Gambar 40  Ilustrasi  indeks  keberlanjutan  setiap  dimensi  untuk  pengendalian pencemaran perairan Danau Laut Tawar
Hasil  analisis  Monte  Carlo  menunjukkan  bahwa  nilai  perhitungan  analisis Monte  Carlo  pada  tingkat  kepercayaan  95  untuk  masing-masing  dimensi  dan
gabungan  lima  dimensi  dibandingkan  dengan  hasil  MDS  memiliki  selisih  yang relatif  kecil.  Hal  tersebut  menunjukkan  hasil  perhitungan  MDS  dapat
mencerminkan  nilai  yang  sebenarnya.  Hasil  selisih  Monte  Carlo  dan  MDS  pada analisis  keberlanjutan  pengendalian  pencemaran  perairan  Danau  Laut  Tawar
relatif  kecil  berkisar  antara  0.42  ±  0.35.  Hasil  analisis    Monte  Carlo  dan  MDS untuk  nilai  indeks  keberlanjutan  multidimensi  dan  masing-masing  dimensi  dapat
dilihat pada Tabel 32.
Tabel 32 Indeks  keberlanjutan  mutidimensi  untuk  pengendalian  pencemaran
perairan Danau Laut Tawar pada selang kepercayaan 95
Indeks Status Keberlanjutan MDS
Monte Carlo  Perbedaan Multidimensi
40.45 40.73
0.42 Dimensi Ekologi
45.56 45.49
0.07 Dimensi Ekonomi
38.54 38.76
0.22 Dimensi Sosial
28.34 29.27
0.93 Dimensi Teknologi
47.44 47.18
0.26 Dimensi Kelembagaan
42.36 42.96
0.60
Nilai stress pada masing-masing dimensi cukup rendah, yaitu memiliki nilai berkisar  antara  0.14  ±  0.004  atau  lebih  kecil  dari  0.25.  Hal  ini  menunjukkan
bahwa  ketepatan  konfigurasi  titik-titik  dalam  MDS  dapat  mempresentasikan keberlanjutan  pengendalian  pencemaran  perairan  Danau  Laut  Tawar  yang  baik
Fauzi    Anna  2005.  Makin  kecil  nilai  stress  berarti  makin  besar  representatif jarak dapat dipertahankan pada analisis ordinasi dalam ruang yang diperkecil atau
hasil  analisis  makin  dapat  dipercaya.  Namun  demikian  Rapfish  menggunakan
kriteria  ≤  25  untuk  dapat  menerima  hasil  analisis  MDS.  Nilai  koefisien determinasi R
2
berkisar antara 0.94 ± 0.008. Hal ini menunjukkan bahwa atribut- atribut  yang  digunakan  dalam  analisis  ini  dapat  merepresentasikan  94    dari
keragaman  yang  ada  dalam  keberlanjutan  pengendalian  pencemaran  perairan Danau  Laut  Tawar.  Ini  menunjukkan  ketepatan  model  yang  dibangun  dalam
setiap  dimensi  cukup  representatif.  Hasil  analisis  cukup  memadai  apabila  nilai
stress  lebih  kecil  dari  nilai  0.25  25  dan  nilai  koefisien  determinasi  R
2
mendekati nilai 1.0. Hasil analisis stress dan koefisien determinasi disajikan pada Tabel 33.
Tabel  33    Nilai  stress  dan  koefisien  determinasi  R
2
untuk  pengendalian pencemaran perairan Danau Laut Tawar
Parameter A
B C
D E
Stress 0.14
0.14 0.14
0.14 0.15
R
2
0.93 0.94
0.95 0.95
0.94 Keterangan : A = dimensi ekologi, B = dimensi ekonomi, C =  dimensi  sosial,
D = dimensi teknologi, E = dimensi kelembagaan
5.5 Permodelan Pengendalian Pencemaran Perairan Danau Laut Tawar
Model pengendalian pencemaran perairan Danau Laut Tawar dibangun oleh empat sub model yang merupakan sumber pencemaran perairan danau. Sub model
tersebut berupa; sub model limbah permukiman, sub model limbah pertanian, sub model  limbah  wisata  dan  sub  model  limbah  KJA.  Keempat  sub  model  tersebut
dibuat secara parsial berdasarkan peubah-peubah yang dianggap sebagai penyusun suatu  sub  model,  selanjutnya  diintegrasikan  menjadi  satu  model  pengendalian
pencemaran  perairan  Danau  Laut  Tawar.  Model  dibangun  bertujuan  untuk memudahkan pengkajian sistem pengendalian perairan Danau Laut Tawar secara
menyeluruh.
Model  pengendalian  pencemaran  perairan  ini  hanya  bersandar  pada pendugaan  potensi  beban  pencemaran  berbasis  parameter  Total  Phospat  TP.
Kajian  sebelumnya,  yakni  pendugaan  total  beban  pencemaran  dan  analisis  nilai ekonomi aktivitas masyarakat sebagai sumber pencemaran danau dalam penelitian
ini,  berbasis  pada  parameter  pencemaran  BOD
5
,  COD,  Total  Nitrogen  TN, deterjen  termasuk  parameter  TP  dan  telah  diketahui  bahwa  sumbangan  tertinggi
berasal  dari  limbah  permukiman  sebesar  2  189.90  ton  per  tahun  atau  setara dengan 58.40. Namun di dalam permodelan ini hanya menggunakan parameter
TP  karena  permasalahan  pencemaran  danau  di  Indonesia  umumnya  penyuburan perairan  danau  oleh  nitogen  dan  fosfor  Kemen  LH  2012.  Parameter  nitrogen
sulit  dikendalikan  karena  bersiklus  dengan  udara,  hal  ini  menyebabkan  penulis hanya  memodelkan  parameter  pencemaran  fosfor  disamping  penentuan  daya
tampung  danau  khususnya  di  Indonesia  masih  terbatas  pada  parameter  fosfor Kemen LH 2009.
5.5.1 Sub Model Limbah Permukiman
Sub  model  limbah  permukiman  dibangun  berdasarkan  pendekatan  kepada keberadaan penduduk sebagai unit penghasil limbah. Peubah  yang terlibat dalam
sub  model  limbah  permukiman  ini  adalah  jumlah  penduduk,  laju  pertumbuhan penduduk,  fraksi  pertumbuhan  penduduk,  beban  limbah  permukiman,  fraksi  TP
pada limbah permukiman.
Pada  sub  model  limbah  permukiman  ini,  jumlah  penduduk  di  daerah tangkapan  air  danau  digunakan  sebagai  peubah  stok  dengan  jumlah  penduduk
awal  sebesar  55  549  jiwa  pada  tahun  2004.  Laju  pertumbuhan  penduduk
merupakan  peubah  flow  dan  fraksi  pertumbuhan  penduduk  merupakan  peubah converter  dengan  angka  0.0163  yang  diperoleh  dari  rata-rata  pertumbuhan
penduduk  di  DTA  Danau  Laut  Tawar  periode  tahun  2004-2013.  Beban  limbah permukiman  dihasilkan  dari  akumulasi  penduduk  penghasil  limbah  dikalikan
dengan  penjumlahan  fraksi  TP.  Fraksi  TP  dengan  nilai  0.0004  diperoleh  dari tetapan emisi TP sebesar 1.1 gjiwahari Salim 2002 yang di konversi ke satuan
tonjiwatahun.  Diagram  alir  sub  model  limbah  permukiman  untuk  pengendalian pencemaran perairan Danau laut Tawar disajikan pada Gambar 41.
Laju Pertumbuhan Penduduk Jumlah Penduduk di Daerah
Tangkapan Air Danau
Fraksi Pertumbuhan Penduduk Jumlah Penduduk Pembuang Limbah
BP Limbah Permukiman
Fraksi TP Fraksi Penduduk Pembuang Limbah
Sub Model Limbah Permukiman
Gambar 41  Diagram alir sub model limbah permukiman Danau Laut Tawar
5.5.2 Sub Model Limbah Pertanian
Sub model limbah pertanian dibangun berdasarkan pendekatan kepada luas lahan  pertanian  sebagai  unit  penghasil  limbah.  Peubah  yang  terlibat  dalam  sub
model  limbah  pertanian  ini  adalah  luas  lahan  pertanian,  laju  pertumbuhan  lahan perkebunan,  fraksi  pertumbuhan  lahan  pertanian,  laju  pengurangan  lahan  sawah,
fraksi  pengurangan lahan sawah,  beban limbah  pertanian, fraksi  TP pada limbah pertanian.
Pada  sub  model  limbah  pertanian  ini,    luas  lahan  pertanian  digunakan sebagai  peubah  stock  dengan  luas  lahan  pertanian  awal  sebesar  12  048  ha  pada
tahun  2006.  Laju  pertumbuhan  lahan  perkebunan  dan  laju  pengurangan  lahan sawah  merupakan  peubah  flow  dan  fraksi  pertumbuhan  lahan  pertanian  dan
pengurangan  lahan  sawah  merupakan  peubah  converter  dengan  angka  fraksi