54
Berdasarkan ikan matang gonad yang diperoleh pada periode waktu dan tempat, maka dapat diduga bahwa semua lokasi stasiun sampling adalah
tempat pemijahan ikan C. caerulaurea. Kemudian diduga puncak pemijahan ikan C. caerulaurea terjadi di bulan April dan Juni.
Gambar 13 Ikan C. caerulaurea betina matang gonad berdasarkan waktu bulan pengamatan di Perairan Kepulauan Guraici
4.5 Indeks Kematangan Gonad
Hasil perhitungan IKG disajikan pada Gambar 14. Nilai indeks kematangan gonad IKG terbesar terjadi pada bulan April yaitu sebesar 1.81,
disusul bulan Juni 1.55. Apabila dilihat berdasarkan nilai IKG, maupun induk matang gonad TKG 4 maka waktu puncak pemijahan tertinggi terjadi pada
bulan April dan Juni
Gambar 14 Fluktuasi IKG pada ikan matang gonad di Perairan Kepulauan Guraici Mei 2010 sampai April 2011
4.6 Fekunditas
Fekunditas adalah jumlah telur masak sebelum dikeluarkan pada saat ikan memijah Effendie 1997. Umumnya ikan teleostei perairan laut memiliki
90 97
95 26
47 114
33 92
123 67
102 150
19 53
25 9
22 10
13 41
75 50
100 150
200
Mei Jun
Jul Agu
Sep Okt
Nov Des
Jan Feb
Mar Apr
F re
ku e
n si
TKG
Waktu Sampling
TKG 3 TKG 4
0.00 0.50
1.00 1.50
2.00
Mei Jun
Jul Agu
Sep Okt
Nov Des
Jan Feb
Mar Apr
IKG
Bulan Sampling
55
tingkat fekunditas tinggi. Ikan dolosi biru C. caerulaurea betina di perairan Kepulauan Guraici pada TKG 4 memiliki kisaran 15.706-86.965 butir telur
setiap satu induk betina. Nilai fekunditas yang tinggi pada ikan dolosi biru berarti ikan ini memiliki potensi reproduksi yang sangat besar, sehingga
berpengaruh pada tingginya kesedian stok dan rekruitmen. Hubungan fekunditas dengan panjang total ikan dolosi biru di sajikan pada Gambar 15.
Gambar 15 Hubungan panjang total dan fekunditas ikan dolosi biru Caesio caerulaurea pada ikan matang gonad TKG 4
Hubungan fekunditas dengan panjang total menghasilkan nilai koofisien detreminasi R
2
sebesar 0,475. Kondisi ini menunjukkan 47,5 fekunditas ikan dolosi biru Caesio caerulaurea dapat dijelaskan oleh panjang total ikan.
Dengan nilai koefisien korelasi r sebesar 0,689 yang berarti hubungan panjang total dan fekunditas ikan dolosi biru cukup erat yaitu apabila
penambahan panjang ikan matang gonad diikuti dengan penambahan jumlah telur dalam gonad.
4.7 Ukuran Rata-rata Pertama Kali Matang Gonad
Analisis ukuran pertama kali ikan betina matang gonad diduga dengan menggunakan kurva hasil tangkapan konversi panjang Pauly,1984. Dengan
memplotkan peluang penangkapan tiap-tiap kelompok ukuran panjang ikan matang gonad, maka akan diperoleh kurva seleksi penangkapan L
m50
adalah panjang ikan matang gonad yang berpeluang tertangkap 50 Gambar 16.
Untuk mengetahui ukuran pertama kali matang gonad secara umum di perairan Kepulauan Guraici menggunakan data total ikan dolosi biru C. caerulaurea
betina matang gonad TKG 3 dan 4. Sedangkan untuk ikan betina matang
F = 643.036 +1318 R² = 0.475
r = 0.689 N = 267
20000 40000
60000 80000
100000
50 100
150 200
250 300
350
F e
ku n
d itas
b u
ti r
Panjang Total mm
56
gonad di setiap stasiun menggunakan data ikan matang gonad TKG 3 dan 4 per stasiun masing-masing.
Ukuran Ikan dolosi biru C. caerulaurea betina pertama kali matang gonad secara umum di perairan Kepulauan Guraici maupun dibedakan
berdasarkan lokasi stasiun penelitian di sajikan pada Tabel 7. Tabel 7 Ukuran panjang total ikan betina pertama kali matang gonad L
m50
secara umum maupun berdasarkan lokasi penelitian stasiun
50 Ukuran ikan pertama kali matang gonad
L
m50
Secara umum perairan Kepulauan Guarici St. 1 Perairan Gunange
St. 2 Perairan Talimau St. 3 Perairan Laigoma
St. 4 Perairan Siko St. 5 Perairan Gafi
241.30 mm 245.58 mm
246.38 mm 244.31 mm
244.77 mm 245.23 mm
a b
c d
e f
Gambar 16 Ukuran panjang total rata-rata ikan dolosi biru C.caerulaurea betina pertama kali matang gonad secara umum di Perairan
Kepulauan Guraici a, Stasiun 1 b, Stasiun 2 c, Stasiun 3 d, Stasiun 4 e dan Stasiun 5 f
57
4.8 Hubungan Panjang Berat Ikan Dolosi biru Caesio caerulaurea
Pola pertumbuhan ikan dapat diketahui dengan melihat hubungan panjang total mm dan berat total g, selanjutnya berdasarkan hubungan
panjang-berat ikan tersebut diperoleh nilai b. nilai b adalah indikator pertumbuhan yang menggambarkan kecenderungan pertambahan panjang dan
berat ikan. Nilai yang diperoleh dari perhitungan panjang dan berat adalah informasi mengenai dugaan berat dari panjang ikan atau sebaliknya,
keterangan tentang ikan mengenai pertumbuhan, kemontokan serta perubahan dari lingkungan Effendie, 1997. Kleanthidis et al. 1999 dalam ilmu perikanan
hubungan panjang berat penting untuk menduga berat hanya data panjang yang tersedia dan sebagai indeks kondisi ikan.
4.8.1 Panjang Berat Ikan Dolosi biru Caesio caerulaurea Secara Umum
Hasil perhitungan secara umum hubungan antara panjang dan bobot ikan dolosi biru C. caerulaurea dapat dilihat pada Tabel 8 dan Gambar 17. Hasil
analisis menghasilkan nilai b = 3,007, kemudian dilanjutkan analisis uji t terhadap nilai b diperoleh nilai t hitung t tabel, sehingga pola pertumbuhan
ikan C. caerulaurea adalah isometrik yang berarti pertambahan ukuran berat sama dengan pertambahan satuan panjang. Nilai koofisien korelasi r yang
diperoleh mendekati +1, yaitu sebesar 0,975. Nilai koofisien korelasi r mendekati +1 atau -1, maka hubungan antara dua peubah panjang dan berat
tubuh sangat kuat dan dapat dikatakan terdapat korelasi yang sangat kuat antara panjang dan berat ikan. Nilai koofisien determinasi R
2
sebesar 0.951, yang berarti nilai panjang total tubuh ikan dapat menentukan nilai berat tubuh
sebesar 95.1, atau dengan kata lain berat tubuh ikan C. caerulaurea dapat ditentukan oleh panjang total tubuh ikan C. caerulaurea sebesar 95.1.
Gambar 17 Hubungan panjang berat total jantan betina ikan dolosi biru Caesio caerulaurea
W = 1E-05L3.007 R² = 0.951
N = 5661 100
200 300
400 500
600
50 100
150 200
250 300
350
B e
rat g
r
Panjang total mm