Berdasarkan kriteria tersebut model yang dibangun mempunyai daya ramal cukup valid untuk melakukan simulasi historis dan simulasi peramalan.
Mempertimbangkan bahwa
nilai riil upah pekerja berpengaruh
terhadap kemampuan pekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup, studi ini melakukan beberapa simulasi kebijakan upah minimum yang berkaitan
dengan tingkat inflasi. Selanjutnya juga dilakukan simulasi dampak lanjutan dari permasalahan upah yang menyebabkan semakin rumitnya permasalahan
hubungan industrial di era otda. 7.2. Evaluasi Alternatif Simulasi Kebijakan Periode Historis Tahun
2001-2004
7.2.1. Upah Minimum Tetap Msing-masing Sebesar Nilai Tahun 2000
Simulasi 1 menggambarkan jika sejak tahun 2001 tidak ada penyesuaian terhadap nilai upah minimum. Artinya nilai upah minimum tahun 2001-2004 tetap
sebesar nilai upah minimum riil tahun 2000 nilai upah minimum diriilkan dengan GDP deflator tahun dasar 1990 yaitu upah minimum sektor pertanian 9985
rupiah per tahun, industri 14732 rupiah per tahun, jasa 14852 rupiah per tahun, dan upah minimum rata-rata 6837 rupiah per tahun. Simulasi ini ingin melihat
bagaimana arti penting kebijakan upah minimum yang selama era otda lalu tetap diterapkan pemerintah. Diilhami dari pepatah ”you will never appreciate health
until you are sick” , simulasi ini dapat memperlihatkan dampak tidak adanya
penyesuaian nilai upah minimum setiap tahun terhadap perekonomian Indonesia di era otda seperti pada Tabel 25. Melihat dari sisi kepentingan, simulasi ini lebih
mempertimbangkan kepentingan perusahaan dan pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan investasi.
Tabel 25
Hasil simulasi 1 secara umum memperlihatkan dampak positif terhadap tingkat pengangguran total, inflasi dan penawaran agregat seperti pada Tabel 25.
Tingkat pengangguran total berkurang 0.23 persen menurun menjadi 9.23 persen. Berdasarkan tingkat pendidikan terjadi penurunan paling besar pada
pengangguran TK berpendidikan menengah yang mencapai 0.21 persen menurun menjadi 2.95 persen.
Yang menarik dan merupakan temuan dalam penelitian ini adalah simulasi 1 justru berdampak pada peningkatan tingkat pengangguran berpendidikan
rendah. Pemerintah melakukan penyesuaian terhadap nilai Upah Minimum Pertanian UMP yang setiap tahun meningkat secara nominal. Tetapi nilai riil
UMP diriilkan dengan GDP deflator tahun dasar 1990 memperlihatkan penurunan sejak tahun 1997-2004 seperti pada Gambar 13.
0.00 5000.00
10000.00 15000.00
20000.00 25000.00
30000.00
1997 1998
1999 2000
2001 2002
2003 2004
Tahun U
p a
h M
inimu m R
iil R
p .t
a hun
UMJ UMP
UMR UMI
Gambar 13. Perkembangan Upah Minimum Sektoral Riil Tahun Dasar 1990 di Era Otda
Sumber: depnakertrans, 2007 diolah.
Kecenderungan penurunan nilai upah minimum riil juga dialami oleh sektor industri dan jasa serta UMR. Di masa krisis ekonomi tahun 1997-1998
terjadi penurunan nilai upah minimum untuk seluruh sektor dan UMR seperti pada Gambar 12. Setelah krisis ekonomi nilai upah minimum riil kembali
meningkat tetapi tidak demikian halnya untuk sektor pertanian. Kecenderungan nilai UMP yang menurun menyebabkan simulasi penyesuaian nilai upah
minimum sampai tahun 2000 menyebabkan nilai rata-rata UMP yang lebih tinggi dibandingkan pada simulasi dasar 2001-2004. Dampak selanjutnya
menyebabkan upah rata-rata sektor pertanian meningkat dan kesempatan kerja berdasarkan pendidikan dan sektor memperlihatkan hanya pada tenaga kerja
berpendidikan rendah dan di sektor pertanian yang menurun. Dampak selanjutnya adalah hanya tingkat pengangguran berpendidikan rendah yang justru meningkat.
Simulasi 1 dapat membuka peluang bagi perusahaan untuk semakin mengeksploitasi buruh dengan cara membayar pekerja pada upah yang semakin
rendah dibandingkan dengan produktifitas pekerja. Simulasi 1 berdampak positif terhadap penurunan tingkat inflasi 0.50 persen turun menjadi 5.74 persen dan
peningkatan penawaran agregat 1.37 persen. Peningkatan nilai penawaran agregat disebabkan oleh meningkatnya nilai investasi dan kesempatan kerja sektoral.
Investasi total dapat meningkat 46.13 persen bertambah 44.4 triliun rupiah. Kesempatan kerja total dapat meningkat 0.14 persen bertambah 135 ribu orang.
Secara umum simulasi 1 menghasilkan penurunan tingkat pengangguran total, tingkat suku bunga dan tingkat inflasi yang relatif
stabil. Kuat dugaan membaiknya indikator ekonomi makro tersebut akan direspon oleh pekerja secara fisik dan emosional yang dapat terwujud dalam
bentuk maraknya kasus pemogokan dan unjuk rasa. Oleh organisasi buruh dunia ILO fenomena tersebut disebabkan stres pekerja.
7.2.2. Kenaikan Upah Minimum Masing-masing Sebesar 1 Persen