Skenario Optimistik Skenario  optimis  dibangun  berdasarkan  state  dan  faktor  kunci  dengan
kondisi;  1  pertumbuhan  penduduk  menurun  dibawah  level  pertumbuhan penduduk  nasional  sebesar  1.00,  penurunan  ini  dipicu  oleh  peningkatan
kesadaran masyarakat untuk melaksanakan program keluarga berencana; 2 lahan perkebunan kopi tetap atau tidak ada peningkatan sebesar 0, hal ini dipicu oleh
timbulnya  kesadaran  masyarakat  terhadap  fungsi  hutan  lindung;  3  lahan  sawah tetap  atau  tidak  ada  penurunan  sebesar  0,  hal  ini  disebabkan  karena  adanya
insentif  dari  pemerintah  serta  kesadaran  masyarakat  terhadap  ketahanan  pangan; 4  pertumbuhan  pengunjung  meningkat  pesat  sebesar  2.52  akibat  peningkatan
fasilitas  wisata  dan  promosi;  5  laju  pertumbuhan  jumlah  pakan  tetap  atau  tidak terjadi  peningkatan  sebesar  0  karena  adanya  pengalihan  usaha  ke  budidaya
perkebunan yang disertai oleh bantuan modal dari pemerintah. Output penerapan skenario optimistik disajikan pada Gambar 53.
10:41    20 Agu 2015 Page 1
2013.00 2018.00
2023.00 2028.00
2033.00 Tahun
1: 1:
1:
2: 2:
2:
3: 3:
3:
4: 4:
4:
5: 5:
5:
6 7
8
45 46
46
3 4
6
1 1
725 750
775 1: BP Lim… Permukiman
2: BP Limbah Pertanian 3: BP Limbah Wisata
4: BP Limbah KJA 5: Total BP
1 1
1 1
2 2
2 2
3 3
3 3
4 4
4 4
5 5
5 5
Gambar 53 Prediksi  beban  pencemaran  perairan  Danau  Laut  Tawar  pada
skenario optimistik sampai tahun 2033
5.5.8 Analisis Perbandingan Penerapan antar Skenario
Perbandingan  kinerja  dari  model  yang  telah  dibangun  dan  dilakukan skenario  kemungkian  di  masa  mendatang,  menunjukkan  output  yang  berbeda
terhadap semua skenario. Output semua skenario disajikan pada Gambar 54.
Gambar 54 Rangkuman  output  masing-masing  skenario  prediksi  beban
pencemaran perairan Danau Laut Tawar sampai tahun 2033 Gambar 54 menunjukkan bahwa secara keseluruhan peningkatan aktivitas
masyarakat  di  DTA  Danau  Laut  Tawar  khususnya  terhadap  parameter pencemaran  TP  sangat  mempengaruhi  tinggi  beban  pencemaran.  Pemilihan
skenario  terbaik  adalah  skenario  optimis.  Namun  jika  mempertimbangkan kesiapan  anggaran  serta  partisipasi  pemerintah  dan  masyarkat,  maka  skenario
yang paling tepat dan realistis untuk dilaksankan adalah skenario moderat.
Output  skenario  pesimistik  menunjukkan  potensi  jumlah  beban pencemaran  TP  sebesar  226.98  ton.  Besar  beban  pencemaran  tersebut  terjadi
karena  aktivitas  masyarakat  di  DTA  perairan  danau  yang  menghasilkan  limbah tidak  dibarengi  kegiatan  yang  dapat  mereduksi  beban  pencemaran  seperti  input
teknologi,  peningkatan  pengetahuan  masyarakat  khususnya  dibidang  lingkungan hidup dan kurangnya penyuluhan dari lembaga pemerintah dan non pemerintah.
Output  skenario  moderat  dirancang  dengan  melakukan  intervensi terhadap;  jumlah  penduduk  pembuang  limbah,  luas  lahan  penghasil  limbah,
jumlah  wisatawan  pembuang  limbah  dan  jumlah  pakan  ikan  sebagai  sumber limbah.  Jumlah  penduduk  penghasil  limbah  diintervensi  oleh  pemda  atau
masyarakat  dengan  cara  peningkatan  tingkat  pendidikan  masyarakat,  penerapan program  3R  reduce,  reuse  dan  recycle  serta  membangun  Instalasi  Pengelolaan
Air Limbah IPAL komunal pada sebagian permukiman penduduk yang mampu mereduksi  beban  pencemaran  sebanyak  25.  Luas  lahan  pertanian  penghasil
limbah  diintervensi  oleh  pemda  dengan  melakukan  sosialisasi  dan  penyuluhan lingkungan  hidup  dan  penerapan  pertanian  organik  sehingga  beban  bencemaran
dapat  direduksi  sebesar  25.  Jumlah  wisatawan  pembuang  limbah  diintervensi oleh  pemda  dan  pengelola  tempat  wisata  dengan  membangun  IPAL  disetiap
tempat  wisata  dan  disertai  dengan  media  informasi  tentang  peringatan  untuk menjaga  kebersihan  lingkungan  serta  penyediaan  fasilitas  kebersihan  sehingga
beban  pencemaran  dapat  tereduksi  mencapai  25.    Jumlah  pakan  ikan  sebagai sumber limbah diintervensi oleh pemda dan petani KJA, yakni melalui pemilihan
dan  penerapan  teknik  pemberian  pakan  yang  tepat  dengan  jumlah  pakan  yang ditebar  oleh  sebagian  petani  KJA  sebesar  2-5  dari  bobot  ikan  di  KJA  serta
37,04
penataan  dan  pembatasan  luas  KJA  sehingga  beban  pencemaran  dapat  direduksi sebesar  25.  Berdasarkan  upaya  reduksi  beban  pencemaran  tersebut  sehingga
beban pencemaran TP pada skenario moderat dapat diturunkan sebesar 164.25 ton atau sebesar 27.64 .
Output  skenario  optimistik  dirancang  dengan  melakukan  intervensi terhadap  sumber  limbah.  Jumlah  penduduk  penghasil  limbah  diintervensi  oleh
pemda  atau  masyarakat  melalui  peningkatan  tingkat  pendidikan  masyarakat, penerapan  program  3R  reduce,  reuse  dan  recycle  serta  membangun  IPAL
komunal  pada  sebagian  permukiman  penduduk  yang  mampu  mereduksi  beban pencemaran  sebanyak  75.  Luas  lahan  pertanian  penghasil  limbah  diintervensi
oleh pemda dengan melakukan sosialisasi dan penyuluhan lingkungan hidup dan penerapan  pertanian  organik  serta  pembatasan  luas  lahan  pertanian  sehingga
beban  bencemaran  dapat  direduksi  sebesar  75.  Jumlah  wisatawan  pembuang limbah diintervensi oleh pemda dan pengelola tempat wisata dengan membangun
IPAL  disetiap  tempat  wisata  dan  disertai  dengan  media  informasi  tentang peringatan  untuk  menjaga  kebersihan  lingkungan  serta  penyediaan  fasilitas
kebersihan  sehingga  beban  pencemaran  dapat  tereduksi  mencapai  75.  Jumlah pakan ikan sebagai sumber limbah diintervensi oleh pemda dan petani KJA, yakni
melalui  pemilihan  pakan  dan  penerapan  teknik  pemberian  pakan  yang  tepat dengan  jumlah  pakan  yang  disebar  oleh  sebagian  petani  KJA  sebesar  2-5  dari
bobot  ikan  di  KJA  serta  penataan  dan  pembatasan  luas  KJA  sehingga  beban pencemaran  dapat  direduksi  sebesar  50.  Berdasarkan  upaya  reduksi  beban
pencemaran tersebut sehingga beban pencemaran TP pada skenario optimis dapat diturunkan  sebesar  57.63  ton  atau  sebesar  70.33    dari  skenario  moderat  dan
74.61 dari skenario optimistik.
Daya  tampung  perairan  danau  diperoleh  melalui  pendekatan  yang mengacu  kepada  Permen  LH  nomor  28  tahun  2009.  Perhitungan  daya  tampung
berdasarkan  pada  parameter  pencemaran  air  berupa  parameter  TP  dengan  hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 3.
5.5.9 Analisis  Sensitivitas  Model  Pengendalian  Pencemaran  Perairan
Danau Laut Tawar
Tujuan  utama  analisis  ini  pada  proses  permodelan  adalah  untuk menentukan  peubah    keputusan  mana  yang  cukup  penting  untuk  ditelaah  lebih
lanjut pada aplikasi model. Peubah keputusan ini dapat berupa parameter rancang bangun  atau  input  peubah  keputusan.  Analisis  ini  mampu  menghilangkan  faktor
yang  kurang  penting  sehingga  pemusatan  studi  lebih  dapat  ditekankan  pada peubah  keputusan  kunci  serta  menaikkan  efisiensi  dari  proses  pengambilan
keputusan Eriyatno 2012.
Berdasarkan uji sensitivitas model ditemukan bahwa variabel  yang paling sensitif adalah laju pertumbuhan jumlah pakan ikan. Hasil simulasi model setelah
dilakukan intervensi struktural melalui fungsi “IF” dengan cara menurunkan laju pertumbuhan jumlah pakan ikan sebesar 1 selama 30 tahun periode 2013-2043,
ternyata  menghasilkan  selisih  yang  lebih  besar  apabila  dibandingkan  dengan penurunan  1  pada  sub  model  lainnya  dengan  selisih  mencapai  level  75.55  ton
per tahun Gambar 55.
6:05    28 Agu 2015 Model Pengendalian Pencemaran Perairan Danau Laut Tawar
Page 1 2013.00
2020.50 2028.00
2035.50 2043.00
Tahun 1:
1: 1:
2: 2:
2:
3: 3:
3:
4: 4:
4:
26 29
32
95 140
185
11 13
14
150 300
1: BP Limbah Permukiman 2: BP Limbah Pertanian
3: BP Limbah Wisata 4: BP Limbah KJA
1 1
1 1
2
2 2
2 3
3 3
3
4 4
4 4
Gambar  55  Beban  pencemaran  perairan  Danau  Laut  Tawar  setelah  dilakukan intervensi struktural sampai tahun 2043
5.6 Kontribusi Penelitian
Disertasi ini bertujuan untuk  membangun model pengendalian pencemaran perairan danau. Untuk mencapai  tujuan tersebut  dapat  dilakukan dengan tahapan
penyelidikan  tentang  kualitas  air  danau,  total  beban  pencemaran,  potensi  nilai ekonomi sumber pencemaran dan status keberlanjutan pengendalian pencemaran.
Berikut merupakan kontribusi utama penelitian ini :
1.  Untuk menduga besar beban pencemaran dari sumber wisata, dapat dilakukan melalui  pendekatan  besar  emisi  yang  dihasilkan  per  satuan  individu  dalam
satu hari dengan mempertimbangkan waktu tinggal wisatawan. 2.  Berdasarkan  aspek  ekologi  suatu  sumberdaya  alam,  arahan  kegiatan
perekonomian  suatu  daerah  dapat  didasarkan  pada  perbandingan  potensi beban pencemaran dan nilai ekonomi sumber pencemaran.
3.  Keberlanjutan  pengendalian  pencemaran  perairan  danau  dapat  diwujudkan melalui  intervensi  atribut-atribut  pengungkit  yang  berkesesuaian  dengan
permasalahan objek penelitian. 4.  Parameter  pencemaran  perairan  danau  khususnya  berkedudukan  sebagai
faktor  pembatas,  dapat  dijadikan  tolak  ukur  dalam  suatu  pemodelan pengendalian pencemaran perairan danau.
5.7 Implikasi Kebijakan
Berdasarkan  hasil  penelitian  model  pengendalian  pencemaran  perairan Danau  Laut  Tawar  ini  dapat  dirumuskan  rekomendasi  sebagai  salah  satu  acuan
yang  mendasari  kebijakan  Pemerintah  Kabupaten  Aceh  Tengah  di  masa  yang akan datang, sebagai berikut :
1. Secara keseluruhan, sumber pencemaran yang menjadi prioritas yang harus
diantisipasi terkait pengendalian pencemaran di perairan Danau Laut Tawar adalah limbah permukiman.