Tujuan Penelitian Model Pengendalian Pencemaran Perairan Danau Laut Tawar Di Kabupaten Aceh Tengah

1.3 Kerangka Pemikiran

Kebijakan Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah terkait dengan pencemaran di Danau Laut Tawar berdampak kepada aktivitas dan pemanfaatan ruang oleh masyarakat setempat dan wisatawan yang berkunjung, baik di sekitar dan di dalam perairan danau. Pemanfaatan ruang oleh masyarakat khususnya di sekitar danau berupa pemanfaatan lahan untuk permukiman penduduk, pertanian dan pariwisata sedangkan di dalam perairan danau berupa kegiatan perikanan tangkap dan budidaya perikanan. Aktivitas dan pemanfaatan ruang tersebut menghasilkan limbah yang masuk ke danau melalui sungai maupun air limpasan sedangkan untuk kegiatan masyarakat di dalam perairan danau masuk secara langsung ke perairan danau. Semua limbah yang masuk ke perairan danau berpotensi menurunkan kualitas perairan danau. Di lain pihak, aktivitas penduduk yang berada di sekitar dan di dalam danau akan meningkatkan manfaat ekonomi yang berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan penduduk. Pendapatan penduduk yang meningkat, diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk melakukan peningkatan pendidikan masyarakat usia sekolah dan kesadaran untuk menjaga lingkungan. Kesadaran ini akan menjadi pendorong bagi masyarakat untuk berpartisipasi menurunkan beban pencemaran di perairan. Disamping itu, peningkatan pendapatan masyarakat dapat mendorong perilaku atau gaya hidup masyarakat untuk cenderung konsumtif, sehingga pada akhirnya berdampak pada peningkatan limbah atau beban pencemaran. Dualisme sudut pandang, antara aktivitas masyarakat yang menghasilkan limbah dan aktivitas masyarakat yang memberikan manfaat ekonomi dapat dibandingkan guna melihat jenis aktivitas masyarakat yang paling efisien limbah. Jenis aktivitas masyarakat yang memberikan manfaat ekonomi namun efisien limbah tersebut dapat menjadi pertimbangan pemerintah daerah untuk pengembangan perekonomian daerah di masa mendatang. Berdasarkan kondisi eksisting Danau Laut Tawar yang meliputi kualitas perairan danau, kondisi sosial ekonomi serta sumber limbah yang ada di dalam dan di sekitar danau, dapat dibuat model pengendalian pencemaran perairan danau. Model dibangun dengan empat sub model yakni, sub model limbah permukiman, limbah pertanian, limbah wisata dan limbah KJA. Di dalam permodelan dilakukan intervensi terhadap peubah-peubah yang membangun model sehingga ditemukan output skenario terbaik. Penentuan atribut pengungkit dalam mempengaruhi kinerja sistem dapat diketahui dari laverage of atributes yang merupakan output dari Rapid Appraisal for Water Pollution Control in Laut Tawar Lake Rap-WAPOLCO dalam analisis status keberlanjutan pengendalian pencemaran perairan Danau Laut Tawar. Penanganan pencemaran akan lebih efektif apabila mampu mensinergikan aspek ekologi, ekonomi, sosial, teknologi dan kelembagaan, sehingga model yang dibangun mengandung makna pembangunan berkelanjutan. Permodelan akan menghasilkan model yang terintegrasi dan nantinya dapat diskenariokan. Hasil skenario tersebut diharapkan menjadi rekomendasi kebijakan Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah khususnya terkait dengan pengendalian pencemaran perairan Danau Laut Tawar. Bagan alir kerangka pemikiran disajikan pada Gambar 1. = proses = perbandingan antara komponen = komponen = teknik pendekatan = umpan balik = kegiatan di perairan = kegiatan di luar perairan Keterangan : Kebijakan pemerintah kabupaten Jumlah dan aktivitas masyarakat Permukiman penduduk KJA Pariwisata Pertanian Rekomendasi Hasil skenario model pengendalian pencemaran Status keberlanjutan pengendalian pencemaran perairan Danau Laut Tawar Limbah Potensi nilai ekonomi DANAU Kondisi eksisting danau Pendekatan sistem dengan alat Stella versi 9.0.2 Gambar 1 Kerangka pemikiran - Permukiman - Pertanian - Wisata - KJA Beban pencemaran Kualitas perairan danau Sub Model Limbah Permukiman Sub Model Limbah Pertanian Sub Model Limbah Pariwisata Sub Model Limbah KJA Rap- WAPOLCO dengan teknik MDS Permodelan STORET Model pengendalian pencemaran