umumnya dalam transisi antara dua kondisi. Di danau ini ditandai konsentrasi oksigen di hypolimnion menurun. Tumbuhan dan hewan beragam dalam
bentuk dan tingkat rantai makanan.
c. Danau eutrofik yakni perairan dengan konsentrasi nutrisi dan produksi biomassa tinggi, biasanya dengan transparansi yang rendah. Kualitas air
buruk. Konsentrasi oksigen bisa sangat rendah, sering kurang dari 1 mg1 di hypolimnion.
d. Danau hipereutrofik yakni perairan dengan konsentrasi nutrisi dan produksi biomassa yang sangat tinggi. Kualitas air sangat buruk dan penggunaan air
menjadi terganggu. Anoksik atau tidak terdapat oksigen sering terjadi di hypolimnion. Jumlah spesies yang ada disini umumnya lebih sedikit.
Indikator untuk keperluan klasifikasi kesuburan suatu perairan tersebut, dapat ditentukan berdasarkan kadar fosfor, nitrogen dan beberapa parameter
kualitas air lainnya sebagaimana disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1 Tingkat kesuburan danau berdasarkan beberapa parameter kualitas air
Parameter Klasifikasi kesuburan
Oligotrofik Mesotrofik
Eutrofik Hipereutrofik
1. Fosfor mgliter 0.01
0.03 0.10
≥0.10 2. Nitrogen mgliter
≤0.65 ≤0.75
≤1.90 ≥1.90
3. Klorofil mgliter 0.002
0.005 0.015
≥0.20 4. Kecerahan secchi disk
m ≥10
≥4 ≥2.5
2.5 5. Kadar oksigen minimum
saturasi 80
40-80 10-39
10 6. Produksi fitoplankton g
Cm
2
hari 7-25
75-250 350-700
700 Sumber : Novonty Olem 1994; Thomas et al. 1996; Kemen LH 2009
2.2 Pencemaran Perairan Danau
Pencemaran air terjadi apabila zat atau kondisi air tidak dapat digunakan untuk tujuan tertentu Owa 2014. Pencemaran air adalah masuknya atau
dimasukannya mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain kedalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai tingkat tertentu yang
menyebabkan air tidak berfungsi sesuai dengan peruntukannya Kemen LH 2001. Mutu air akan membedakan peruntukan atau kegunaan sumberdaya air.
Berdasarkan PP Nomor 82 Tahun 2001, mutu air dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama
dengan kegunaan tersebut; b. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasaranasarana
rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan ,air untuk mengairi pertanian, dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut;
c. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanian, dan atau peruntukan
lain yang mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan tersebut; d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi,
pertanian dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
2.2.1 Sumber Pencemaran
Sumber pencemaran dapat dibedakan menjadi limbah domestik, pertanian, industri dan transportasi NIEA 2009; Owa 2014. Sumber domestik dapat berasal
dari perdesaan, kota, pasar, jalan, terminal, rumah sakit dan lain sebagainya Sastrawijaya 2000. Menurut Davis Cornwell 1991 sumber pencemar dapat
berupa suatu lokasi terntentu point source atau tak tentutersebar non point source. Sumber point source bersifat lokal, sedangkan non point source dapat
berupa point source dalam jumlah yang banyak dan menyebar. Umumnya hasil dari limpasan tanah dari daerah pertanian, permukiman, perkotaan dan air hujan
Davis Cornwell 1991; US-EPA 1993.
Berdasarkan penelitian Marganof 2007, sumber pencemar Danau Maninjau di Sumatera Barat berasal dari limbah permukiman penduduk, hotel,
peternakan, pertanian dan KJA. Hasil simulasi selama 15 tahun, diperoleh beban limbah cair KJA memiliki kontribusi tertinggi dengan besaran 10 880.33 ton di
awal tahun simulasi dan meningkat menjadi 35 240.31 ton di akhir tahun simulasi. Selanjutnya limbah permukiman berada diurutan kedua yaitu sebesar 2 183 93 ton
di awal tahun simulasi dan meningkat menjadi 2 665.11 ton di akhir tahun simulasi.
Sumber pencemaran dapat juga berasal dari sektor industri, fasilitas perkotaan dan sektor wisata Hariyadi 2001. Menurut Widiyati 2011 hutan
yang dirambah merupakan sumber pencemaran bagi waduk terutama terhadap sendimentasi di perairan. Sumber pencemaran selain aktivitas domestik,
peternakan, budidaya ikan, run-off dan pariwisata dapat juga bersumber dari kotoran burung bangau dan kuala yang masuk ke perairan Danau Duong Provinsi
Hai Duong Vietnam Yem et al. 2013
Hasil penelitian Walukow 2009 di Danau Sentani Papua, limbah permukiman penduduk terdiri atas limbah sampah, tinja manusia sedangkan
limbah peternakan bersumber dari limbah sapi dan babi. Berdasarkan hasil simulasi selama 40 tahun, diperoleh limbah erosi pertanian memiliki kontribusi
tertinggi sebesar 63 462.01 ton di awal tahun simulasi dan meningkat menjadi 4.63 x 10
10
ton di akhir tahun simulasi. Limbah permukiman berada diurutan kedua dengan jumlah limbah sebesar 9 506.26 ton di awal tahun simulasi dan
meningkat menjadi 4.33 x 10
8
ton di akhir tahun simulasi.
2.2.2 Parameter Pencemaran
a. Suhu Suhu merupakan faktor penting dalam mengatur proses metabolisme
mahluk hidup di perairan. Perubahan suhu berpengaruh terhadap proses fisika, kimia dan biologi badan air Effendi 2003. Peningkatan suhu menyebabkan;