Struktur dan Dinamika Stok
13
Sui et al. 1994, melakukan penelitian stok ikan karang di Saparua dan Haruku Maluku Tengah dengan menggunakan metode transek garis dan sensus
visual. Hasil penelitian memperoleh jenis ikan karang sebanyak 5.507 spesimen dari 62 genus dan 3 famili, yang didominasi oleh 5 genus diantaranya adalah
genus Caesio pada urutan ke 3, total ikan yang berada pada 6 lokasi berkisar 224.000-227.000 ekor. Adrim 2007, memperoleh komunitas ikan karang di
perairan pulau Enggano Provinsi Bengkulu selama penelitian sebanyak 56 spesies ikan target, 27 spesies ikan indikator, dan 103 jenis kelompok utama.
Ikan target didominasi oleh jenis Lutjanus biguttatus, L. gibbus, Siganus guttatus, S. virgatus, dan Caesio lunaris. LIPI 2007, menyatakan dari sepuluh marga
ikan terumbu karang yang dominan tertangkap berdasarkan lokasi pengamatan di Perairan Kabupaten Nias Selatan, Marga yang terbanyak adalah Caesio yaitu
339 ekor 18,15, sembilan marga lainnya rata-rata dibawah 7. Selanjutnya berdasarkan jenis dari 11 spesies yang tertangkap, didominasi oleh jenis Caesio
cunning yaitu 285 15,26 sepuluh jenis lainnya dibawah 5. Hasil tangkapan ikan Caesio spp di Perairan Kepulauan Guraici pada tiga
tahun terakhir yang diperoleh dari Koperasi Nelayan Permata Biru Desa Lelei Kepulauan Guraici, yaitu Tahun 2006 produksi ikan dolosi Caesio sebesar
137.920 ton, tahun 2007 menurun 111.942 ton dan tahun 2008 turun menjadi 91.052 ton. Kondisi ini terlihat bahwa ada indikasi terjadi penurunan tangkapan
atau produksi ikan Caesio spp di Perairan Kepulauan Guaraici. Marsaoli 2001 mengatakan bahwa dinamika hasil tangkapan ikan karang dengan menggunakan
alat tangkap jaring insang dasar bottom gillnet di perairan terumbu karang Kepulauan Guraici sangat berfluktuasi berdasarkan tingkat permintaan hasil
tangkapan ikan. Apabila permintaan hasil tangkapan ikan meningkat, maka mempengaruhi jumlah trip tangkapan ikan.
Beberapa dinamika tangkapan ikan Caesio spp di beberapa tempat sebagai berikut: Ikan ekor kuning Caesio cunning adalah spesies tangkapan
utama di kepulauan Karimunjawa. Data hasil tangkapan muroami selama kurun waktu 3 tahun 2003-2005, ditemukan terjadi penurunan rata-rata ukuran ikan
tangkapan. Pada tahun 2003 ikan yang terbanyak ditangkap berada dalam kisaran panjang 26-30 cm dan tahun 2005 pada kisaran panjang 22-25 cm
kondisi ini menunjukkan kecenderungan adanya penurunan ukuran ikan tangkapan, diduga tingkat regenerasi recruitment tidak sebanding dengan
tingkat eksploitasi Mukminin et al. 2006. Penelitian pada daerah yang sama
14
pada tahun sebelumnya oleh Marnane et al. 1993 memperoleh rata-rata tangkapan alat tangkap muroami perhari 6,76 kg ikan ekor kuning pada bulan
Januari jauh lebih besar pada hasil tangkapan bulan September pada tahun yang sama.
Hasil penelitian ikan Caesio cunning di Pulau Seribu pada bulan Juli oleh Jabbar 2008 memperoleh kisaran ukuran panjang di bawah 7 cm
– di atas 58 cm, namun yang terbanyak berada pada ukuran di bawah 7 cm 70, ukuan 7-
20 cm 23, ukuan 20-58 cm 4 dan di atas 58 cm 2. Namun setelah dua tahun kemudian penelitian yang dilakukan oleh Nggajo 2009 pada bulan yang
sama memperoleh kisaran panjang ikan Caesio cunning pada ukuran antara 11.30
–33.10 cm. Kisaran ukuran panjang tersebut dikelompokkan dalam interval kelas 3.11 cm, membentuk 7 kelas frekuensi panjang. Sebaran
frekuensi panjang ikan berada pada kisaran kelas 11.30-14.41 cm dan kisaran kelas 29.99-33.10 cm. Modus kelas frekuensi panjang tertinggi pada ukuran
23.76 –26.87 cm dengan panjang rata-rata 25.88 cm 26 sedangkan frekuensi
panjang ikan yang paling kecil pada ukuran 17.53 –20.64 cm dengan panjang
rata-rata 19.09 cm 2.