Reproduksi Ikan Dolosi Biru Caesio caerulaurea

96 penelitian di dominasi oleh ikan-ikan yang belum matang gonad atau ikan-ikan yang belum memijah. Ikan matang gonad terdapat di semua lokasi stasiun, ditemukan sepanjang tahun . Pemijahan ikan dolosi biru terjadi di perairan karang, dimana di seluruh lokasi penelitian adalah merupakan daerah perairan karang yang merupakan satu kesetuan hamparan karang dalam satu gugusan Kepulauan Guraici. Pemijahan ikan dolosi biru di perkirakan terjadi pada perairan karang yang dangkal. Sebagai larva plantonik, selama masa larva berada di perairan karang yang dangkal sampai ke tahap juvenil ikan ini masi tetap berada pada daerah karang, ikan muda tumbuh dan berkembang di daerah pembesaran tetap di perairan karang. Pada ukuran dewasa ikan dolosi biru beruaya keluar dari karang terjadi pada siang hari dan kembali ke karang pada waktu malam hari. Kondisi ini terjadi sepanjang masa apabila tidak terjadi tekanan lingkungan yang drastis. Berdasarkan jumlah ikan matang gonad terbanyak ditemukan, indeks kematangan gonad IKG maka puncak pemijahan ikan dolosi terjadi beberapa kali dalam setahun, puncak tertinggi terjadi pada bulan April dan Juni, walaupun terlihat ada beberapa puncak indeks matang gonad yang lain terjadi di bulan Maret, Oktober dan Desember, tetapi masih kecil di bawah dua puncak sebelumnya. Pernyataan ini diperkuat oleh Carpenter 1988, Selama aktivitas siang hari yang normal kelompok ikan dari famili Caesionidae berenang pada kedalaman sedang dekat dengan tepi atau karang dalam posisi yang sama. Ketika mereka menemukan lokasi makan yang sesuai diperkirakan ketika predator minimal, dimana arus tetap dan bagian kelompok zooplankton cukup banyak. Kelompok ini akan memecah formasi dan mulai aktivitas makan. Dalam kelompok makan ini, mereka berenang perlahan dan tidak sama, secara cepat, sergapan singkat kedepan pada saat mengambil zooplankton dari kolom air. Caesionidae dapat diamati berenang disekitar karang. Selama awal recruitment ikan ini berada di sekitar karang, juvenil caesionidae umumnya masih diarea terbatas dekat dengan substrat. Ketika terancam, mereka dengan cepat berlari berputar, daripada masuk ke cela karang dan batu untuk tujuan melarikan diri. Pada saat malam hari kelompok ini berdiam diri dan masih berada dekat dengan karang. Dilanjutkan dengan pernyataan bahwa kelompok Caesionidae terutama mendiami karang, meski jangkauan mereka kadang sampai dasar pada saat berenang antar karang. Bukti ini mengkonfirmasi mereka kadang tertangkap oleh trawl, jauh dari karang. Satu spesies, Dipterygonotus balteatus, ditemukan dikarang hanya pada tahap juvenil. 97 Pada saat dewasa, mereka ditangkap bersama dengan sarden, anchovies dan spesies pelagis lain dekat pantai. Ukuran rata-rata ikan dolosi biru pertama kali matang gonad L m50 pada panjang total 255.14 mm. Ukuran ini lebih besar dari ukuran ikan pertama kali tertangkap alat tangkap L c50 baik ikan jantan maupun ikan betina. Kondisi ini mengambarkan bahwa total ikan dolosi biru jantan dan betina yang tertangkap selama penelitian di Perairan Kepulauan Guraici 50 belum matang gonad. Apabila di bedakan berdasarkaan stasiun penelitian, maka Perairan pulau Gunange, Talimau, dan Perairan pulau Gafi, ikan yang tertangkap 50 belum matang gonad, sedangkan Perairan Laigoma dan Gafi, 50 ikan yang tertangkap adalah ikan yang sudah matang gonad. Fekunditas atau jumlah telur ikan dolosi biru C. caerulaurea betina di perairan Kepulauan Guraici pada TKG IV memiliki kisaran 15.706 - 86.965 butir telur setiap satu induk betina. Nilai fekunditas yang tinggi pada ikan dolosi biru berarti ikan ini memiliki potensi reproduksi yang sangat besar, sehingga berpengaruh pada tingginya kesediaan stok dan rekruitmen. Hubungan fekunditas dengan panjang total ikan dolosi biru memperlihatkan nilai koefisien detreminasi R 2 sebesar 0.475. Kondisi ini menunjukkan 47.5 fekunditas ikan dolosi biru Caesio caerulaurea dapat dijelaskan oleh panjang total ikan. Dengan nilai koefisien korelasi r sebesar 0.689 yang berarti hubungan panjang total dan fekunditas ikan dolosi biru cukup erat yaitu apabila penambahan panjang ikan matang gonad diikuti dengan penambahan jumlah telur dalam gonad. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Carpenter 1988, yang menyatakan bahwa reproduksi Caesionidae telah diteliti pada beberapa spesies, memiliki waktu kematangan yang awal dan fekunditas yang tinggi. Mereka memiliki musim pemijahan yang panjang, namun puncak pemijahan terjadi satu atau dua kali dalam satu tahun. Seperti kerabat terdekatnya, Snapper, fusiliers memiliki alat kelamin yang berbeda dioecious, dengan perbedaan yang tidak signifikan dalam jenis kelamin. Caesionidae adalah gonochoristic jenis kelamin masih sama setelah kematangan. Perilaku pemijahan telah dilaporkan pada Caesio teres Bell and Colin, 1986 dan Pterocaseio digramma Thresher, 1984. Caesionidae ini memijah pada kelompok yang besar disekitar bulan penuh purnama. Mereka melakukan migrasi ke daerah terumbu karang pada saat gelap atau hari senja dan mulai memijah selama air surut. Pada Caesio teres bertelur, pada periodik pasang surut pada kedalaman kurang lebih 1 m dari 98 permukaan. Selama pemijahan mereka tetap berada dekat dengan permukaan dan subgroup dalam massa keramaian yang pesat di mana gamet jantan dilepaskan. Mereka selanjutnya turun dan kemudian naik kembali ke permukaan untuk pemijahan lanjutan. Hal ini berulang beberapa kali dalam periode waktu 10-15 menit Carpenter, 1988. Selanjutnya Jabbar 2008, menyatakan bahwa pemijahan ikan ekor kuning Caesio cuning terjadi di sekitar perairan terumbu karang dan terjadi sepanjang tahun.

5.3 Pertumbuhan Populasi Ikan Dolosi biru C.caerulaurea di Perairan Kepulaun Guraici

Pola pertumbuhan ikan dolosi biru di perairan Kepulauan Guraici umumnya sama baik jantan maupun betina adalah berpola isometrik, yaitu perubahan pertambahan ukuran panjang tubuh ikan seiring dengan penambahan berat tubah ikan. Tipe pola pertumbuhan jantan betina sama, namun berdasarkan nilai b yang diperoleh, terlihat kecenderungan ikan betina relatif lebih gemuk dari ikan jantan. Pola pertumbuhan ikan gabungan jantan betina apabila di pisahkan berdasarka stasiun juga menunjukan pola pertumbuhan yang sama dengan pola pertumbuhan ikan secara keseluruhan yaitu pola pertumbuhan isometrik. Hubungan panjang berat ikan dolosi biru jantan dan betina berdasarkan waktu bulan sampling. Dari hasil analisis hubungan panjang berat menunjukan bahwa nilai b setiap bulan bervariasi baik pada ikan jantan maupun betina, selain itu pula besar kecil nilai b antara jantan betina tidak menentu di setiap bulan pengamatan atau dengan kata lain pada bulan tertentu nilai b jantan lebih besar dari ikan betina dan sebaliknya pada bulan tertentu nilai b ikan betina lebih besar dari jantan. Adanya perbedan nilai b diatas menunjukan bahwa kondisi ikan disetiap bulan berbeda antara jantan dan betina, kondisi ini dipengaruhi oleh ketersedian dan frekuensi mendapatkan makanan yang berbeda, umur atau ukuran ikan, dan kondisi reproduksi dari ikan tersebut. Sebagaiman menurut pernyataan Dulcic et al. 2003 in Purnomo dan Kartamihardja 2005, mengatakan bahwa adanya perbedaan nilai b disebabkan oleh pengaruh ontogenik terutama pada jenis kelamin yang mempengaruhi nilai b sehingga dapat mempengaruhi pola tumbuh dari ikan tersebut, dan juga pengaruh perbedaan tingkat kematangan gonad dan perbedaan umur. Hubungan panjang berat ikan dolosi biru jantan dan betina berdasarkan tempat atau lokasi sampling stasiun menunjukan bahwa nilai b setiap tempat atau lokasi sampling bervariasi baik pada ikan jantan maupun betina, namun 99 variasi niali b yang ditunjukan relatif kecil atau bisa dikatakan hampir sama pola tumbuh dari ikan dolosi biru pada setiap tempat atau lokasi . Hasil penelitian secara umum hubungan panjang berat ikan dolosi biru C. caerulaurea di Perairan Kepulauan Guraici bila dibandingkan dengan beberapa penelitian dari ikan yang berada pada genus yang sama walaupun beda spesies menunjukan ada kesamaan hubungan dan pola pertumbuhan yaitu sebagai berikut: 1 Hubungan panjang berat ikan ekor kuning Caesio ertyhrogaster di perairan Banggai Kepulauan memperoleh nilai b= 3,1829, faktor kondisi 1,33 dan di Pulau Raas nilai b= 3,4073, faktor kondisinya 1,28. Ikan ekor kuning dari perairan Banggai Kepuluan mulai matang gonad pada kisaran panjang total 26,80 - 29,90 cm atau pada kisaran berat 250-318 gram Subroto dan Subani, 1994. 2 Hubungan panjang berat ikan ekor kuning Caesio cuning di perairan pulau seribu menunjukan hubungan positif dengan nilai korelasi sebesar 0.99 dengan pola pertumbuhan isometrik nilai b=3,021 Jabbar, 2008 3 Hubungan panjang berat ikan ekor kuning Caesio cuning di perairan pulau seribu pada bulan April-Juli 2010 menunjukan hubungan positif dengan nilai korelasi sebesar 0.99, memiliki pola pertumbuhan isometrik yaitu b=2,964 Habibun 2011 Sebagaimana dari hasil penelitian yang ditampilkan pada bab hasil, dimana masa tinggal dari satu kohort kelompok ukuran ikan dolosi biru diperairan Kepulauan Guraici paling lama sampai empat bulan, setelah itu tergantikan oleh kohort yang lain. Pendeknya masa tinggal tersebut menjelaskan bahwa setiap terjadi penambahan baru ikan dolosi biru langsung tertangkap alat tangkap. Hal ini dikenal dengan istilah knife-edge recruitment fishery. Ukuran ikan gabungan jantan dan betina pertama kali tertangkap alat tangkap muroami L c = 247.83 mm, ikan jantan 250.98 mm, dan ikan betina 247.24 mm. Ukuran penambahan baru terkecil dengan modus panjang 171 terjadi pada ikan jantan di bulan Agustus, Maret dan April . kondisi ini mengindikasikan bahwa ikan jantan lebih cepat tertangkap dibandingkan ikan betina. Kecilnya ukuran ikan yang tertangkap oleh karena alat tangkap utama atau kantong alat tangkap kalase muoroami sangat kecil 1.9 cm, akibatnya ukuran ikan yang tertangkap tidak lolos dari jeratan alat tangkap. Kondisi ini mengindikasikan bahwa ikan yang tertangkap masi jauh dari ukuran optimum tangkapan, 100 walaupun hanya sebagian kecil yang tertangkap dari total tangkapan. Berdasarkan fakta tersebut maka dapat dikatakan sebagai indikasi kondisi stok ikan yang terdapat diperairan Kepulauan Guraici adalah: 1. Laju eksploitasi ikan dolosi biru diperairan Kepulauan Guarici sudah sangat tinggi, sehingga sediaan alami satu kelompok umur ‘habis’ atau hanya tersisa sedikit stok dalam waktu 2-4 bulan 2. Kemampuan pulih ikan dolosi biru cukup tinggi atau cukup cepat, yang didukung pemijahan yang terjadi sepanjang tahun, sehingga dalam waktu 2-4 bulan sudah muncul kelompok penambahan rekrut baru yang datang atau masuk ke daerah penangkapan. Berdasarkan persamaan pertumbuhan Von bertalanffy, dimana nilai dugaan parameter pertumbuhan yang diperoleh dapat mengekspresikan pola pertumbuhan, kecepatan pertumbuhan dan umur maksimum dari populasi ikan dolosi biru secara umum baik gabungan ikan jantan betina, ikan jantan maupun ikan betina. Kecepatan tumbuh ikan jantan dan betina relative sama namun ikan betina menunjukan kecepatan pertumbuhan sedikit lebih cepat dari ikan jantan, sehingga lebih cepat mencapai panjang maksimum dibanding ikan jantan. Umur maksimum ikan dolosi biru betina relatif lebih pendek dibanding ikan jantan. Ikan betina mencapai panjang maksimum pada ukuran 327 mm pada umur 29 bulan 2.4 tahun, sedangkan ikan jantan mencapai ukuran maksimum pada ukuran 327 mm pada umur 35 bulan 2.9 tahun. Pertumbuhan panjang ikan dolosi biru pada lokasi stasiun yang berbeda secara umum menunjukan pola tumbuh dan kecepatan tumbuh yang relatif hampir sama terkeculai pada stasiun Talimau dan Gafi memperlihatkan kecepatan pertumbuhan relatif sedikit lebih lambat dari stasiun Perairan Gunage, Laigoma dan Siko. Kondisi ini diduga di sebabkan oleh di kedua stasiun didominasi karang yang rusak. Pada Perairan Gafi panjang maksimum ikan dicapai pada umur maksimum 28 bulan 2.3 tahun, Talimau umur maksimum 29 bulan 2.4 tahun sedangkan Stasiun Gunange, Laigoma dan Siko panjang maksimum ikan di capai pada umur 30 bulan 2.5 tahun. Dengan umur tersebut diatas menunjukan tidak terjadi lagi pertumbuhan atau penambahan panjang. Perbedaan kecepatan mencapai ukuran maksimum atau perbedaan kecepatan pertumbuhan yang diperlihatkan pada ikan jantan dan betina di atas, diduga dipengaruhi oleh kondisi genetika, dan dipengaruhi oleh ketersedian makanan dan kondisi lingkungan fisik dan kimia, walaupun kondisi fisika kimia 101 yang terjadi di perairan Kepulauan Guraici berdasarkan hasil pengamatan relative kecil. Menurut Sukiman et al., 2002, pertumbuhan ikan di suatu perairan banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan antara lain jumlah makanan yang di makan, jumlah ikan di suatu perairan tersebut, jenis makanan yang dimakan, kondisi oseanografi perairan suhu, oksigen dan lain-lain dan kondisi ikan umur, keterunan dan genetik. Csirke 1988 in Merta 1992, megatakan bahwa perbedaan nilai parameter pertumbuhan L  K dari spesies ikan yang sama pada lokasi yang berbeda di pengaruhi oleh faktor lingkungan masing-masing perairan seperti ketersediaan makanan, suhu perairan, oksigen terlarut, ukuran ikan, kematangan gonad. Sedangkan menurut Widodo 1988 kecenderungan ketidaktepatan nilai parameter pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh komposisi ikan contoh yang dianalisis dari pada cara atau metode yang digunakan. Secara umum ikan dolosi biru di perairan Kepulauan Guraici baik jantan maupun betina memperlihatkan bahwa kecepatan pada awal pertumbuhan tinggi kemudian mulai berkurang pada ukuran ikan sedang atau diperkirahkan pada fase remaja dan akan melambat pada fase dewasa sampai mencapai ukuran maksimum.

5.4 Pola Hubungan Penambahan Baru Rekrutmen dan Pemijahan

Penambahan baru ikan dolosi biru masuk kedaerah penangkapan terjadi sepanjang tahun, dimana puncak penambahan baru terjadi di bulan Agustus dan Oktober. Rekrut pada bulan Agustus diduga berasal dari pemijahan bulan April dan rekrut pada bulan Oktober diduga berasal dari pemijahan bulan Juni. Sebagaimana pada bulan April dan Bulan Juni adalah paling banyak di temukan ikan yang matang Gonad Gambar 57. Hal ini dibuktikan dengan pergeseran modus panjang ikan dolosi di Perairan Kepulauan Guaraici yang terjadi 2-4 bulan kemudian hilang atau tertangkap jaring muroami. Rekrut di bulan Mei bergeser sampai bulan juli, kemudian muncul modus ukuran baru di bulan Agustus bergeser sampai ke bulan November kemudian tinggal sedikit di bulan Desember kemudian hilang atau tertangkap. Di bulan Desember selain tersisi modus ukuran dari bulan Agustus muncul pula modus ukuran baru, kemudian bergeser sampai bulan Februari. Pada bulan yang sama Februari muncul modus baru dan bergeser sampai bulan April kemudian hilang atau tertangkap Gambar 58.