Variabel modal kerja X1, anak buah kapal X2, pengalaman melaut X3, dan Jarak tempu melaut X4 secara simultan lebih mampu memberikan dampak bagi
pendapatan nelayan dengan jenis armada kapal motor tempel. Pada nelayan dengan jenis armada kapal motor tempel, memungkinkan untuk memiliki jumlah anak buah kapal X2
yang lebih banyak dibandingkan perahu tanpa mesin. Selain itu, pada jenis armada kapal motor tempel juga memiliki kemampuan untuk memiliki jarak tempuh melaut X4 yang
lebih luas dibandingkan pada jenis armada perahu tanpa mesin. Dengan demikian secara keseluruhan mampu secara signifikan meningkatkan pendapatan nelayan.
4.6. Strategi Pengembangan Pemasaran
Untuk memperoleh strategi pengembangan pemasaran yang baik, maka perlu dilakukan analisis SWOT dan penentukan bobot, untuk jelasnya dapat disajikan pada
Lampiran 7. Analisis SWOT merupakan suatu alternatif dari pendekatan faktor internal meliputi kekuatan strength dan kelemahan weaknesses serta faktor eksternal yang
meliputi peluang opportunities dan ancaman threats.
4.6.1. Internal
A. Kekuatan
1. Peran SDM Pemasaran yang Baik Kopdit Angkara memiliki SDM yang mampu melakukan proses pemasaran.
Mereka merupakan SDM yang memiliki pengetahuan tentang produk, harga sistem pengemasan dan hal-hal lainnya terkait program pemasaran produk.
2. Sistem pemasaran yang baik SDM yang berkemampuan untuk memasarkan produk serta melakukan
operasional pengelolaan bisnis membuat Kopdit Angkara mampu mewujudkan system pemasaran yang baik dan memuaskan konsumen dalam meningkatkan
penghasilan Kopdit Angkara. 3. Image Masyarakat Tidak Jelek
Dengan kualitas produk dan manajemen pemasaran produk yang baik, memunculkan image masyarakat yang baik terhadap Kopdit Angkara dan
produk yang dipasarkannya. Sehingga masyarakat tetap berminat mengkonsmsi produk yang dipasarkan oleh Kopdit Angkara.
4. Kualitas Produk Kopdit Angkara melakukan pengawasan secara ketat agar produk ikan yang
dipasarkan terjaga dengan baik sampai diterima di tangan konsumen. Kopdit Angkara berkeyakinan bahwa dengan menghadirkan produk yang berkualitas
akan membuat konsumen tertarik untuk terus mengkonsumsi produknya 5. Sistem Manajemen Koperasi
Kopdit Angkara telah mampu dinobatkan sebagai koperasi terbaik di asia. Hal ini dicapai tentunya karena Kopdit Angkara telah memiliki sistem manajemen
koperasi yang baik dan tertata rapi. Di saat koperasi sejenis belum memiliki kantor permanen dan mayoritas berkantor di rumah pengurusnya, Kopdit
Angkara telah mampu memiliki kantor sendiri dengan cukup mewah. Saat itu para pengurus berkeyakinan bahwa dengan 200 orang anggota yang bergotong
royong bersama membangun kantor dapat mewujudkan keinginan untuk memiliki kantor secara permanen melalui mekanisme pinjaman sebesar Rp
7.500.000,- yang sebelumnya disetujui oleh seluruh anggota dan pengurus. Tata kelola yang baik ini pun nampak pada proses operasionalisasi produksi dan
pemasaran produknya. Majalah peluang pun telah menobatkan Kopdit Angkara sebagai salah satu dari 100 koperasi besar di Indonesia.
6. Sistem Manajemen Keuangan yang baik Pencatatan dan pengelolaan keuangan yang baik telah diterapkan oleh Kopdit
Angkara dengan pengawasan yang cukup ketat. Dengan tata kelola yang baik itu memunculkan sistem manajemen keuangan yang baik, dan mampu menjaga
posisi keuangan dalam kondisi yang baik tanpa terjadi alokasi pendanaan yang tidak bermanfaat atau tidak pada peruntukkannya. Sebagai contoh, dalam tempo
empat bulan di tahun 2009, manajemen menaikkan aset koperasi ini senilai Rp 10 miliar dari total aset pada akhir tahun buku 2008 sebesar Rp 29 miliar.
Kesehatan manejemen Kopdit Angkara juga telah diaudit akuntan independen Budiman, dan rekan Jakarta dan Induk Koperasi Kredit Inkopdit. Hasilnya
menyimpulkan laporan keuangan Kopdit Angkara tahun 2008 disajikan secara wajar dalam semua hal material.
7. Kesediaan Tenaga Kerja Banyaknya anggota, membuat Kopdit Angkara memiliki kesediaan tenaga kerja
yang mencukupi dan siap bekerja untuk mengembangkan usaha. 8. Kecanggihan Sarana Teknologi
Beberapa perlengkapan yang digunakan para nelayan anggota Kopdit Angkara merupakan perlengkapan yang cukup memadai dan berteknologi cukup canggih,
terutama pada kapal-kapal yang besar, kapal telah dilengkapi dengan ruang pembeku, ruang pendingin dan sistem navigasi serta komunikasi yang memadai.
9. Peran Kantor sebagai tempat pemasaran dan tujuan pasar Kopdit Angkara memiliki kantor yang dapat berfungsi sebagai tempat
pemasaran sehingga mampu menjangkau pasar tujuan dengan baik, dan yang terpenting adalah kantor tersebut mampu berfungsi sebagai sarana untuk
menampung data dan informasi terkait dengan keinginan, selera dan kecenderungan konsumen akan produk. Sehingga Kopdit Angkara dapat
menyesuaikan produknya dengan keinginan konsumen dimaksud. 10. Keahlian pegawai menghadapi persaingan
Pegawai atau SDM yang terlibat dalam operasional Kopdit Angkara merupakan SDM yang ahli dalam proses produksi dan proses pemasaran produk yang
sesuai dengan keinginan dan selera konsumen. Keahlian ini tentu menjadi keunggulan bersaing yang dapat dipergunakan oleh Kopdit Angkara dalam
menghadapi persaingan dengan perusahaan sejenis yang selevel maupun yang lebih besar.
11. Sumber Keuangan Kuat Kopdit Angkara dengan jumlah anggota saat ini mampu menjadi Koperasi yang
memiliki keuangan yang relatif cukup kuat. Kopdit Angkara menerapkan sistem pengendalian keuangan yang ketat guna menjaga keseimbangan keuangan
perusahaan dengan biaya operasional yang dibutuhkan. Kecenderungan yang harus diperhatikan Kopdit Angkara adalah senantiasa terjadinya kenaikan biaya
operasional di tahun tahun mendatang. Kuatnya keuangan kopdit Angkara disupport pula dengan adanya bantuan dari pemerintah pada tahun 2010 sebesar
Rp 2 miliar.
12. Kemampuan pegawai menghadapi persaingan Kenaikkan aset Rp 10 miliar selama empat bulan itu menciptakan
optimisme manajemen meraih target omset Rp 54 miliar di akhir 2009. Sampai awal Mei 2009 ini, total aset Kopdit Angkara telah mencapai Rp 40 miliar.
Perhitungan aset meliputi aktiva lancar, pinjaman yang diberikan, harta tetap dan harta bergerak.
Dengan keahlian yang dimiliki SDM Kopdit Angkara dalam operasional produksi dan pemasaran produknya semakin membuat Kopdit Angkara
berkemampuan untuk bersaing dengan perusahaan lain. Kemampuan tersebut meliputi tersedianya keuangan yang dapat dipergunakan untuk operasional
usaha, termasuk kemampuan menghadirkan produk yang unggul untuk konsumen. Kemampuan ini didukung pula oleh proses seleksi penerimaan
anggota baru yang menekankan pendidikan sebagai salah satu persyaratan dan pertimbangan diterima atau tidaknya calon anggota. Setelah menjadi anggota
pun, mereka akan diberikan pendidikan lanjutan sehingga memiliki kemampuan standar yang dapat dipergunakan dalam operasional usaha Kopdit Angkara.
13. Produk diminati konsumen Produk alami yang dipasarkan Kopdit Angkara sangat diminati konsumen.
Kualitas produk senantiasa dijaga sebaik mungkin sampai ke tangan konsumen. Di samping itu, harga produk yang ditawarkan pun relatif bersaing. Jenis
produk yang banyak diminati antara lain jenis Ikan Kerapu Epinephelus merra dan Ikan Bawal Hitam Formio niger maupun Ikan Bawal Putih Pamphus
argenlus, serta Ikan Tongkol Euthynnus spp ketiga jenis ikan inilah yang memberikan peningkatan pendapatan yang signifikan.
B. Kelemahan 1. Stabilitas Volume Produksi
Adanya perubahan iklim yang tidak menentu, aturan pemerintah yang tidak berpihak serta keterbatasan SDM sering memunculkan ketidakstabilan dalam
volume produksi. 2. Biaya Operasi yang Besar
Keterbatasan aset menyebabkan usaha dijalankan dengan memunculkan biaya operasi yang besar. Tentu hal ini tidak akan terjadi, jika usaha dapat dijalankan
dengan menggunakan aset milik sendiri. 3. Posisi Persaingan Tidak Sehat
Posisi bisnis yang tidak menjadi pemimpin pasar sering memaksa usaha berada pada posisi yang dirugikan akibat adanya persaingan yang tidak sehat. Hal ini
jika dibiarkan akan memperlemah usaha dan bahkan dalam jangka panjang akan menghancurkannya.
4. Sistem promosi belum berkelanjutan Promosi merupakan strategi yang sangat penting untuk membuat produk dapat
dipasarkan dengan baik dan optimal. Promosi yang telah dilakukan koperasi dirasa belum optimal, mengingat promosi tersebut sifatnya tidak berkelanjutan.
Tentu, jika menginginkan bisnis dapat berjalan dalam jangka waktu yang lama dan berkelanjutan dibutuhkan program dan strategi promosi yang berkelanjutan.
5. Sistem pengemasan belum baik Sistem pengemasan sangat menentukan terjaganya kualitas produk. Pengemasan
akan sangat disesuaikan dengan permintaan dan keinginan pemesan produk. Beberapa konsumen baik individu, perusahaan maupun negara sering
menetapkan standar pengemasan tertentu. Hal ini bukan perkara mudah bagi perusahan untuk mengimplementasikannya.
6. Struktur organisasi belum sesuai dengan kebutuhan koperasi. Banyak dan ragamnya tugas koperasi membuat koperasi membutuhkan banyak
SDM dan bagian yang dapat menangani tugas dan fungsi tersebut. Saat ini koperasi belum mampu mengcover tugas dan fungsi tersebut secara optimal,
7. Bentuk insentif yang diberikan kepada karyawan Bentuk insentif bagi para karyawan masih relatif terbatas. Tentu jika ingin usaha
dapat dilakukan dengan optimal, dimana semua karyawan berkontribusi dengan baik dan memiliki kinerja yang tinggi, maka insentif bagi para karyawan harus
mendapat porsi perhatian yang maksimal.
4.6.2. Eksternal