Kependudukan Sosial Ekonomi Penduduk
                                                                                V  HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1  Kualitas Air Danau Laut Tawar 5.1.1
Parameter Fisika, Kimia dan Mikrobiologi Air Danau Laut Tawar
Kualitas  air  Danau  Laut  Tawar  yang  diinginkan,  apabila  sesuai  dengan peruntukannya sehingga tetap dalam kondisi alamiahnya. Untuk mencapai tujuan
tersebut  diperlukan upaya pemantauan kualitas air agar setiap semesternya dapat dilakukan  evaluasi.  Bardasarkan  PP  No.  82  Tahun  2001  tentang  Pengelolaan
Kualitas  Air  dan  Pengendalian  Pencemaran  Air,  bahwa  upaya  pemantauan kualitas  air  diantaranya  dilakukan  dengan  membandingkan  kondisi  eksisting
kualitas air yang telah diukur dan atau diuji dengan kriteria mutu air berdasarkan kelas  yang  telah  ditetapkan  oleh  pemerintah.  Penilaian  kualitas  air  Danau  Laut
Tawar  dalam  penelitian  ini,  menggunakan  kriteria  mutu  air  kelas  I.  Selain  itu, penulis  juga  menggunakan  tetapan  mutu  air  lainnya  seperti  tetapan  lembaga
internasional,  hasil  penelitian  nasional  maupun  internasional  sebagai  dasar perbandingan.  Parameter  kualitas  air  yang  dianalisis  yakni;  fisika,  kimia  dan
mikrobiologi  dengan  hasil  pengukuran  langsung  dan  pungujian  laboratorium disajikan pada Lampiran I.
Suhu
Hasil  pengukuran  menunjukkan  bahwa  suhu  perairan  danau  relatif  stabil untuk semua stasiun. Nilai suhu berkisar antara 23.03-24.03
C dengan nilai rata- rata  23.65
C.  Suhu  tertinggi  terdapat  pada  Stasiun  Bintang  dan  terendah  pada Stasiun  Toweren.  Sebaran  nilai  rata-rata  suhu  di  perairan  danau  disajikan  pada
Gambar 10.
Gambar 10  Sebaran nilai rata-rata suhu C di perairan Danau Laut Tawar
Ket. A, 23.03 = nama stasiun, konsentrasi
A=PD toweren, B=tengah danau, C=PD kelitu, D=PD bintang, E=mampak dan F=TO KJA
Pertumbuhan  dan  kehidupan  biota  perairan  danau  sangat  di  pengarui  oleh suhu. Suhu pada perairan sangat  ditentukan oleh musim,  lintang, ketinggian dari
permukaan  laut,  waktu  dalam  hari,  sirkulasi  udara,  penutupan  awan  serta  aliran dan  kedalaman  air  Effendi  2003.  Perubahan  suhu  air  yang  drastis  dapat
menyebabkan  stres  atau  kematian  pada  biota  air.  Suhu  mempengaruhi  aktivitas metabolisme organisme  dan daya larut gas termasuk konsentrasi  oksigen  terlarut
serta proses dekomposisi bahan organik oleh mikroba di perairan.
Kisaran suhu perairan Danau Laut Tawar masih dalam batas normal yakni ± 3
C Kemensetneg 2001 dan ± 4 C EPA 2001 . Kisaran suhu perairan danau
saat  ini  hampir  sama  dengan  kisaran  suhu  danau  pada  tahun-tahun  sebelumnya Ayodhyoa  Machfud 1969; Adriansyah 1988; Hasri 2010.
Padatan Tersuspensi dan Padatan Terlarut
Padatan  tersuspensi  atau  Total  Suspended  Solit  TSS  adalah  padatan  yang menyebabkan  kekeruhan  air,  tidak  larut  dan  tidak  dapat  langsung  mengendap
terdiri dari partikel-partikel dengan ukuran diameter 10
-3
mm. Hasil pengukuran pada setiap stasiun menunjukkan bahwa konsentrasi TSS di perairan Danau Laut
Tawar berkisar antara 1.00-2.34 mgl dengan nilai rata-rata 1.51 mgl. Konsentrasi TSS  di  perairan  danau  dalam  kriteria  sangat  baik,  karena  masih  sangat  rendah
apabila  dibandingkan  dengan  tetapan  maksimum  mutu  air  sebesar  50  mgl Kemensetneg  2001;  EPA  2001.  Sebaran  nilai  rata-rata  TSS  perairan  danau
disajikan pada Gambar 11.
Gambar 11  Sebaran nilai rata-rata TSS mgl di perairan Danau Laut Tawar
Ket. A, 1.17   =   nama stasiun, konsentrasi
A=PD toweren, B=tengah danau, C=PD kelitu, D=PD bintang, E=mampak dan F=TO KJA
Gambar  11  menunjukkan  bahwa  padatan  tersuspensi  tertinggi  di  Stasiun Mampak  yaitu  sebesar  2.34  mgl.  Stasiun  ini  merupakan  lokasi  yang  berdekatan
dengan permukiman padat penduduk. Hal ini diduga menjadi penyebab tingginya kandungan TSS. Disamping itu, pengamatan visual perairan danau hijau kebiruan
                                            
                