Rekrutmen Strategi pengelolaan ikan dolosi biru (caesio caerulaurea) di perairan kepulauan guraici Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara

26 pada suatu saat tidak akan cukup induk-induk ikan yang tersedia untuk menghasilkan ikan-ikan muda untuk mempertahankan dirinya. Rekrutmen dalam hubungannya dengan besarnya stok dan kondisi lingkungan merupakan hal yang sulit, tetapi penting bagi pengelola perikanan. Sebagai penambahan tahunan ke suatu stok, rekrutmen merupakan dasar kesinambungan suatu populasi dan dasar hasil di masa yang akan datang. Kegagalan dari banyak perikanan penting di dunia telah disebabkan oleh kegagalan rekrutmen seperti ikan sardin di Jepang merosot dari 1,5 juta tontahun sampai tidak ada hasil sama sekali, hilangnya jenis kima besar giant clams di daerah Pasifik, anchovy di Peru Ahmad 2000.

2.13 Eksploitasi

Pendugaan tingkat eksploitasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pertama dengan data penangkapan dan kelimpahan, yang kedua dengan data penandaan ”tagging”. Pendugaan laju eksploitasi tersebut membutuhkan data mengenai laju mortalitas alami dan penangkapan Gulland 1973 in Aziz 1989. Informasi mengenai laju eksploitasi berguna dalam manajemen perikanan karena dengan data tersebut seseorang dapat mengatur laju eksploitasi dan menduga pengaruh penangkapan terhadap stok perikanan.

2.14 Penangkapan Ikan Dolosi Caesio

Jenis alat tangkap yang digunakan oleh nelayan di Perairan Kepulauan Guraici dalam pengusahaan ikan dolosi Caesio adalah muroami dan jaring insang. Hasil tangkapan jaring muroami terdiri dari bermacam-macam jenis ikan seperti jenis Caesio caerulaurea, C. cunning, synonim C. erythrogaster; C. lunaris, C. teres; C. xanthonota dan C. striata. Selain itu ditemukan Pterocaesio tile dari genus Pterocaesio dan beberapa ikan campuran. Ikan dolosi biru dan ekor kuning merupakan spesis target penangkapan dengan menggunakan muroami. Jaring ini dikenal oleh nelayan kepulauan Guraici dan umumnya nelayan Maluku utara dengan sebutan soma kalase. Muroami berasal dari bahasa Jepang yang terdiri dari kata “muro” dan “ami” ami artinya jaring, sedangkan muro adalah sebangsa ikan Carangidae. Muroami termasuk kelompok alat tangkap dengan penggiring drive-in-net yang dalam 27 pengoperasiannya melakukan “penggiringan” atau “penghalauan” ikan-ikan yang akan ditangkap agar masuk jaring yang telah dipasang terlebih dahulu. Jaring ini termasuk tipe trap net. Pada awalnya muroami diartikan untuk menangkap ikan- ikan karang, namun perkembangan terakhir hanya dikhususkan untuk menangkap ikan dolosi Caesio saja. Muroami di Kepulauan Guraici di perkenalkan oleh nelayan Hiri sekitar tahun sembilan puluhan. Jaring muroami memiliki beberapa komponen, yaitu : 1. Jaring Jaring terdiri dari dua bagian yaitu kantong dan sayapkaki. Jaring bagian kantong dan sayap terbuat dari bahan poly etelen PE. Ukuran jarring muroami berukuran panjang kantong sekitar 25 meter lebar 9 meter tinggi 15 meter, ukuran mata jaring bagian kantong 0,75 inch 1.9 cm Panjang sayap bagian dalam dan bagian luar berbeda, panjang sayap bagian luar 75 meter sedangkan bagian dalam 45 meter. Tinggi sayap bagian dalam dan luar yaitu 15 meter dengan besar mata jaring 2 inci. Gambar 4 Jaring Muroami dan Operasi penangkapan Sumber: Carpenter 1988 2. Pelampung Pemberat dan Tali Serei Agar mulut jaring terbuka mata jaring dilengkapi dengan pelampung dan pemberat dan dilengkapi dengan tali serei yang gunanya menarik jaring sewaktu operasi penangkapan