Manfaat Penelitian Model Pengendalian Pencemaran Perairan Danau Laut Tawar Di Kabupaten Aceh Tengah

2. Sumber informasi ilmiah dalam merumuskan kebijakan pengendalian pencemaran perairan Danau Laut Tawar bagi pemerintah.

1.6 Kebaruan Novelty

Penelitian terdahulu terkait dengan penelitian ini dan telah dilakukan penelitian adalah :

1.6.1 Penelitian Selain Danau Laut Tawar :

Indonesia memiliki banyak danau dan semua danau tersebut sedang mengalami ancaman terjadinya pencemaran. Banyak para ahli dari unsur dosen dan mahasiswa melakukan penelitian terkait dengan pencemaran danau atau waduk. Penelitian tersebut diantaranya : Pertama; Marganof 2007 telah membangun model pengendalian pencemaran perairan Danau Maninjau Sumatera Barat. Model yang dibangun terdiri atas sub model limbah cair penduduk, hotel, peternakan, pertanian dan KJA. Output model menunjukkan bahwa limbah tertinggi bersumber dari KJA. Model ini memberikan gambaran bahwa untuk menekan beban limbah diperlukan antara lain; upaya peningkatan persepsi dan pengetahuan masyarakat terhadap dampak pencemaran danau, mengurangi laju pertumbuhan KJA, menekan laju pertumbuhan penduduk dan mengupayakan pembangunan IPAL di skala rumah tangga. Model dibangun berdasarkan limbah cair yang dihasilkan oleh sumber limbah. Namun penelitian ini belum menghitung nilai ekonomi atas sumber pencemaran dan penelitian lebih dititikberatkan pada aspek ekologis dan sosial. Pengembangan sub model dinilai belum mempertimbangkan limbah wisatawan yang tidak menginap. Selanjutnya pendugaan kapasitas asimilasi menggunakan pendekatan beban pencemaran di sungai dengan kualitas perairan danau, sementara limbah juga dapat masuk melalui air limpasan yang langsung masuk ke danau. Kedua, Walukow 2009 membangun model pengelolaan danau terpadu berwawasan lingkungan di Danau Sentani Papua. Model yang dibangun terdiri atas sub model limbah sampah penduduk, limbah KJA, limbah feses manusia, limbah kotoran sapi, limbah kotoran babi, erosi permukiman dan erosi pertanian. Upaya kebijakan pengurangan sumber pencemar dan beban pencemaran dilakukan melalui pengaturan migrasi yang masuk ke Jayapura, pendekatan sumber, penegakan hukum dan intensifikasi pertanian. Pada penelitian ini, limbah pariwisata belum menjadi input dalam membangun model pengendalian pencemaran. Disamping itu belum dilakukan perhitungan nilai ekonomi atas sumber pencemaran yang menjadi salah satu pertimbangan untuk membangun model pengendalian pencemaran. Hal yang sama seperti Danau Maninjau, bahwa pendugaan kapasitas asimilasi menggunakan pendekatan beban pencemaran di sungai dengan kualitas perairan danau, sementara limbah juga dapat masuk melalui air limpasan yang langsung masuk ke danau.

1.6.2 Penelitian pada Danau Laut Tawar :

Danau Laut Tawar merupakan danau terluas di Provinsi Aceh. Danau ini memiliki manfaat yang penting baik masyarakat. Salah satu manfaat oleh keberadaan danau adalah memberikan pengayaan terhadap dunia pendidikan melalui penelitian. Kartamihardja et al. 1995 telah melakukan penelitian tentang limnologi dan potensi produksi ikan Danau Laut Tawar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas perairan danau masih dalam kategori baik. Berdasarkan parameter kecerahan dan produksi fitoplankton, perairan ini diklasifikasikan ke dalam perairan mesotrofik. Berbeda dengan hasil penelitian Husnah 2012, bahwa berdasarkan Triophical Index TRIX danau dikategorikan ke dalam periaran mesotrofik sedangkan berdasarkan produktifitas primer alga dan produktifitas perairan dikategorikan oligotrofik 100 gCm 2 tahun. Pendugaan trofik perairan metode TRIX didasarkan pada parameter klorofil-a, saturasi oksigen, nitrogen total dan jumlah fosfor EEA 2001. Penelitian tentang aspek fisik, kimia dan biologi perairan Danau Laut Tawar terus dilakukan, Saleh et al. 2000 melakukan penelitian tentang ekosistem Danau Laut Tawar terutama lebih fokus kepada data dasar seperti fisik danau volume air, kedalaman, panjang dan lebar danau, kimia pH, DO, Biochemical Oxygen Demand BOD, COD, bahan organik dan anorganik dan biologi perairan. Keberadaan nitrogen dan fosfor sebagai nutrien dapat menyebabkan terjadinya eutofikasi di perairan. Menurut Dewiyanti 2012 jumlah jenis tumbuhan air yang ditemukan di Danau Laut Tawar adalah 10 jenis, persen penutupan perairan tertinggi adalah jenis ganggang Hydrilla verticillata dan eceng gondok Eichhornia crassipes dengan persen penutupan mencapai 75 kategori sangat rapat dengan tipe habitat terendam sempurna dan terapung sempurna. Di Danau Laut Tawar terdapat ikan depik Rasbora tawarensis merupakan jenis ikan endemik. Populasi jenis ikan endemik ini dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Berdasarkan penelitian Hasri 2010 penurunan populasi ikan depik di Danau Laut Tawar dipengaruhi oleh parameter fisika-kimia air serta tingkat eksploitasi ikan melebihi produktivitas optimum perairan. Berbeda dengan Muchlisin et al. 2011 bahwa penurunan populasi ikan depik disebabkan oleh penurunan permukaan air danau, alat tangkap yang merusak dan adanya introduksi spesies. Penelitian tentang Danau Laut Tawar tidak saja dilakukan di perairannya, tetapi juga dilakukan di sekitar danau. Pemanfaatan ruang di sekitar danau oleh masyarakat berpotensi menjadi sumber pencemar bagi perairan. Menurut Kutarga 2008 bahwa telah terjadi alih fungsi lahan kawasan lindung sebesar 87.23 dan menambah luas kawasan budidaya berupa sawah, perkebunan, tegalan dan hutan tanaman industri. Penelitian yang telah dilakukan di Danau Laut Tawar selama ini lebih bersifat parsial. Penelitian belum terfokus pada isu pencemaran dan lebih kepada kajian identifikasi awal tentang Danau Laut Tawar. Isu pencemaran perairan Danau Laut Tawar layak menjadi objek kajian penelitian mengingat sudah banyak data yang menunjukkan telah terjadi pencemaran di perairan danau. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, maka kebaruan penelitian ini dapat ditinjau dari dua aspek; Pertama aspek metodologi, dalam penelitian ini dilakukan estimasi terhadap total beban pencemaran yang bersumber dari limbah wisata.