6:05 28 Agu 2015 Model Pengendalian Pencemaran Perairan Danau Laut Tawar
Page 1 2013.00
2020.50 2028.00
2035.50 2043.00
Tahun 1:
1: 1:
2: 2:
2:
3: 3:
3:
4: 4:
4:
26 29
32
95 140
185
11 13
14
150 300
1: BP Limbah Permukiman 2: BP Limbah Pertanian
3: BP Limbah Wisata 4: BP Limbah KJA
1 1
1 1
2
2 2
2 3
3 3
3
4 4
4 4
Gambar 55 Beban pencemaran perairan Danau Laut Tawar setelah dilakukan intervensi struktural sampai tahun 2043
5.6 Kontribusi Penelitian
Disertasi ini bertujuan untuk membangun model pengendalian pencemaran perairan danau. Untuk mencapai tujuan tersebut dapat dilakukan dengan tahapan
penyelidikan tentang kualitas air danau, total beban pencemaran, potensi nilai ekonomi sumber pencemaran dan status keberlanjutan pengendalian pencemaran.
Berikut merupakan kontribusi utama penelitian ini :
1. Untuk menduga besar beban pencemaran dari sumber wisata, dapat dilakukan melalui pendekatan besar emisi yang dihasilkan per satuan individu dalam
satu hari dengan mempertimbangkan waktu tinggal wisatawan. 2. Berdasarkan aspek ekologi suatu sumberdaya alam, arahan kegiatan
perekonomian suatu daerah dapat didasarkan pada perbandingan potensi beban pencemaran dan nilai ekonomi sumber pencemaran.
3. Keberlanjutan pengendalian pencemaran perairan danau dapat diwujudkan melalui intervensi atribut-atribut pengungkit yang berkesesuaian dengan
permasalahan objek penelitian. 4. Parameter pencemaran perairan danau khususnya berkedudukan sebagai
faktor pembatas, dapat dijadikan tolak ukur dalam suatu pemodelan pengendalian pencemaran perairan danau.
5.7 Implikasi Kebijakan
Berdasarkan hasil penelitian model pengendalian pencemaran perairan Danau Laut Tawar ini dapat dirumuskan rekomendasi sebagai salah satu acuan
yang mendasari kebijakan Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah di masa yang akan datang, sebagai berikut :
1. Secara keseluruhan, sumber pencemaran yang menjadi prioritas yang harus
diantisipasi terkait pengendalian pencemaran di perairan Danau Laut Tawar adalah limbah permukiman.
2. Aktivitas ekonomi di DTA Danau Laut Tawar di masa yang akan datang
lebih diarahkan pada kegiatan pertanian yang secara umum lebih minim limbah dengan penerapan pola pertanian organik.
3. Status berkelanjutan pengendalian pencemaran perairan Danau Laut Tawar
dapat ditingkatkan melalui; pengendalian jumlah penduduk, optimasi nilai ekonomi KJA, peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
danau, teknik pemberian pakan ramah lingkungan dan penegakan hukum lingkungan.
4. Pengendalian pencemaran perairan Danau Laut Tawar di masa yang akan
datang oleh
Pemerintah Kabupaten
Aceh Tengah,
dengan mempertimbangkan kesiapan anggaran serta partisipasi pemerintah dan
masyarkat, maka skenario yang paling tepat dan realistis untuk dilaksankan adalah skenario moderat. Reduksi limbah dilakukan oleh pemerintah
melalui penerapan kebijakan di masa mendatang seperti, peningkatan tingkat pendidikan masyarakat, penerapan Program 3R reduce, reuse dan
recycle, pembangunan IPAL komunal dan terpadu, sosialisasi dan penyuluhan lingkungan hidup, penerapan pertanian organik, informasi
peringatan kebersihan lingkungan, pemilihan dan teknik pemberian pakan yang tepat serta penataan dan pembatasan luas KJA.
6 SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka hal-hal yang dapat dijadikan kesimpulan dalam penelitian ini adalah :
1. Kualitas perairan danau pada kategori status mutu air k
elas C atau “cemar sedang” dengan indeks STORET -16, yang disebabkan oleh parameter
DO, COD, TP dan timbal yang telah melewati baku mutu air kelas I. 2.
Total beban pencemaran dari empat sungai yang masuk ke perairan danau sebesar 19 912.05 ton per tahun. Beban pencemaran tertinggi berasal dari
Sungai Mampak yang melewati permukiman padat penduduk dengan sumbangan sebesar 35.18. Hasil estimasi potensi beban pencemaran dari
sumber limbah berdasarkan parameter BOD
5
, COD, TN, TP dan deterjen tertinggi berasal dari permukiman sebesar 2 189.90 ton per tahun atau
setara dengan 58.40. 3.
Potensi nilai ekonomi tertinggi dari aktivitas masyarakat sebagai sumber limbah perairan danau adalah keramba jaring apung, namun aktivitas
tersebut berpotensi sebagai penyumbang beban terbesar khususnya parameter TN dan TP.
4. Indeks keberlanjutan multidimensi pengendalian pencemaran perairan
Danau Laut Tawar adalah 40.45 artinya status kurang berlanjut. Peningkatan status keberlanjutan pengendalian pencemaran perairan danau
sangat perlu dilakukan melalui intervensi atribut pengungkit keberlajutan.
5. Model dibangun berdasarkan empat sub model yakni sub model limbah
permukiman, pertanian, wisata dan keramba jaring apung. Model yang dibangun berdasarkan parameter pencemaran TP. Hasil simulasi model
selama 20 tahun periode 2013-2033 sebelum dilakukan intervensi terhadap peubah converter menunjukkan bahwa beban pencemaran parameter TP
tertinggi berasal dari lahan pertanian di awal tahun simulasi sebesar 180.33 ton per tahun dan menurun menjadi 148.39 ton per tahun di akhir
tahun simulasi. Namun jika dilakukan simulasi selama 30 tahun periode 2013-2043, secara stabil sumbangan fosfor tertinggi berasal dari KJA.
Berdasarkan kepada pertimbangan kesiapan anggaran serta partisipasi pemerintah dan masyarakat, maka skenario yang paling tepat dan realistis
untuk dilaksankan adalah skenario moderat dengan penurunan beban pencemaran sebesar 27.64 .
6.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka penelitian ini
menyarankan:
1. Model pengendalian pencemaran perairan Danau Laut Tawar dapat
digunakan oleh danau-danau lainnya dengan terlebih dahulu melakukan penyesuaian terhadap peubah-peubah seperti laju pertumbuhan penduduk,
laju peningkatan pengunjung yang berwisata dan penambahan sub model lainnya tergantung pada hasil identifikasi sumber pencemaran objek yang
diteliti.