Beban Pencemaran Limbah Pertanian

Senada dengan Effendi 2003 bahwa sebagian besar danau, unsur fosfor menjadi pembatas karena keberadaannya yang relatif sedikit dibandingkan dengan banyaknya organisme aquatik yang memerlukannya. Secara keseluruhan besar potensi beban pencemaran di perairan Danau Laut Tawar yang bersumber dari limbah permukiman, pertanian, wisata dan KJA dirangkum menjadi empat sumber disajikan pada Tabel 25. Tabel 25 Rangkuman potensi beban pencemaran berdasarkan sumber limbah di Danau Laut Tawar Sumber Limbah Beban Pencemaran tontahun BOD 5 COD NT TP Deterjen Permukiman 577.32 1 316.30 256.33 25.40 14.55 Pertanian 535.50 - 220.50 126.00 - Wisata 175.52 400.19 77.93 7.72 4.42 KJA - - 11.82 0.63 - Sumber : diolah 2014 Berdasarkan Tabel 23 secara keseluruhan bahan pencemaran yang masuk ke Danau Laut Tawar sebesar 3 750.15 tontahun. Permukiman penduduk merupakan sumber tertinggi sebesar 2 189.90 tontahun atau setara dengan 58.40. Apabila hanya mengacu pada parameter TP, maka sumber tertinggi berasal dari areal pertanian dengan sumbangan TP sebesar 126 tontahun atau setara dengan 78.87. Potensi kadar BOD 5 di perairan Danau Laut Tawar tertinggi bersumber dari limbah permukiman sebesar 577.32 tontahun. Nilai potensi BOD 5 ini masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan potensi BOD 5 dari limbah permukiman Danau Maninjau yang hanya sebesar 510.051 tontahun Marganof 2007. Hal ini disebabkan jumlah penduduk yang tinggal di daerah tangkapan air Danau Laut Tawar 64 147 jiwa lebih tinggi dibandingan dengan jumlah penduduk di sekitar Danau Maninjau 49 590 jiwa. Potensi nilai nitrogen tertinggi bersumber dari limbah permukiman sebesar 256.33 tontahun dan dan potensi fosfor tertinggi bersumber dari limbah pertanian sebesar 126.00 tontahun. Potensi nilai nitrogen di Danau Laut Tawar lebih tinggi dibandingkan dengan Waduk Saguling dengan nilai nitrogen sebesar 219 tontahun, namun potensi nilai fosfor Danau Laut Tawar lebih rendah dibandingkan dengan Waduk Saguling yang mencapai 1 022 tontahun Garno 2002. Beban pencemaran yang tinggi masuk ke perairan danau, akan berhubungan positif terhadap tingkat pencemaran. Walau demikian dampak pencemaran ini umumnya lambat untuk dikenali. Menurut Chrismadh et al. 2011 penyebab sulitnya mengenali dampak pencemaran khususnya di perairan danau disebabkan waktu retensi air danau yang lama, sehingga sebagian besar bahan pencemar terendap di dasar perairan. Selain itu disebabkan kompleksitas proses terjadinya pencemaran di perairan danau. Dampak pencemaran yang laing nyata adalah proses penyuburan perairan danau eutofikasi yang diindikasikan oleh ledakan populasi fitoplankton yang tinggi, tertama dari kelompok alga biru, serta berbagai tumbuhan lainnya tertutama eceng gondok. Menurut Hasri Rosa 2012 kelimpahan total fitoplankton di Danau Laut Tawar pada kisaran 8 237-31 723 sel per liter. Berbeda dengan Danau Toba hanya pada kisaran 20-400 sel per liter Lukman 2013.

5.2.6 Daya Tampung Perairan Danau

Danau Laut Tawar dimanfaatkan oleh mutli user. Seiring dengan perkembangan penduduk yang meningkat, semakin banyak pelaku pemanfaat danau. Hal ini menyebabkan tingkat kerusakan dan pencemaran juga semakin meningkat. Banyaknya pemanfaat danau juga berpeluang terjadinya konflik kepentingan terhadap danau. Apabila tidak dilakukan pengaturan terhadap aktivitas masyarakat tersebut, di khawatirkan akan menjadi permasalahan di kemudian hari bahkan akan semakin tarlampauinya daya tampung perairan yang disebabkan oleh ketidak-pedulian pemanfaat danau terhadap upaya pengaturan tersebut. Hasil perhitungan beban pencemaran daya tampung perairan Danau Laut Tawar apabila mengacu pada jumlah volume air danau 538 842 906.70 m 3 Husnah 2012 diperoleh daya tampung TP sebesar 37.04 ton per tahun lihat Lampiran 3. Nilai daya tampung TP ini nantinya akan menjadi tolak ukur dalam rangka penurunan beban pencemaran unsur fosfor pada perbandingan penerapan antar skenario model pengendalian pencemaran perairan Danau Laut Tawar. Hasil pengukuran langsung menunjukan bahwa, nilai rata-rata TP di perairan Danau Laut Tawar sebesar 0.18 mgl. Nilai TP ini telah berada dalam kategori hi pereutrofik atau ≥0.1 mgl Kepmen LH 2009, sehingga yang harus dilakukan pengelola dan pemanfaat danau adalah upaya pengurangan limbah khususnya yang mengandung unsur fosfor. Dengan demikian syarat parameter TP maksimal Δ[Pf] d menggunakan tetapan standar kadar TP pada tingkat kesuburan perairan danau oligotrofik menuju ke eutrofik dengan selisih besaran 0.02 mgl atau setara dengan 20 mgm 3 Kepmen LH 2009. Hasil perhitungan alokasi beban pencemaran parameter fosfor diperoleh bahwa nilai TP yang telah ada di perairan danau sebesar 180 mgm 3 atau setara dengan 37.79, jumlah TP yang bersumber dari DAS sebesar 295.31 mgm 3 atau setara dengan 61.99 dan jumlah TP dari kegiatan di perairan danau yakni KJA sebesar 1.04 mgm 3 atau setara dengan 0.22 dengan asumsi sumber pencemaran wisata perairan diabaikan.

5.3 Nilai Ekonomi Aktivitas Masyarakat di DTA Danau Laut Tawar

Nilai ekonomi aktivitas masyarakat di DTA Danau Laut Tawar di estimasi dengan menggunakan pendekatan surplus konsumen. Estimasi nilai ekonomi dilakukan terhadap sumberdaya yang dianggap sebagai sumber pencemaran perairan danau. Sumberdaya tersebut berupa permukiman penduduk, pertanian perkebunan dan sawah, tempat wisata dan KJA.

5.3.1 Nilai Ekonomi Permukiman

Jumlah permukiman yang berada di DTA Danau Laut Tawar mencapai 15 486 unit Dinkes Kab. Aceh Tengah 2014. Jumlah sampel terpilih sebanyak 375 unit yang tersebar di empat kecamatan secara proporsional. Kecamatan