Status Keberlanjutan Dimensi Ekologi
                                                                                yang  digunakan  dalam  menilai  status  keberlanjutan  dimensi  ekologi  terdiri  dari delapan  atribut,  yakni  :  1  kontribusi  budidaya  perikanan  terhadap  Pendapatan
Asli Daerah PAD, 2 pemasaran perikanan, 3 potensi nilai ekonomi KJA, 4 potensi  nilai  ekonomi  permukiman,  5  potensi  nilai  ekonomi  pertanian,  6
potensi  nilai  ekonomi  wisata,  7  ketergantungan  penduduk  terhadap  ikan  tawar dan 8 ketersediaan fasilitas wisata. Nilai indeks keberlanjutan dimensi ekonomi
dapat dilihat pada Gambar 32.
Gambar 32 Nilai  indeks  keberlanjutan  dimensi  ekonomi  untuk  pengendalian
pencemaran perairan Danau Laut Tawar Berdasarkan hasil analisis leverage dari dimensi ekonomi, diperoleh  empat
atribut  pengungkit  yang  berpengaruh  dominan  terhadap  keberlanjutan pengendalian  pencemaran  perairan,  yakni  potensi  nilai  ekonomi  KJA,  potensi
nilai  ekonomi  pertanian,  potensi  nilai  ekonomi  permukiman  dan  pemasaran perikanan. Hasil analisis laverage dapat dilihat seperti Gambar 33.
Daerah tangkapan air Danau Laut Tawar merupakan sumberdaya alam yang dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar danau.  DTA danau
oleh masyarakat sekitar digunakan untuk bermacam-macam aktivitas, diantaranya perikanan budidaya KJA, pertanian dan permukiman. Perikanan budidaya KJA di
Danau  Laut  Tawar  memiliki  potensi  nilai  ekonomi  KJA  yang  tinggi  mencapai Rp 36 397 782 015 per hatahun sedangkan aktivitas pertanian dan permukiman,
masing-masing mencapai Rp 894 589 072 per hatahun dan Rp 1 649 324 508 per hatahun.
Potensi  nilai  ekonomi  KJA,  pertanian  dan  permukiman  biasanya  memiliki hubungan positif terhadap beban limbah pencemaran. Artinya semakin besar nilai
ekonomi  suatu  aktivitas  masyarakat,  maka  semakin  besar  kemungkinan pencemaran  di  perairan.  Namun  apabila  dilakukan  pengendalian  terhadap
aktivitas  masyarakat  melalui  penerapan  teknologi,  maka  pencemaran  di  perairan dapat  diminimalisasi.  Penerapan  teknologi  tersebut,  yakni  berupa  penempatan
sarana pengelolaan air limbah di areal permukiman, penerapan pertanian organik serta penataan areal KJA dan metode pemberian pakan yang tepat.
Pemasaran  hasil  perikanan  khususnya  KJA  di  Kabupaten  Aceh  Tengah, masih  terbatas  pada  pemenuhan  kebutuhan  lokal.  Hal  ini  disebabkan  produksi
perikanan  tangkap  dan  budidaya  belum  dapat  mencukupi  kebutuhan  ikan  bagi masyarakat. Pemenuhun hasil perikanan bagi kebutuhan lokal ditinjau dari aspek
keberlanjutan  sumberdaya,  lebih  berdampak  positif.  Pasar  lokal  cenderung  lebih peduli  atas  keberlanjutan  sumberdaya  perikanan  Hartono  et  al.  2005.
Berdasarkan  hal  tersebut,  atribut  pemasaran  perikanan  berpengaruh  terhadap peningkatan status keberlanjutan.
Gambar 33  Leverage  of  attributes  dimensi  ekonomi  untuk  pengendalian pencemaran perairan Danau Laut Tawar
                