110
Produksi ikan dolosi biru pada stasiun 4 P. Siko kondisi laju eksploitasi sekarang 0.71tahun, penangkapan F = 33 tripbulan, ukuran relatif ikan
pertama kali tertangkap muroami C = 0.77 Lc=261.5 menghasilkan tangkapan sebesar 13.123,12 kgtahun. F
MSY
terjadi pada upaya 35 tripbulan,0.90tahun menghasilkan MSY relatif sebesar 13.965, 62 kgtahun.
Gambar 63 Grafik hasil tangkapan per penambahan baru relatif maksimum MSY dengan laju eksploitasi pada ukuran tangkapan pada stasiun
4 perairan Siko Kepulauan Guraici
Produksi ikan dolosi biru pada stasiun 5 P. Gafi kondisi laju eksploitasi sekarang 0.59tahun, penangkapan F = 33 tripbulan, ukuran relatif ikan
pertama kali tertangkap muroami C = 0.76 Lc=252.62 menghasilkan tangkapan sebesar 9.872,20 kgtahun. F
MSY
terjadi pada upaya 39 tripbulan, 0.90tahun menghasilkan MSY relatif sebesar 11.557, 38 kgtahun
Gambar 64 Grafik hasil tangkapan per penambahan baru relatif maksimum MSY dengan laju eksploitasi pada ukuran tangkapan pada stasiun
5 perairan Gafi Kepulauan Guraici
111
5.9 Strategi Pengelolaan Ikan Dolosi biru Caesio caerulaurea Di Perairan Kepulauan Guraici
Prinsip dasar upaya pengelolaan adalah bahwa pemanfaatan sumberdaya harus didasarkan pada sistim dan kapasitas daya dukung carrying capacity
alamiahnya. Besar kecil hasil tangkapan ikan tergantung pada jumlah stok alami yang tersedia di perairan dan kemampuan alamiah dari habitat untuk
penghasilkan biomassa ikan. Upaya pengelolaan diawali oleh pengkajian stok, agar potonsi stok alaminya dapat diketahui. King 1997 mengatakan bahwa
konsep pengelolaan sumberdaya perikanan adalah keterkaitan antara pengkajian stok, tujuan, strategi dan pengaturan pengelolaan perikanan. Penentuan strategi
pengelolaan diawali dengan pengkajian stok sumberdaya yang hendak dikelola. Pada saat yang sama juga dilakukan pemantauan terhadap upaya tangkap,
terutama memantau apakah sudah terjadi penangkapan yang berlebihan atau belum, kalau belum bagaimana pengaturan penangkapan. Namun permasalahan
yang dihadapi pemerintah dalam mengelola perikanan pantai dan laut adalah bagaimana harus mengupayakan peningkatan taraf hidup nelayan sementara
tetap memelihara kelangsungan hidup habitat dan populasi ikan sebagai sumberdaya perairan sekaligus menyediakan lahan bagi kehidupan atau
matapencaharian nelayan. Di satu sisi dihadapkan pada masalah sosio-ekonomi yang bersumber pada pendapatan yang rendah, dan ketiadaan alternatif
lapangan kerja. Di sisi lain berhadapan dengan masalah ekologi dan biologi yang bersumber pada tingkah laku masyarakat pemanfaat sumber daya ikan yang
seringkali melakukan praktek penangkapan yang berlebihan dan pemakaian bahan dan alat tangkap yang merusak lingkungan, yang mungkin saja hal ini
terjadi sebagai akibat tekanan sosio-ekonomi yang disebutkan sebelumnya, yang akhirnya akan mengancam rusaknya habitat dan sumber daya ikan itu sendiri.
Penangkapan atau eksploitasi sumberdaya ikan yang tidak bertanggung jawab berdampak negatif terhadap sumberdaya lingkungan dan ikan itu sendiri.
Apabila kegiatan ini berlanjut terus menerus, maka berakibat pada menurunya kemampuan reproduksi ikan. Penurunan kemampuan reproduksi ikan bahkan
kegagalan bereproduksi akibat adanya tekanan dari luar, diantaranya efek dari penangkapan, yang dapat mengakibatkan penurunan populasi ikan secara
cepat, dan mengakibatkan kerusakan kemampuan bereproduksi secara bertahap pada populasi.
112
Eksploitasi suatu sumberdaya perikanan yang berlebihan menyebabkan terjadinya lebih tangkap. Lebih tangkap dapat berupa lebih tangkap pertumbuhan
growth overfishing dan lebih tangkap rekrutmen recruitment overfishing Pauly, 1980. Lebih tangkap pertumbuhan dapat terjadi karena ikan-ikan muda
yang masuk kedalam perikanan tertangkap sebelum mencapai ukuran yang boleh ditangkap sedangkan lebih tangkap rekrutmen terjadi karena penangkapan
besar-besaran terhadap ikan dewasa baik yang matang gonad maupun yang tidak matang gonad, sehingga makin lama makin berkurang jumlahnya.
Akibatnya satu ketika tidak cukup induk-induk ikan yang tersedia untuk menghasilkan ikan-ikan muda dalam mempertahankan dirinya. Terlepas dari
kematian akibat penangkapan kematian ikan juga sebabkan oleh mati alami yang tidak di amati dalam penelitian ini. Namun dilihat dari nilai mortalitas alami yang
di peroleh baik secara umum maupun di pisahkan berdasarkan stasiun penelitian terlihat semakin kecil nilai MK, maka semakin besar YR’ relatif yang diperoleh
atau dengan kata lain apabila di alam kematian ikan yang disebabkan oleh mati
alami semakin kecil maka hasil tangkapan per rekrut semakin besar. Untuk mempertahankan kelestarian sumber daya perikanan, maka
diperlukan pengelolaan eksploitasi yang didasarkan pada sifat-sifat biologi dan ekologinya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas terlebih dahulu
diketahui informasi biologi reproduksi, dinamika stok dan potensi pembentukan biomassastok ikan dolosi biru Caesio caerulaurea.
Stok ikan dolosi di perairan perairan kepulauan Guraici terbentuk dari hasil pertumbuhan G dan rekrutmen R. Pertumbuhan ikan C. Caerulaurea di
perairan Guraici secara umum maupun berdasarkan stasiun memiliki pola pertumbuhan yang sama, pola pertumbuhan menggambarkan pertambahan
barat tubuh ikan C. caerulaurea seimbang atau setiap pertambahan satuan panjang ikan C. Caerulaurea, diikuti dengan penambahan satuan berat tubuh.
Semakin tinggi laju pertumbuhan individu atau populasi disuatu perairan maka semakin besar rekrutmen yang terjadi. Stok ikan akan berkurang oleh kematian
alami M dan kematian akibat penangkapan F. Kematian alami akan semakin tinggi bila laju pertumbuhan individu atau populasi semakin lambat. Sedangkan
kematian akibat penangkapan di pengaruhi oleh laju eksploitasi dan ukuran ikan yang tertangkap.
Kondisi pertumbuhan dan stok ikan di Perairan Guraici secara umum maupun berdasarkan lokasi sampling stasiun, permasalahan dan strategi
113
pengelolaan yang di tawarkan disajikan dalam bentuk matriks yang di sajikan pada Tabel 25.
Tabel 25 Kondisi stok ikan dolosi biru di Perairan Kepulauan Guraici
Lokasi parameter
Nilai yang terjadi sekarang
Masalah Strategi
Perairan Kepulauan
Guraici 1. Pola pertumbuhan
2. Pertumbuhan - L
∞
- K - t
3. L
m50
4. C L
c50
5. pergesaran modus Kelompok ukuran
6. Mortalitas - Total Z
- Alami M - Penangkapan F
7. MK
8. YR’ 9. Eksploitasi E
10 BR’ 3.007 Isometrik
343.35 mm 0.59
-0.1459 241.30 mm
0.72 247.83 mm 2-4 bulan
1.51tahun 0.64tahun
0.87tahun 1.08
0.0820 0.58tahun
28 1. indikasi terjadi
Lebih tangkap optimum. namun
belum mencapai hasil tangkapan
per rekrut relatif
maksimumYR’
ma ks
= 0.0880 ,pada C=0.72 L
c
=247.83mm, E = 0.80tahun
Tetap mempertahankan laju eksploitasi dan
ukuran ikan rata-rata relatif pertama kali
tertangkap muroami C sekarang dengan
catatan tidak menambah unit armada
dan alat tangkap.
Stasiun 1 Gunange
1. Pola pertumbuhan 2. pertumbuhan
- L
∞
- K - t
3. L
m50
4. C L
c50
5. pergesaran modus Ukuran
6. Mortalitas - Total Z
- Alami M - Penangkapan F
7. MK
8. YR’ 9. Eksploitasi E
10. BR’ 3.015 Isometrik
342.30 mm 0.69
-0.1196 245.58 mm
0.72247.63 mm 2-4
1.84tahun 0.71tahun
1.13 1.03
0.0880 0.61tahun
28 1. Terjadi Lebih
tangka optimum, namun belum
mencapai tangkapan
maksimum
YR’
maks
=0.0940, pada c = 0.72, E =
0.80tahun Tetap mempertahankan
laju eksploitasi E dan ukuran ikan rata-rata
relatif pertama kali tertangkap muroami C
sekarang dengan catatan tidak menambah
Unit armada dan alat tangkap.
St.Stasiun 2 TaTalimau
1. Pola pertumbuhan 2. pertumbuhan
- L
∞
- K - t
3. L
m50
4. C L
c50
5. pergesaran modus Ukuran
6. Mortalitas - Total Z
- Alami M - Penangkapan F
7. MK
8. YR’ 9.Eksploitasi E
10. BR’ 3.049 Isometrik
340.58 mm 0.44
-0.0910 246.38 mm
0.70 238.5 mm 2-4 bulan
0.78 0.53
0.25 1.20
0.0440 0.32tahun
60 1. Belum mencapai
tangkapan optimu m
YR’
0pt
= 0.064 pada c = 0.70,E=
0.50tahun 1. Lebih dari 50
ikan yang tertangkap belum
matang gonad 3. Pertumbuhan ikan
lambat untuk mencapai panjang
maksimum 1. Pembatasan antara
daerah panangkapan dan daerah perairan
karang dangkal yang diduga daerah
pemijahan yang jelas
2 .Upaya rehabilitasi terumbu karang,
dengan cara penghentian
pengambilan batu karang dan
pengadaan karang buatan.
t.3 Laigoma 1. Pola pertumbuhan
2. pertumbuhan - L
∞
- K - t
3. L
m50
4. C L
c50
3.097 Isometrik 329.49 mm
0.69 -0.1208
244.31 mm 0.80 263.62
1. Sudah terjadi lebih tangkap
optimum, namun belum mencapai
tangkapan maksimumYR’
ma
1. Tetap mempertahankan laju
eksploitasi E dan ukuran ikan rata-rata
relatif pertama kali tertangkap muroami
114
5. pergesaran modus Ukuran
6. Mortalitas - Total
- Alami - Penangkapan
7. MK
8. YR’ 9. Eksploitasi E
10. BR’ 2-4 bulan
2.26 0.72
1.54 1.04
0.0920 0.68tahun
22
ks
= 0.0990 pada c = 0.80, E
= 0.90tahun C sekarang dengan
catatan tidak menambah unit
armada dan alat tangkap
St. 4 Siko 1. Pola pertumbuhan
2. pertumbuhan - L
∞
- K - t
3. L
m50
4. C L
c50
5. pergesaran modus Ukuran
6. Mortalitas - Total
- Alami - Penangkapan
7. MK
8. YR’ 9.Eksploitasi E
10. BR’ 2.951 Isometrik
340.63 mm 0.98
-0.0832 244.77 mm
0.77 261.52 mm 2-4 bulan
3.05 0.90
2.16 0.92
0.1090 0.71
22 1. Sudah lebih
tangkap, optimum, namun
belum mencapai tangkapan
maksimum
YR’
maks
= 0.116 pada c = 0.77, E =
0.90tahun 1. Tetap
mempertahankan laju eksploitasi E dan
ukuran ikan rata-rata relatif pertama kali
tertangkap muroami C sekarang dengan
catatan tidak menambah unit
armada dan alat tangkap
St. 5 Gafi 1. Pola pertumbuhan
2. pertumbuhan - L
∞
- K - t
3. L
m50
4. C L
c50
5. pergesaran modus Ukuran
6. Mortalitas - Total
- Alami - Penangkapan
7. MK
8. YR’ 9.Eksploitasi E
10.BR’ 3.031 Isometrik
333.96 0.64
-0.1302 245.23 mm
0.76 252.62 2-4 bulan
1.68 0.68
1.00 1.06
0.0820 0.59tahun
31 1. Sudah lebih
tangka optimum,,
namun belum mencapai
tangkapan maksimum
YR’
maks
= 0.096, pada c =
0.76 L
c
=252.62, E = 0.90tahun
1 Mempertahankan laju eksploitasi E dan
ukuran ikan rata-rata relatif pertama kali
tertangkap muroami C sekarang dengan
catatan tidak menambah unit
armada dan alat tangkap
Berdasarkan kondisi stok, status perikanan ikan dolosi biru yang terjadi sekarang maka diperlukan tindakan pengelolaan dengan cara pendekatan
strategi pengelolaan sebagai berikut:
1. Pengaturan Ukuran Ikan yang Boleh Ditangkap
Variabel yang dapat dikendalikan oleh pemangku kepentingan adalah ukuran ikan yang boleh ditangkap selain laju eksploitasi atau jumlah trip
tangkap. Pengaturan ukuran ikan tangkapan pada prinsipnya adalah pengaturan ukuran mata jaring. Kondisi penangkapan ikan dolosi biru di perairan Kepulauan
Guraici sangat intensif, berada pada kondisi pisau bermata dua knife-edge recruitment fishery, setiap ikan yang masuk ke wilayah perikanan langsung
tertangkap t
c
= t
r
. Berdasarkan simulasi YR’ nilai MSY relatif dicapai pada ukuran ikan relatif pertama kali tertangkap yang terjadi sekarang pada laju