Beban Pencemaran Limbah Permukiman
                                                                                Penebaran  bibit  ikan  nila  juga  beragam  disesuaikan  dengan  volume  petak  KJA berkisar antara 2 000 - 10 000 bibitpetak. Sistem pemberian pakan berupa pellet
dilakukan  dengan  sistem  tabur  adlibitumkenyang  sebanyak  tiga  kalihari  di waktu  pagi  07.00-08.00 WIB, siang 12.00-13.00 WIB dan sore 17.00-18.00
WIB. Pemberian pakan akan berhenti ditabur apabila gerak ikan telah berkurang. Menurut Sahwan 1999 dalam Sunarto  Sabariah 2009, dosis pakan per sekali
makan ikan nila sebesar 3-7  dari bobot ikan.
Petani  KJA  biasanya  memberikan  pakan  ikan  pellet  yang  bermerk  F999 untuk umur ikan 0-1 bulan, Bintang 888 untuk umur 1-3 bulan dan Bintang 888-
2-S-4 untuk umur 3-6 bulan. Pada Waduk Gajah Mungkur pellet yang digunakan petani bermerk CP 788 dengan kandungan gizi berupa; protein 26-28, lemak 3-
5,  serat  4-6,  abu  5-8  dan  kadar  air  11-13  Pujiastuti  et  al.  2013, sedangkan Bintang 888 memiliki komposisi kadar protein 20  dan Bintang 888-
2-S-4 berkadar protein 30 .
Hasil survey tahun 2014 menunjukkan bahwa, satu petak KJA berisi 10.000 bibit  ikan  nila  membutuhkan  1.5-2  ton  pellet  selama  satu  kali  periode
pemeliharaan,  sehingga  262  unit  petak  KJA  di Danau  Laut  Tawar  luas  perairan danau  5  472.10  ha  memerlukan  pellet  yang  ditabur  mencapai  0.86  tonhari.
Jumlah  ini  masih  lebih  rendah  jika  dibandingkan  dengan  Danau  Manijau  luas danau  9  737.50  ha  mencapai  447.75  tonhari  dan  Waduk  Gajah  Mungkur  luas
waduk  8  800  ha  mencapai  59  300  tonhari  Marganof  2007;  Pujiastuti  et  al. 2013.
Dengan  demikian  jumlah  pakan  yang  ditabur  untuk  262  petak  KJA  di perairan  danau  dalam  satu  siklus  pemeliharaan  sebesar  153.95  ton  atau  setara
307.90  tontahun.  Kandungan  nitrogen  dan  fosfor  yang  terdapat  dalam  pakan, diperoleh  melalui  perkalian  antara  jumlah  pakan  JP  yang  diberikan  dengan
konstanta  pakan  nitrogen  =  4.86  dan  fosfor  =  0.26  Nastiti  et  al.  2001. Berdasarkan  hasil  analisis,  maka  jumlah  nitrogen  dan  fosfor  yang  terkandung
dalam pakan KJA di perairan Danau Laut Tawar adalah nitrogen = 14.96 ton dan fosfor  =  0.80  ton.  Dari  pakan  yang  diberikan  tersebut  hanya  70  yang  dimakan
oleh ikan, dan sisanya sebanyak 30 akan lepas ke badan perairan danau sebagai bahan  pencemar  atau  limbah  Rachmansyah  2004.  Sementara  itu,  15
–30 dari nitrogen  dan  fosfor  dalam  pakan  akan  diretensikan  dalam  daging  ikan  dan
selebihnya terbuang ke badan perairan danau Beveridge 1987. Dengan demikian dapat ditentukan jumlah beban limbah nitrogen dan fosfor dari kegiatan KJA yang
masuk ke badan perairan Danau Laut Tawar adalah nitrogen sebesar 11.82 ton per tahun,  dan  fosfor  sebesar  0.83  ton  per  tahun.  Beban  limbah  yang  masuk  ke
perairan  Danau  Laut  Tawar,  menurut  Midlen    Redding  1998  yang  berada dalam keadaan terlarut adalah 65 nitrogen atau setara 7.68 ton dan 10 fosfor
atau setara 0.06 ton, yang berada dalam bentuk partikel adalah 10 nitrogen atau setara  1.18  ton  dan  65  fosfor    atau  setara  0.41  ton.  Sisa  pakan  dalam  bentuk
partikel  ini  akan  mengendap  menjadi  sedimen  di  dasar  perairan  Danau  Laut Tawar.
Keberadaan  unsur  nitrogen  dan  fosfor  di  perairan  danau  sangat  erat kaitannya dengan eutrofikasi. Berdasarkan perbandingan konsentrasi nitrogen dan
fosfor di Danau Laut Tawar dengan menggunakan asumsi bahwa nitrogen organik sebesar  0.01  mgl  Effendi  2003,  maka  diperoleh  rasio  TN  dan  TP  lebih  besar
dari 12 : 1, artinya fosfor menjadi unsur pembatas fitoplankton Jorgensen 1980.
Senada dengan Effendi 2003 bahwa sebagian besar danau, unsur fosfor menjadi pembatas  karena  keberadaannya  yang  relatif  sedikit  dibandingkan  dengan
banyaknya  organisme  aquatik  yang  memerlukannya.  Secara  keseluruhan  besar potensi  beban  pencemaran  di  perairan  Danau  Laut  Tawar  yang  bersumber  dari
limbah  permukiman,  pertanian,  wisata  dan  KJA  dirangkum  menjadi  empat sumber disajikan pada Tabel 25.
Tabel 25    Rangkuman potensi beban pencemaran berdasarkan sumber limbah di Danau Laut Tawar
Sumber Limbah Beban Pencemaran tontahun
BOD
5
COD NT
TP Deterjen
Permukiman 577.32
1 316.30 256.33
25.40 14.55
Pertanian 535.50
- 220.50
126.00 -
Wisata 175.52
400.19 77.93
7.72 4.42
KJA -
- 11.82
0.63 -
Sumber : diolah 2014
Berdasarkan Tabel 23 secara keseluruhan bahan pencemaran yang masuk ke Danau Laut Tawar sebesar 3 750.15 tontahun. Permukiman penduduk merupakan
sumber tertinggi  sebesar 2  189.90 tontahun atau setara dengan 58.40.  Apabila hanya  mengacu  pada  parameter  TP,  maka  sumber  tertinggi  berasal  dari  areal
pertanian  dengan  sumbangan  TP  sebesar  126  tontahun  atau  setara  dengan 78.87.
Potensi kadar BOD
5
di perairan Danau Laut Tawar tertinggi bersumber dari limbah permukiman sebesar 577.32 tontahun. Nilai potensi BOD
5
ini masih lebih tinggi  jika  dibandingkan  dengan  potensi  BOD
5
dari  limbah  permukiman  Danau Maninjau  yang  hanya  sebesar  510.051  tontahun  Marganof  2007.  Hal  ini
disebabkan  jumlah  penduduk  yang  tinggal  di  daerah  tangkapan  air  Danau  Laut Tawar 64 147 jiwa lebih tinggi dibandingan dengan jumlah penduduk di sekitar
Danau  Maninjau  49  590  jiwa.  Potensi  nilai  nitrogen  tertinggi  bersumber  dari limbah  permukiman  sebesar  256.33  tontahun  dan  dan  potensi  fosfor  tertinggi
bersumber dari limbah pertanian sebesar 126.00 tontahun. Potensi nilai nitrogen di Danau Laut Tawar lebih tinggi dibandingkan dengan Waduk Saguling dengan
nilai  nitrogen  sebesar  219  tontahun,  namun  potensi  nilai  fosfor  Danau  Laut Tawar lebih rendah dibandingkan dengan Waduk Saguling yang mencapai 1 022
tontahun Garno 2002.
Beban pencemaran yang tinggi masuk ke perairan danau, akan berhubungan positif  terhadap  tingkat  pencemaran.  Walau  demikian  dampak  pencemaran  ini
umumnya  lambat  untuk  dikenali.  Menurut  Chrismadh  et  al.  2011  penyebab sulitnya mengenali dampak pencemaran khususnya di perairan danau disebabkan
waktu  retensi  air  danau  yang  lama,  sehingga  sebagian  besar  bahan  pencemar terendap  di  dasar  perairan.  Selain  itu  disebabkan  kompleksitas  proses  terjadinya
pencemaran  di  perairan  danau.  Dampak  pencemaran  yang  laing  nyata  adalah proses  penyuburan  perairan  danau  eutofikasi  yang  diindikasikan  oleh  ledakan
populasi fitoplankton yang tinggi, tertama dari kelompok alga biru, serta berbagai tumbuhan  lainnya  tertutama  eceng  gondok.  Menurut  Hasri    Rosa  2012
kelimpahan total fitoplankton di Danau Laut Tawar pada kisaran 8 237-31 723 sel
                                            
                