Pengendalian Pencemaran Perairan Danau
dimanfaatkan umat manusia sebagai sumber pangan, bahan baku dan energi. Sumberdaya alam merupakan faktor produksi dari alam yang digunakan untuk
menyediakan barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi.
Danau merupakan sebuah sumberdaya yang memiliki panorama yang indah selain ikan, energi air dan lain sebagainya. Danau dapat memberikan utilitas
berupa panorama indah yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Namun keindahan dan manfaat lainnya dari danau dapat menjadi menurun akibat terjadinya
pencemaran yang bersumber dari limbah permukiman, pertanian, tempat wisata dan keramba jaring apung.
Menurut Adrianto 2006 adanya pencemaran, dapat mengganggu kemampuan sumberdaya alam untuk menghasilkan aliran barang atau jasa.
Gangguan ini mengakibatkan perubahan produksi barang dan jasa yang dihasilkan akan mengubah perilaku pemanfaatannya yang pada gilirannya akan mengubah
nilai dari sumberdaya alam tersebut.
Sepanjang manusia melakukan aktivitas di sekitar danau, maka sangat sulit untuk membebaskan danau dari limbah pencemaran. Alam ternyata memiliki
kemapuan sendiri untuk menguraikan limbah. Namun yang harus dilakukan oleh manusia adalah bagaimana supaya limbah yang dihasilkan tidak melampaui daya
tampung, sehingga yang diperlukan adalah bagaimana melakukan pengendalian pencemaran yang akan masuk ke danau.
Sumber limbah berupa permukiman, pertanian, wisata dan keramba jaring apung memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat. Analisis nilai ekonomi terhadap
sumber limbah yang masuk ke danau ditujukan supaya dapat dilakukan perbandingan antara potensi nilai ekonomi dan beban pencemaran yang
dihasilkan.
Nilai ekonomi atas sumber limbah tersebut dapat dilihat dari sisi kepuasan konsumen preferences of consumers. Dalam pendekatan ini, digunakan konsep
surplus konsumen consumers surplus. Menurut Adrianto 2006 surplus konsumen terjadi apabila jumlah maksimum yang mampu konsumen bayar lebih
besar dari jumlah yang secara aktual harus dibayar untuk mendapatkan barang atau jasa. Selisih jumlah tersebut merupakan surplus konsumen. Menggunakan
pendekatan surplus konsumen untuk mengukur manfaat sumberdaya alam merupakan pengukuran yang tepat karena pemanfaatan sumberdaya dinilai
berdasarkan alternatif penggunaan terbaiknya Green 1992.
Sumberdaya alam menghasilkan barang dan jasa seperti ikan, air dan lain sebagainya, dengan demikian dapat dilakukan perhitungan nilai ekonominya
karena diasumsikan bahwa pasar itu eksis market base. Padahal sumberdaya alam, selain menghasilkan barang dan jasa tersebut juga menghasilkan manfat lain
seperti keindahan, ketenangan dan lain sebagainya Fauzi 2006. Manfaat tersebut merupakan fungsi ekologis dari sumberdaya alam, sehingga selain nilai pasar juga
nilai non-pasar non market valuation yang harus dikuantifikasi. Teknik penilaian ekonomi sumberdaya yang tidak dipasarkan dapat menggunakan travel cost
method dan hedonic prising.