40
and Pauly 2001. Kebalikan Inverse dari pendekatan dengan program software FISAT II, dalam bentuk pola rekrutmen.
Pola rekrutmen didapat dari proyeksi ke belakang ke dalam sumbu panjang dari data frekuensi panjang yang telah diatur. Pemecahannya sebagai berikut:
1. Data frekuensi setelah dibagi dengan perubahan waktu, diproyeksikan ke dalam sumbu waktu FISAT II
2. Penyajian terakhir dari masing-masing bulan adalah terlepas dari tahun hasil penyesuaian frekuensi yang telah diproyeksi pada masing-masing bulan.
3. mengurangkan frekuensi masing-masing bulan terhadap frekuensi bulan terendah sehingga mendapatkan nilai 0 nol, yang menunjukkan rekrutmen
berada pada posisi paling rendah. 4. Hasil rekrutmen relatif bulanan adalah presentase rekrutmen tahunan.
Dari poin 3 dan 4 dapat dicatat bahwa nilai bulanan dari setiap bulan pada suatu tahun dapat di duga bila t
o
diketahui Gayanilo and Pauly 2001. Lebih sederhana lagi dengan cara memasukkan nilai L
, K, dan t melalui program
FISAT II maka dapat digambarkan pola rekrutmen.
3.5.14 Pendugaan Status Eksploitasi laju eksploitasi
Untuk menduga status eksploitasi tingkat pemanfaatan stok dapat diduga dengan rumus Jones 1984; Gulland 1971 in Pauly 1983 dengan bantuan
program FISAT II.
Jika E= 0,5 menunjukkan nisbah pemanfaatan optimal E
opt
. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa hasil berimbang adalah optimal bila F = M
Gulland 1971 in Pauly 1983.
3.5.15 Pengkajian Stok Model Analitik Hasil per Penambahan Baru Relatif YR’
Model Hasil per Penambahan baru YR dari Beverton and Holt 1966 pada prinsipnya adalah suatu “model keadaan tetap” yaitu suatu model yang
menggambarkan keadaan dari stok dan hasil tangkapannya dalam suatu situasi
dimana pola penangkapannya sama untuk suatu waktu yang cukup panjang dimana semua pelintas telah mengalaminya sejak direkrut Merta dan Nurhakim
41
2001. Asumsi-asumsi yang mendasari model YR Beverton and Holt 1966 in Sparre and Venema 1999 adalah :
1 Rekrutmen adalah konstan. 2 Semua ikan dari satu kohort ditetaskan pada waktu yang sama.
3 Rekrutmen d an seleksi adalah “mata pisau”.
4 Mortalitas alami dan penangkapan adalah konstan dari saat masuk ke dalam fase eksploitasi.
5 Terjadi percampuran secara sempurna dalam stok. 6 Hubungan panjang dan beratnya mempunyai pangkat 3, yaitu
atau pertumbuhannya isometrik.
Selanjutnya dijelaskan bahwa disamping asumsi tersebut di atas, maka sejarah hidup dari suatu kohort diasumsikan sebagai berikut :
1 Pada umur t
r
semua ikan yang termasuk dalam suatu kohort tertentu rekrut ke dalam daerah penangkapan dalam
waktu yang sama : “rekrut mata pisau”. 2 Dari umur t
r
sampai t
c
umur pertama kali tertangkap tidak mengalami mortalitas penangkapan. diasumsikan bahwa semua ikan yang berumur t
r
dan t
c
lolos melalui mata jaring jika mereka masuk ke dalam alat. Maka selama periode tersebut mereka hanya mengalami mortalitas alami M, yang
diasumsikan konstan selama rentang dari kohort. 3 Pada umur t
c
, kohort diasumsikan langsung mengalami mortalitas penangkapan F penuh, dan diasumsikan konstan selama sisa hidup dari
kohort tersebut. Bentuk sigmoid dari kurva seleksi alat tangkap mendekati “seleksi mata pisau”. Hasil tangkapan dari kohort oleh karenanya diasumsikan
nol sampai kohort mencapai umur t
c.
Secara matematik model hasil per penambahan baru YR terdiri atas persamaan yang menyatakan hasil dari suatu kelas ukuran atau umur ikan atau
populasi tunggal, sebagai fungsi parameter pertumbuhan dan kematian :
Y = yield, Ft = laju kematian penangkapan pada waktu t, Nt = banyaknya ikan pada waktu t, Wt = bobot ikan pada waktu t.
Memasukan persamaan pertumbuhan von Bertalanffy ke dalam persamaan hasil dari Beverton and Holt 1957, persamaan menjadi :
∑