 328,42 1.050,28 Kei Besar Selatan 540,67 709,32 1.249,99 Jumlah 4.676,00 3.180,70 7.856,70 Sumber: BAPPEDA Kabupaten Maluku Tenggara 2010. Letak geografis Kabupaten Maluku Tenggara yang terdiri atas pulau-pulau kecil dianggap sangat strategis karena sebagai pusat penghubung antara ibukota Provinsi Maluku dengan Kabupaten Kepulauan Aru dan Maluku Tenggara Barat, serta dengan daerah luar