Pertumbuhan Populasi Ikan Dolosi biru C.caerulaurea di Perairan Kepulaun Guraici

101 yang terjadi di perairan Kepulauan Guraici berdasarkan hasil pengamatan relative kecil. Menurut Sukiman et al., 2002, pertumbuhan ikan di suatu perairan banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan antara lain jumlah makanan yang di makan, jumlah ikan di suatu perairan tersebut, jenis makanan yang dimakan, kondisi oseanografi perairan suhu, oksigen dan lain-lain dan kondisi ikan umur, keterunan dan genetik. Csirke 1988 in Merta 1992, megatakan bahwa perbedaan nilai parameter pertumbuhan L  K dari spesies ikan yang sama pada lokasi yang berbeda di pengaruhi oleh faktor lingkungan masing-masing perairan seperti ketersediaan makanan, suhu perairan, oksigen terlarut, ukuran ikan, kematangan gonad. Sedangkan menurut Widodo 1988 kecenderungan ketidaktepatan nilai parameter pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh komposisi ikan contoh yang dianalisis dari pada cara atau metode yang digunakan. Secara umum ikan dolosi biru di perairan Kepulauan Guraici baik jantan maupun betina memperlihatkan bahwa kecepatan pada awal pertumbuhan tinggi kemudian mulai berkurang pada ukuran ikan sedang atau diperkirahkan pada fase remaja dan akan melambat pada fase dewasa sampai mencapai ukuran maksimum.

5.4 Pola Hubungan Penambahan Baru Rekrutmen dan Pemijahan

Penambahan baru ikan dolosi biru masuk kedaerah penangkapan terjadi sepanjang tahun, dimana puncak penambahan baru terjadi di bulan Agustus dan Oktober. Rekrut pada bulan Agustus diduga berasal dari pemijahan bulan April dan rekrut pada bulan Oktober diduga berasal dari pemijahan bulan Juni. Sebagaimana pada bulan April dan Bulan Juni adalah paling banyak di temukan ikan yang matang Gonad Gambar 57. Hal ini dibuktikan dengan pergeseran modus panjang ikan dolosi di Perairan Kepulauan Guaraici yang terjadi 2-4 bulan kemudian hilang atau tertangkap jaring muroami. Rekrut di bulan Mei bergeser sampai bulan juli, kemudian muncul modus ukuran baru di bulan Agustus bergeser sampai ke bulan November kemudian tinggal sedikit di bulan Desember kemudian hilang atau tertangkap. Di bulan Desember selain tersisi modus ukuran dari bulan Agustus muncul pula modus ukuran baru, kemudian bergeser sampai bulan Februari. Pada bulan yang sama Februari muncul modus baru dan bergeser sampai bulan April kemudian hilang atau tertangkap Gambar 58. 102 Biologi reproduksi caesionidae telah diteliti hanya pada beberapa spesies mereka memiliki waktu kematangan yang awal dan fekunditas yang tinggi. Mereka memiliki musim pemijahan yang panjang, namun puncak recruitment terjadi satu atau dua kali dalam satu tahun. Prilaku pemijahan telah dilaporkan pada Caesio teres Bell and Colin, 1985 dan Pterocaseio digramma Thresher, 1984 in Carpenter 1988 Caesionidae memijah pada kelompok yang besar disekitar bulan penuh purnama. Mereka melakukan migrasi ke daerah terumbu karang pada saat gelap atau hari senja dan mulai memijah selama air surut. Pada Caesio teres bertelur, pada periodik pasang surut pada kedalaman kurang lebih 1 m dari permukaan. Selama pemijahan mereka tetap berada dekat dengan permukaan dan subgroup dalam massa keramaian yang pesat di mana gamet jantan dilepaskan. Mereka selanjutnya turun dan kemudian naik kembali ke permukaan untuk pemijahan lanjutan. Hal ini berulang beberapa kali dalam periode waktu 10-15 menit Carpenter, 1988. Selanjutnya Jabbar 2008, menyatakan bahwa pemijahan ikan ekor kuning Caesio cuning terjadi di sekitar perairan terumbu karang dan terjadi sepanjang tahun Waktu bulan Gambar 57 Pola Hubungan pemijahan dan penambahan baru ikan dolosi biru di Perairan Kepulauan Guraici 50 100 150 200 Mai Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Fr e ku e n si TKG Waktu Sampling TKG III TKG IV P rop ors i 103 Nilai tengah panjang total mm Gambar 58 Sebaran frekuensi ukuran panjang ikan dolosi biru Caesio caerulaurea pada waktu pengamatan bulan 200 Mei 200 Jun 200 Jul 200 Agu 200 Sep 200 Okt 200 Nov 100 Des 500 Jan 200 Feb 200 Mar 200 171 184 197 210 223 236 249 262 275 288 301 314 327 Apr F r e k u e n s i 104

5.5 Mortalitas Ikan Dolosi biru di Perairan Kepulauan Guraici

Secara umum kontribusi mortalitas ikan dolosi biru C. caerulaurea di Perairan Kepulauan Guraici sebabkan oleh kematian akibat penangkapan, kematian alami lebih kecil dibanding mortalitas akibat penagkapan. Besar kecil nilai mortalitas alami dipengaruhi oleh seberapa besar kematian yang disebabkan oleh penangkapan dan mati akibat kondisi lingkungan dan genetika suatu populasi atau stok mortalitas alami. Kematian alami M umumnya dipengaruhi oleh faktor lingkungan kondisi fisik-kimia perairan, predator, makanan dan genetika mati karena mencapai umur maksimum. Kematian alami ikan dolosi biru di Perairan Kepulauan Guraici disemua lokasi stasiun penelitian lebih kecil dibandingkan mati akibat penangkapan, terkeculai pada stasiun 2 P.Talimau, mortalitas alami sangat besar dibandingkan mati akibat penangkapan. Dari nilai mortalitas alami kecil menunjukan bahwa di perairan kepulauan Guraici kondisi perairan relatif masi baik dan tidak terganggu, baik akibat pencemaran limba domestik, industri maupun pencemaran lainnya, sedangkan mortalitas alami yang tinggi yang terjadi di stasiun 2 P. Talimau disebabkan oleh kerusakan karang, akibat penangkapan dengan menggunakan bahan peledak bom, dan pengambilan batu karang untuk pembuatan rumah penduduk sehingga kualitas karang menjadi menurun berakibat daya dukung perairan menjadi kecil. Nilai kematian alami yang kecil memberikan gambaran bahwa di Perairan Kepulauan Guraici terjadi eksploitasi ikan secara terus menerus dan cukup tinggi. Kondisi ini di buktikan dengan laju eksploitasi yang terjadi sekarang sudah melebihi eksploitasi optimum, baik eksploitasi secara umum maupun di bedakan berdasarkan stasiun penelitian. Selain itu pula, dapat dibuktikan dengan ukuran ikan maksimal yang tertangkap selama penelitian 327 mm 32.7 cm tidak mencapai ukuran maksimum dari ikan dolosi biru yaitu 350 mm 35 cm menurut Carpenter 1988. Koefisien kematian akibat penangkapan F dari penelitian ini adalah sebesar 0.87tahun. Koefisien kematian dari suatu populasi atau stok ikan disuatu perairan dipengaruhi oleh intensitas penangkapan dan jumlah dan ukuran alat tangkap yang digunakan. Semakin besar jumlah alat tangkap, ukuran alat tangkap ukuran mata jaring, trip penangkapan dan intensitas penangkapan maka semakin besar nilai koefisien kematian akibat penangkapan yang diperoleh. Hal ini dibuktikan bahwa kematian ikan akibat penangkapan di perairan Kepulauan Guraici di katagorikan cukup