Pendugaan Status Eksploitasi laju eksploitasi Pengkajian Stok Model Analitik Hasil per Penambahan Baru Relatif YR’

42 Apabila t α umur ikan pada waktu keluar dari perikanan cukup besar, maka suku terakhir dari persamaan tersebut dapat diabaikan, sehingga persamaan dapat disederhanakan menjadi : ∑ Jika keadaan perikanan dalam keadaan tereksploitasi, dimana setiap terjadi penambahan baru yang masuk perikanan langsung tertangkap oleh alat yang beroperasi knife-edge recruitment fisheries, maka , sehingga persamaan dapat disederhanakan menjadi lebih sederhana. ∑ Persamaan tersebut juga dapat ditulis dalam bentuk yang lain, sehingga memudahkan dalam perhitungan, sebagai berikut : K = indeks kurva pertumbuhan dari von Bertalanffy, t = umur teoritis pada waktu panjang ikan = 0 , t c = umur pada waktu ikan pertama tertangkap alat, t r = umur pada waktu ikan masuk perikanan rekrut, F = laju kematian penangkapan , M = laju kematian alami, Z = laju kematian total = F + M Parameter yang dapat dikendalikan adalah F dan t c , sedangkan parameter lain bersifat alamiah. Model YR dianggap sebagai suatu fungsi dari F dan t c . Beverton 1963 melakukan pengembangan dengan melakukan reparameterisasi terhadap model tersebut, sehingga YR menjadi tanpa satuan dan persamaannya menjadi : ∑ = hasil penambahan baru tanpa satuan, E = laju eksploitasi, M = laju mortalitas alami, c = rasio panjang pertama tertangkap dan panjang infiniti L L ∞ , K, L ∞ , dan t adalah parameter pertumbuhan von bertalanffy , Y = hasil tangkapan, R = kelimpahan pada kelompok umur L c , dan U n = adalah koefisien sumasi, diambil nilai 1, -3, 3,-1 untuk n = 0,1,2,3. Untuk mengkaji pengaruh perubahan L c terhadap hasil per penambahan baru reparameterisasi dibuat oleh Beverton and Holt 1966 sebagai berikut : 43 ⁄ Nt = jumlah kohort yang ada pada umur t . Untuk mempermudah perhitungan, persamaan tersebut dapat ditulis dengan cara lain menjadi : ⁄ ⁄ , , dan Hasil relatif Y’ merupakan fungsi dari laju eksploitasi E, cL c L dan MK. dua parameter pertama, yaitu E dan c dapat dikendalikan, sedangkan MK hanya parameter biologi yang dibutuhkan dalam analisis. Model ini dapat digunakan untuk menentukan kombinasi optimum dari jumlah upaya penangkapan diukur dengan laju mortalitas penangkapan, F dan ukuran saat pertama kali tertangkap L c yang akan menghasilkan hasil tangkapan maksimum berkelanjutan maximum sustainable yield. Biomassa Relatif per Rekrut BR’ Model biomassa per rekrut dari Beverton and Holt 1966 menggambarkan biomassa rata-rata tahunan dari ikan yang hidup sebagai suatu fungsi dari mortalitas penangkapan atau upaya Sparre and Venema 1999. Biomassa rata- rata berhubungan dengan hasil tangkapan per unit upaya CPUE. Selanjutnya dijelaskan bahwa hubungan antara CPUE dan jumlah yang tertangkap adalah : Apabila kedua sisi dikalikan dengan bobot individu, menjadi : Apabila Nt × wt dengan Bt, maka akan diperoleh persamaan : CPUE W adalah bobot adalah hasil tangkapan per unit upaya. Hasil tangkapan dalam jumlah per tahun dapat dinyatakan sebagai , dengan dasar yang sama dapat ditulis bahwa : adalah biomassa rata-rata di perairan selama satu tahun. Ini berlaku bahwa : 44 Persamaan tersebut juga dapat ditulis sebagai berikut: Rumus yang digunakan untuk menghitung BR sama dengan persamaan model hasil per penambahan baru YR dari Jones, yaitu : { [ ] [ ]} X adalah , , , , β adalah simbol incomplete beta function, dan Asumsinya bahwa , maka persamaannya menjadi : { [ ]} Adapun untuk análisis BR’ menggunakan bantuan program soft-were FISAT II.

3.5.16 Parameter Lingkungan

Marameter lingkungan suhu, salinitas, kecepatan arus, kecerahan, pH air, DO, nitrat dan fosfat di analisis secara deskreptif yaitu dengan cara menyajikan dalam bentuk tabel dan grafik kemudian dijelaskan berdasarkan distribusi waktu maupun tempat. Berdasarkan hasil kajian, selanjutnya disusun konsep pengelolaan ikan C. Caerulaure yang berdasarkan pada potensi pembentukan stok sehingga kelestarin sumberdaya ikan tersebut terjaga dan pemanfaatan berkesinambungan. Diagram kerangka penelitian di sajikan pada Gambar 6 45 Gambar 6 Diagram alir kerangka penelitian 1.Rasio Kelamin 2.TKG 3.IKG 4.Fekunditas Suhu, salinitas, pH, kecerahan, kec. Arus, Do, Nitrat dan ortofosfat - produksitrip tangkap - demensi alat tangkap - mesh size - jumlah alat 1.Panjang tubuh Ikan 2.Berat tubuh Ikan 1.Struktur ukuran 2.Hubungan Panjang Berat 3.Parameter pertumbuhan Distribusi sparsial dan temporal Ikan C. caerulaure 1.CPUEkelimpa han relatif 2.Selektivitas alat tangkap 1.Tempat dan waktu rekrutmen 2.Tempat dan waktu pemijahan 1.Mortalitas 2.Pola rekrutmen 3.Laju eksplotasi 4.Analisis stok Konsep dan strategi pengelolaan Pengaturan Laju eksploitasi Pengaturan lokasi penangkapan Pembatasan penangkapan Penetapan wilayah konservasi HASIL TANGKAPAN MAKSIMUM LESTARI Identifikasi dan Perumusan Masalah Pendekatan Masalah Evaluasi Memantau Pengaturan ukuran tangkapan Karakter habitat 47 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Distribusi Ukuran Panjang Ikan Dolosi Biru Caesio caerulaurea di Kepulauan Guraici

Kisaran ukuran ikan jantan dan betina yang tertangkap selama penelitian adalah antara 165 –327 mm. Untuk ikan jantan berkisar 165-327 mm, sedangkan ikan betina 177-320 mm. Ukuran panjang total rata-rata ikan dolosi biru berdasarkan bulan pengamatan paling besar di temukan pada bulan Juni- Juli dan Maret-April. Berdasarkan lokasi sampling, ukuran rata-rata panjang total paling besar di temukan pada stasiun 3 Lokasi sampling perairan Laigoma. Distribusi panjang total rata-rata ikan yang tertangkap berdasarkan waktu dan lokasi sampling disajikan pada Gambar 7. Gambar 7 Distribusi ikan dalosi biru Caesio caerulaurea berdasarkan panjang total mm pada waktu sampling dan lokasi sampling 50 100 150 200 250 300 Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Pan jan g to tal r ata -r ata m m Waktu Sampling 241 242 243 244 245 246 247 248 St 1 Gunange St. 2 Talimau St. 3. Laigoma St. 4 Siko St. 5 Gafi Pan jn ag to tal r ata -r ata mm Lokasi Sampling