Besar potensi beban pencemaran dari limbah permukiman dapat diestimasi dengan cara mengalikan tetapan emisi parameter pencemaran dengan jumlah
penduduk. Besar potensi beban pencemaran dari limbah permukiman disajikan pada Tabel 22.
Tabel 22 Total potensi beban pencemaran limbah permukiman di Danau Laut Tawar tontahun
Parameter Kecamatan
Total Bebesen
Kebayakan Bintang
Lut Tawar BOD
5
277.53 125.93
74.66 99.20
577.32 COD
632.78 287.12
170.23 226.17
1 316.30 TN
123.22 55.91
33.15 44.04
256.33 TP
12.21 5.54
3.29 4.36
25.40 Deterjen
6.99 3.17
1.88 2.50
14.55 Sumber : BPS Kab. Aceh Tengah 2014; diolah 2014
Tabel 22 menunjukkan bahwa total potensi beban pencemaran tertinggi berupa COD sebesar 1 316.30 tontahun dan terendah deterjen 14.55 tontahun.
Potensi beban pencemaran COD di perairan Danau Laut Tawar masih lebih rendah jika dibandingkan dengan potensi beban pencemaran Danau Maninjau
sebesar 1 392.625 tontahun dan lebih tinggi jika dibandingkan dengan Kali Surabaya sebesar 894.47 tontahun Marganof 2007; Suwari 2010.
5.2.3 Beban Pencemaran Limbah Pertanian
Selain aktivitas penduduk di permukiman, kegiatan pertanian juga berpotensi menyebabkan pencemaran di perairan danau. Limbah pertanian dapat
berupa sisa-sisa tanaman, pupuk kandang, urea, NPK, ZA dan lain-lain serta pestisida Sastrawijaya 1991. Limbah pertanian masuk ke perairan danau melalui
air sungai maupun air limpasan run off. Besar potensi limbah yang berasal dari areal pertanian dapat diduga dengan cara mengalikan tetapan emisi parameter
pencemaran dengan luasan areal pertanian di daerah tangkapan air Danau Laut Tawar. Total potensi beban pencemaran limbah pertanian disajikan pada Tabel 23.
Tabel 23 Total potensi beban pencemaran limbah pertanian di Danau Laut Tawar tontahun
Kecamatan Luas ha
BOD
5
Nitrogen Fosfor
Bebesen 1 530
93.64 38.56
22.03 Kebayakan
1 946 119.10
49.04 28.02
Bintang 2 478
151.65 62.45
35.68 Lut Tawar
2 796 171.12
70.46 40.26
Total 8 750
535.50 220.50
126.00 Sumber : BPS Kab. Aceh Tengah 2014; diolah 2014
Berdasarkan Tabel 23 menunjukkan bahwa beban pencemaran tertinggi terjadi di Kecamatan Lut Tawar dengan nilai BOD sebesar 171.12 tontahun,
nitrogen sebesar 70.46 tontahun dan fosor sebesar 40.26 tontahun. Secara keseluruhan beban pencemaran limbah pertanian yang masuk ke perairan danau
berupa BOD sebesar 535.50 tontahun, nitrogen sebesar 220.50 tontahun dan fosfor sebesar 126.00 tontahun.
5.2.4 Beban Pencemaran Limbah Wisata
Limbah wisata berasal dari aktivitas wisatawan yang menikmati suasana atau jasa lingkungan Danau Laut Tawar. Karakteristik limbah wisata sebenarnya
hampir sama dengan limbah rumah tangga. Limbah wisata dapat berbetuk padat berupa sisa-sisa makan dan limbah cair dari restoran dan kamar madi tempat
wisata. Pendugaan potensi limbah wisata seperti halnya limbah permukiman yaitu dengan cara mengalikan tetapan emisi parameter pencemaran dengan jumlah
wisatawan. Namun tetapan emisi parameter pencemaran terlebih dahulu di konversi sesuai waktu rata-rata wisatawan berada di lokasi tempat wisata, yakni 4
jam 29 menit. Berdasarkan hasil perhitungan, beban pencemaran tertinggi berupa COD sebesar 466.42 tontahun dan terendah berupa deterjen sebesar 5.16
tontahun. Total potensi beban pencemaran dari limbah wisata disajikan pada Tabel 24.
Tabel 24 Total potensi beban pencemaran limbah wisata di Danau Laut Tawar
Parameter Beban Pencemaran
tontahun BOD
5
204.57 COD
466.42 TN
90.83 TP
9.00 Deterjen
5.16 Sumber : diolah 2014
5.2.5 Beban Pencemaran Limbah KJA
Berdasarkan hasil survey di Pasar Inpres Takengon, kebutuhan ikan di Kabupaten Aceh Tengah mencapai 4-6 tonhari atau setara 1 440 - 2 160
tontahun. Dari nilai tersebut, 5 tonhari merupakan jenis ikan laut yang berasal dari Kabupaten Bireuen, Aceh Utara, Lhokseumawe, Aceh Timur dan Kota
Langsa, sedangkan sisanya 1 tonhari merupakan ikan lokal yang berasal dari Danau Laut Tawar. Dengan kata lain, penyediaan ikan oleh petani KJA dan
nelayan tahun 2014 yang berasal dari ikan tangkap hanya sebesar 173 tontahun maupun budidaya keramba jaring apung sebesar 238.89 tontahun masih belum
mencukupi permintaan pasar.
Khususnya KJA, kegiatan ini berlangsung di perairan danau. Di yakini KJA mulai berkembang sejak tahun 2002. Pada tahun 2004 luas KJA mencapai 0.2 ha
dan meningkat menjadi 0.31 ha di Tahun 2014, terdiri atas 262 petak dengan ukuran beragam dan dimiliki oleh 76 RTP BPS 2014. Jenis ikan yang
dibudidayakan mayoritas ikan nila Oreochromis nilotica dengan periode pemeliharaan siklus selama enam bulan dan dilakukan dua siklus dalam setahun.