Evaluasi Sumberdaya Perikanan Strategi pengelolaan ikan dolosi biru (caesio caerulaurea) di perairan kepulauan guraici Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara

29 Pengelolaan sumberdaya perikanan pada dasarnya dimaksud sebagai upaya untuk: 1 Memperoleh produksi maksimum yang berkelanjutan, keberlanjutan stok alami dapat dipertahankan, 2 Memperoleh keuntungan stok ekonomi yang maksimum berkesinambungan bagi pengguna sumberdaya perikanan, 3 Mampu meningkatkan kesejahteraan para pihak pemanfatan sumberdaya perikanan, terutama nelayan. Prinsip dasar upaya pengelolaan adalah bahwa pemanfaatan sumberdaya harus didasarkan pada sistem dan kapasitas daya dukung carrying capacity alamiahnya. Besar kecil hasil tangkapan ikan tergantung pada jumlah stok alam yang tersedia di perairan dan kemampuan alamiah dari habitat untuk menghasilkan biomassa ikan. Upaya pengelolaan diawali oleh pengkajian stok, agar potensi stok alaminya dapat diketahui. King 1997, mengatakan bahwa konsep pengelolaan sumberdaya perikanan adalah keterkaitan antara pengkajian stok, tujuan, strategi dan pengaturan pengelolaan perikanan. Penentuan strategi pengelolaan diawali dengan pengkajian stok sumberdaya yang hendak dikelola. Pada saat yang sama juga dilakukan pemantauan terhadap upaya tangkap, terutama memantau apakah sudah terjadi penangkapan yang berlebihan atau belum, kalau belum bagaimana pengaturan penangkapan. Berdasarkan hasil kajian stok dan evaluasi stok tersebut, dengan memperhatikan resiko yang mungkin timbul ekologi, sosial budaya, ekonomi dan kelembagaan maka dibuat peraturan perikanan, terutama terkait dengan pengaturan upaya penangkapan jenis alat dan ukuran, jumlah alat, waktu dan lokasi dan pengaturan hasil tangkapan ukuran yang boleh ditangkap dan kuota penangkapan. 31 3 METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Perairan Kepulauan Guraici Kabupaten Halmahera Selatan provinsi Maluku Utara. Daerah penelitian terletak antara 127 5’00’’ – 127 16’00’’ BT dan 0 1’00”- 0 10’00” LU. Penelitian ini lakukan selama 12 bulan yang dimulai dari bulan Mei 2010 - April 2011. Lokasi penelitian ditampilkan pada Gambar 5. Gambar 5 Lokasi pengambilan sampel

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan pada pengambilan data di lapangan adalah: Koesiner sebagai pedoman pengumpulan data, alat tulis menulis, kamera digital untuk dokumentasi, jangka sorong untuk pengukuran ukuran mata jaring, meteran untuk mengukur panjang jaring dan tinggi jaring, buku identikasi ikan, Water Ceckker HORIBA tipe U-10 dengan ketelitian 0,005. Untuk mengukur suhu, salinitas, pH air dan DO. Botol sampel air untuk analisis unsur hara nitrat dan fosfat. Sedangkan, untuk mengukur arus digunakan bola plastik mini dengan tali, dan kedalaman menggunakan alat sechi disk. Sedangkan alat dan bahan yang digunakan dalam laboratorium untuk analisis biologi panjang berat, TKG dan Fekunditas adalah : penggaris dengan St. 3 St. 5 St. 4 St. 1 St. 2 32 papan ukur, timbangan digital, kertas label, jarum pentul, seperangkat alat bedah lengkap, botol sampel botol film cawan petri, tisue, tabel klasifikasi tingkat matang gonad, gelas ukur 10 ml, pipet tetes, mikroskop elektron, gelas objek. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan contoh dolosi biru Caesio caerulaurea hasil tangkapan muroami dan gonad contoh, bahan pengawet formalin dan es

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang di kumpulkan adalah tangkapan ikan dolosi biru yang berasal dari perairan Kepulauan Guraici. Pengumpulan data contoh panjang dan berat ikan dilakukan satu kali sebulan selama satu tahun dengan cara mengikuti operasi penangkapan di lima stasiun atau daerah penangkapan. Jumlah contoh ikan dolosi biru tiap stasiun di ambil 100 ekor, bila tidak mencukupi 100 ekor, di ambil total ikan yang tertangkap guna melakukan pengukuran panjang berat. Untuk mendapatkan data tingkat kematangan gonad TKG, diperoleh dari total contoh ikan perbulan seperi pengumpulan data panjang dan berat. Untuk mendapatkan data produksi ikan dan trip penangkapan pada tahun penelitian, maka dilakukan pencatatan setiap hari seluruh hasil tangkapan ikan dolosi biru yang berasal dari perairan Kepulauan Guaraici yang didaratkan di pelabuhan pendaratan ikan PPI Pelabuhan Perikanan Nusantara Ternate. Untuk data kualitas air suhu, salinitas, kecepatan arus, kecerahan, pH air, DO, nitrat dan fosfat diambil secara insitu bersamaan dengan waktu operasi penangkapan ikan pengambilan contoh ikan yang dilakukan sebulan sekali. Kulaitas air setiap lokasi sampling masing-masing diambil 3 titik kemudian digabung menjadi satu data rata-rata. Selain itu data oseanografi lainnya di ambil berdasarkan data sekunder dari DISHIDROS TNI-AL Ternate Dinas Hidrologi dan Oseanografi TNI-AL dan BMG Babullah Ternate Badan Meteorologi dan Geofisika.

3.4 Metode Pengukuran dan Pengamatan a. Pengukuran panjang dan berat ikan contoh

Pengukuran panjang total dilakukan dengan menggunakan penggaris dengan ketelitian 0,1 cm dengan cara mengukur dari ujung kepala sampai ujung sirip ekor yang paling terluar. Penimbangan bobot ikan contoh dilakukan dengan cara menimbang seluruh tubuh ikan dengan menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,01 gram. Setelah dilakukan pengukuran panjang dan 33 penimbangan bobot total, kemudian ikan contoh dibedah untuk diamati organ reproduksinya. Pengukuran dilakukan di laboratorium Karantina Ikan kelas II Bandara Babullah Ternate.

b. Pembedahan ikan contoh

Ikan contoh dibedah dengan menggunakan gunting bedah, dimulai dari anus menuju bagian atas perut sampai ke bagian belakang operculum kemudian menurun ke arah ventral hingga ke dasar perut. Dagingnya dibuka sehingga organ-organ dalamnya dapat terlihat dengan jelas.

c. Penentuan jenis kelamin

Jenis kelamin ditentukan dengan melihat secara morfologis gonad masing- masing ikan contoh yang sudah dibedah. Setelah diketahui jenis kelamin masing- masing ikan, perbandingan ikan jantan dan betina dapat diketahui.

d. Pengamatan Nisbah Kelamin

Nisbah kelamin diketahui berdasarkan jumlah ikan jantan dan betina yang tertangkap pada setiap sampling yang dilakukan. Jenis kelamin ditentukan setelah dilakukan pembedahan sampel ikan tersebut.

e. Pengamatan Tingkat Kematangan Gonad TKG

Dari hasil pengukuran panjang berat kemudian diambil sampel yang telah mencapai kedewasaan kelamin dengan mengambil gonadnya. Tingkat kematangan gonad dideterminasikan secara makroskopik visual di laboratorium dengan melihat karakteristik gonad yang mengacu pada tingkat kematangan gonad ikan belanak Mugil dussumieri yang dikemukakan oleh Effendie and Subardja 1977 in Effendie 1997. Pengamatan tingkat kematangan gonad hanya dilakukan secara terpisah terhadap ikan contoh jantan dan betina seperti yang terdapat pada Tabel 1.

f. Pengamatan dan Perhitungan Fekunditas

Perhitungan fekunditas dilakukan dengan menggunakan metode gabungan grafimetrik dan volometrik Effendi, 1979. Gonad yang pakai adalah gonad ikan TKG IV. Adapun langka-langka sebagai berikut: Telur contoh dari tiap gonad diambil dengan cara mengangkat seluruh gonadnya dari dalam perut ikan yang telah diawetkan. Telur contoh tersebut ditimbang kemudian diencerkan dengan air 10 cc dan diaduk secara merata kemudian diambil 1 cc untuk dihitung jumlah telurnya.