Kombinasi Simulasi 4, 5 dan 8 Kombinasi Simulasi 6, 7 dan 8

7.3.11. Kombinasi Simulasi 4, 5 dan 8

Kombinasi simulasi Penyesuaian UMP, UMI, UMJ, dan UMR dengan diatas rata-rata tingkat inflasi 2007-2010 sebesar 8 persen, Penurunan kekuatan serikat buruh TKFP 90 persen, TKFI 1.5 persen, dan TKF 2,5 persen, dan Peningkatan pengeluaran infrastruktur 40 persen memperlihatkan dampak positif pada penurunan tingkat pengangguran, tingkat inflasi, dan penawaran agregat seperti pada Tabel 46. Pengangguran TK berpendidikan rendah menurun 0.02 persen menjadi 3.85 persen, berpendidikan menengah menurun 0.735 persen menjadi 3.17 persen, berpendidikan tinggi menurun 0.17 persen menjadi 2.22 persen. Tingkat pengangguran total menurun 0.92 persen menjadi 9.24 persen. Penurunan tingkat pengangguran total disebabkan peningkatan kesempatan kerja total yang meningkat 0.44 persen mencapai 450 ribu orang TK per tahun. Peningkatan kesempatan kerja tertinggi pada sektor industri yang mencapai 3.55 persen mencapai 489 ribu orang TK per tahun. Nilai investasi sektoral dan total diramalkan mengalami penurunan. Hal tersebut disebabkan peningkatan penawaran agregat belum mampu menstimulasi peningkatan investasi. Dalam model penelitian ini, peningkatan nilai investasi lebih repon terhadap penurunan faktor resiko ketidapastian di pasar tenaga kerja. Kombinasi simulasi ini berdampak positif pada penurunan tingkat inflasi dan penawaran agregat. Dampak positif terlihat pada terjadinya penurunan inflasi nasional 2.26 persen atau mencapai 4.38 persen. Penurunan tingkat inflasi disebabkan peningkatan penawaran agregat meningkat 0.63 persen atau meningkat 2.74 triliun rupiah per tahun. Tabel 46

7.3.12. Kombinasi Simulasi 6, 7 dan 8

Kombinasi simulasi penurunan jumlah kasus pemogokan dan unjuk rasa 50 persen, penurunan suku bunga 6 persen, dan peningkatan pengeluaran infrastruktur 40 persen memperlihatkan dampak positif pada tingkat pengangguran, tingkat inflasi nilai investasi dan penawaran agregat seperti pada Tabel 47. Tingkat pengangguran TK berpendidikan rendah diramalkan menurun 0.04 persen menjadi 3.83 persen, berpendidikan menengah menurun 0.07 persen menjadi 3.83 persen, berpendidikan tinggi menurun 0.03 persen menjadi 2.35 persen. Tingkat pengangguran total diramalkan menurun 0.15 persen menjadi 10.01 persen. Tingkat pengangguran diramalkan didominasi angkatan kerja berpendidikan rendah dan menengah. Nilai investasi total diramalkan meningkat 4.14 persen atau meningkat 5.2 trilliun rupiah per tahun. Prosentase peningkatan nilai investasi sektor pertanian paling tinggi yang mencapai 19.77 persen tetapi secara nominal hanya mencapai 508 milyar rupiah. Sementara secara prosentase sektor industri hanya meningkat 7.94 persen tetapi dengan nilai investasi paling tinggi yang mencapai 4.5 triliun rupiah. Tingkat inflasi nasional menurun 0.02 persen yang disebabkan oleh peningkatan nilai produksi secara agregat. Penawaran agregat meningkat 0.75 persen yang dapat menurunkan indeks harga umum. Sementara permintaan agregat juga meningkat 1.49 persen yang dapat meningkatkan indeks harga umum. Keseimbangan makro pada akhirnya kembali pada indeks harga umum yang lebih rendah dibandingkan nilai dasar. Tabel 47

7.4. Rangkuman Dampak Simulasi Kebijakan Terhadap Tingkat Pengangguran dan Perekonomian